Maguire-Stones, Titik Balik Duet Palang Pintu Mahal Tiga Singa

Sebelumnya sempat tenggelam dan dianggap pecundang

Inggris menjejak final Piala Eropa pertamanya sepanjang sejarah. Kemenangan 2-1 atas Denmark pada semi final di Wembley, Kamis (8/7/2021) dini hari mengantar pasukan Gareth Southgate ke final.

Inggris lolos ke final dengan statistik memukau. Tiga Singa menjadi tim dengan pertahanan terkuat dengan baru kebobolan satu gol.

Pertahanan kuat ini pun tak lepas dari peran dua bek sentral Inggris, Harry Maguire dan John Stones. Dua orang yang sempat jadi pesakitan.

Stones sempat absen dua tahun membela Three Lions

Maguire-Stones, Titik Balik Duet Palang Pintu Mahal Tiga SingaJohn Stones. (skysports.com)

Bicara soal John Stones, siapa sangka, dia punya peran sentral untuk perjalanan Inggris ke babak final dan hanya kebobolan satu gol. Itupun lewat bola mati. Stones menjadi pemain yang selalu tampil 90 menit dari enam laga, kecuali lawan Ceko 79 menit.

Dari statistik Squawka, Stones sampai saat ini memenangkan 15 duel udara atau 55,5 persen sukses. Dia hanya kalah dari Maguire. Dia juga membuat 14 sapuan, dan 4 intersepsi serta 6 blok. Stones juga membuat 6 tekel sukses sejauh ini.

Meski usianya baru menyentuh 27 tahun, palang pintu Manchester City itu sudah mengoleksi 54 caps bersama timnas Inggris.  Gak heran dia sampai dipuji legenda Inter, Ivan Cordoba.

“Di Inggris, saya sangat menyukai John Stones dari Man City asuhan Pep Guardiola – bek yang sangat kuat,” katanya. “Dia adalah bek yang lengkap dalam segala hal yang dia lakukan. Saya pikir dia adalah salah satu yang terbaik di dunia," kata Cordoba dilansir Squawka.

Padahal, siapa sangka Stones sudah lama tak bermain bersama Inggris. Dia absen 2 tahun sejak November 2019. Berstatus bek termahal dunia pada 2016 dengan transfer 47 juta pounds saat dibeli Manchester City dari Everton, Stones memang nyaris tenggelam karena performanya merosot.

Bersinar di musim perdana dengan tampil di 41 laga dan mempersembahkan gelar juara Liga Inggris, musim-musim selanjutnya menjadi buruk bagi Stones. Dia kerap dilanda cedera dan mulai kehilangan tempat di tim utama.

Bahkan musim 2019/2020, Stones hanya tampil 24 kali. Itupun kebanyakan dari bangku cadangan. Wajar jika Southgate sempat tak meliriknya.

Musim 2020/2021 jadi titik balik Stones

Maguire-Stones, Titik Balik Duet Palang Pintu Mahal Tiga SingaJohn Stones di Manchester City (skysports.com)

Pep Guardiola lalu merekrut Ruben Dias untuk menduetkannya dengan Laporte. Perekrutan itu diyakini semakin memojokkan Stones.

Dias malah menjadi duet maut bagi Stones di Manchester City. Cederanya Laporte memberi kesempatan bagi Stones untuk bangkit. Dia sempat berada di bench selama enam dari 8 laga awal. Sampai akhirnya saat Manchester City menang 5-0 atas Burnley, Stones tampil 90 menit dan berlanjut ke laga-laga berikutnya. Total di semua ajang, Stones tampil 35 laga dengan cetak 5 gol.

Southgate pun kembali melirik Stones. Sampai akhirnya di tiga laga terakhir kualifikasi, Stones kembali dipanggil timnas.

"Saya sangat gugup pada saat itu. Saya telah bekerja begitu keras sejak awal musim, dan saya mendengar orang mulai berkata,'Anda layak berada di timnas'. Namun, saya tidak mau terpengaruh. Saya benar-benar menunggu hingga pengumumam resmi dan panggilan dari FA datang," ujar Stones seperti dilansir BBC Maret lalu.

 

Baca Juga: 5 Pemain Inggris yang Belum Dimainkan Southgate di Piala Eropa 2020

Maguire dipanggil ke Piala Eropa dalam kondisi cedera

Maguire-Stones, Titik Balik Duet Palang Pintu Mahal Tiga Singapotret Harry Maguire bersama Timnas Inggris(sportscliffs.com)

Bagaimana soal Maguire? Pemain kelahiran Sheffield 28 tahun silam ini juga sempat diragukan. Namanya bahkan nyaris tak ada di ajang ini. Maguire cedera jelang pentas empat tahunan benua biru itu. Namun Southgate bersikeras tetap membawa kapten Manchester United itu bersama Jordan Henderson yang juga cedera. Keputusan itu menuai banjir kritik.

Termasuk dari mantan bek MU dan timnas Inggris, Rio Ferdinand. “Inggris membutuhkan bek tengah lagi. Ini memberi tahu saya, bahwa dia (Southgate) akan memainkan tiga bek. Harry Maguire bahkan tidak fit, saya tidak akan memilih Maguire. Anda tidak bugar, Anda tidak akan bugar selama berabad-abad, itu tidak masuk akal,” kata Ferdinand, dikutip dari Daily Mail, Rabu (2/6/2021)

Hasilnya Maguire memang baru bisa tampil di laga ketiga penyisihan grup menghadapi Republik Ceko. Dua laga sebelumnya Southgate menurunkan Tyrone Mings untuk mendampingi John Stones. Tapi Southgate memang jeli. Keputusannya itu
berbuah hasil.

Maguire menjadi benteng kokoh yang sulit ditembus bersama John Stones. Dibantu duo full back Trippier dan Luke Shaw. Termasuk oleh Jerman sekalipun. Der Panzer tak berkutik dan harus angkat koper.

Saat menghadapi Ukraina di Olimpico, Maguire melanjutkan ketangguhannya. Bahkan tak sekadar menjaga pertahanan, mantan bek Hull City dan Leicester itu bahkan turut mencetak satu dari empat gol kemenangan St George Cross.

 

Maguire juga sempat bermasalah di dalam dan luar lapangan

Maguire-Stones, Titik Balik Duet Palang Pintu Mahal Tiga SingaHarry Maguire (bleacherreport.com)

Sebelum Piala Eropa, sama seperti Stones, Maguire juga sempat tenggelam. Berstatus bek termahal dunia pada 2019 saat dibeli Manchester United dari Leicester dengan harga 80 juta pounds, hari-hari Maguire terasa berat di Setan Merah.

Maguire dianggap tak layak dengan bandrol bek termahal karena pertahanan MU yang masih rapuh. Dia juga akrab dengan blunder. Puncaknya kartu merah yang didapatnya turut andil membuat Setan Merah dibantai Tottenham Hotspurs 1-6 di Old Trafford.

Selain itu perilaku Maguire di luar lapangan juga disorot. Dia bahkan sempat nyaris mengakhiri karier lebih cepat karena menyerang polisi di Yunani. Maguire divonis bersalah dan hukumannya di tunda dalam 21 bulan 10 hari.

Namun perlahan Maguire menyadari kesalahannya dan bangkit. Ole Gunnar Solkjaer tetap memberikannya kepercayaan turun sebagai bek utama dan kapten MU. Begitupun Southgate di timnas.

"“Dia mendapat dukungan kami dan saya tahu klubnya akan sama. Kami memiliki kepercayaan penuh padanya. Dalam periode ini, Anda belajar banyak tentang diri sendiri," ujar Gareth Southgate di BBC.

Mantan gelandang timnas Inggris, Frank Lampard juga memuji kebangkitan Maguire.

“Selalu ada pemain kunci yang, ketika mereka berada di sana, tim terlihat berbeda. Dari saat dia melangkah kembali ke tim ini, itu terlihat berbeda.” ujar Lampard.

Membayar mahal kepercayaan Solskjaer dan Southgate

Maguire-Stones, Titik Balik Duet Palang Pintu Mahal Tiga Singathetimes.co.uk

Dan kepercayaan itu dibayar mahal Maguire dengan performa apik. Dari catatan Squawka, sejak tampil di empat laga, Inggris baru kebobolan satu gol dan Maguire menjadi pemain yang paling banyak memenangkan duel udara dengan 17 kali dan persentase 85 persen. Dia juga membuat 8 intersepsi dan 14 sapuan dengan 3 tekel sukses.

Bahkan saat kontra Denmark, Maguire menjadi kunci setelah 13 kali memenangi duel perebutan bola. Inggris pun ke final pertamanya dalam 55 tahun dan final Piala Eropa pertamanya sepanjang sejarah.

Kini Maguire dan Stones hanya selangkah lagi mengukir sejarah sebagai bek-bek Inggris legendaris jika berhasil memboyong Piala Eropa. Bukan Rio Ferdinand, Tony Adams, ataupun John Terry bek-bek yang bisa menorehkan tinta emas bagi Inggris. Tapi Maguire dan Stones yang sebelumnya kerap disematkan sebagai pecundang. Kini mereka From hero to zero.

Baca Juga: Merebak Konspirasi Jadikan Inggris Juara Piala Eropa 2020

Topik:

  • Doni Hermawan

Berita Terkini Lainnya