5 Fakta Soal Ponirin Meka, Legenda Kiper PSMS dan Timnas

Medan, IDN Times- Ponirin Meka adalah salah satu pemain terbaik yang pernah dimiliki PSMS sepanjang masa. Itu dibuktikan dengan goresan tinta emas prestasinya di klub dan tim nasional. Namun kini Ponirin sudah menghadapi Allah SWT di usianya 66 tahun.
Berikut beberapa fakta yang perlu kamu tahu soal sosok Ponirin Meka yang dirangkum IDN Times dari berbagai sumber, termasuk pemerhati sepak bola, Indra Effendi Rangkuti.
1. Dari klub anggota PSMS hingga gabung tim senior
Ponirin lahir di Deli Serdang, 2 Februari 1956. PSSD, menjadi klub amatir pertama yang diperkuatnya. Itu adalah klub anggota PSDS Deli Serdang. Saat itu Ponirin berusia 20 tahun.
Dari situlah Ponirin kemudian memperkuat PSDS yang berlaga di Divisi 1. Dari situ Ponirin bergabung dengan klub anggota PSMS, PS Kinantan, Medan Putra hingga Medan Utara yang berlaga di kompetisi antar klub.
2. Debut di PSMS tahun 1982
Dari kompetisi antar klub, PSMS mencium bakatnya. Tahun 1982, Ponirin diajak bergabung dengan PSMS.
Debutnya dimulai di Fatahillah Cup 1982 saat semi final menghadapi Persija. Ponirin menggantikan kiper senior Taufik Lubis, abang dari Ansyari Lubis.
Ponirin sukses membuat pemain timnas di Persija seperti Ristomoyo dan Budi Tanoto mati kutu. PSMS dibawanya ke final hingga kemudian juara.
Baca Juga: [BREAKING] Ponirin Meka, Legenda Kiper Timnas dan PSMS Meninggal Dunia
3. Dua kali bawa PSMS juara Perserikatan 1983 dan 1985
Ponirin lalu jadi sosok tak tergantikan di bawah mistar. Hingga akhirnya PSMS dibawanya berlaga di final perserikatan 1983. PSMS menghadapi Persib Bandung. PSMS akhirnya menjadi juara setelah menang adu penalti 3-2. Ponirin sukses membendung tendangan penalti Giantoro, Wolter Sulu dan Adjat Sudrajat.
Dua tahun berselang PSMS datang lagi ke final dengan rival yang sama si Maung. Lagi-lagi Ponirin menjadi musuh yang menjengkelkan bagi Persib dengan kemampuannya menepis penalti. PSMS menang penalti 2-1 setelah selama waktu normal bermain imbang 2-2.
Kali ini Adjat Sudrajat mampu menjebol gawang Ponirin. Tapi eksekusi Iwan Sunarya, Robby Darwis Dede hingga Adeng Hudaya dibendungnya.
4. Prestasi di timnas
Tentu saja Ponirin kemudian dipercaya mengawal gawang tim nasional berkat keberhasilannya itu. Debutnya di timnas dimulai di Merdeka Games 1984.
Dua tahun kemudian Ponirin di bawah mistar Indonesia di ajang Asian Games 1986, Seoul. Indonesia lolos semi final namun kalah dari Korea Selatan.
Tapi setahun kemudian Ponirin berhasil membawa timnas meraih emas SEA Games 1987 setelah mengalahkan Malaysia 1-0 lewat gol Ribut Waidi.
5. Menjauh dari sepak bola dan beternak
Ponirin sejak pensiun tak seperti mantan-mantan PSMS lainnya yang masih aktif di Kebun Bunga. Ia memilih menjauh dari sepak bola. Dia memilih beternak lele hingga sapi.
Baca Juga: [BREAKING] Ponirin Meka Sempat Berpesan Ingin Lihat Kebangkitan PSMS