Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Disanksi 4 Laga Tanpa Penonton, Persiraja Ajukan Banding ke PSSI

Persiraja Banda Aceh. (Dokumentasi MO Persiraja Banda Aceh untuk IDN Times)
Persiraja Banda Aceh. (Dokumentasi MO Persiraja Banda Aceh untuk IDN Times)

Banda Aceh, IDN Times - Manajemen Persiraja Banda Aceh merasa keberatan dengan sejumlah sanksi yang dijatuhkan Komisi Disiplin (Komdis) Persatuan Sepak Bola Indonesia (PSSI) kepada Laskar Rencong.

“Di antara yang terberat adalah sanksi hukuman empat laga tanpa penonton,” kata Sekretaris Umum Persiraja Banda Aceh, Rahmat Djailani, Rabu (23/10/2024).

1. Manajemen bakal melakukan banding

Persiraja Banda Aceh. (Dokumentasi MO Persiraja Banda Aceh untuk IDN Times)
Persiraja Banda Aceh. (Dokumentasi MO Persiraja Banda Aceh untuk IDN Times)

Rahmat mengatakan pihaknya sudah menerima surat keputusan hasil sidang Komdis PSSI pada Jumat (18/10/2024). Manajemen Persiraja dikatakannya sudah mengajukan banding ke Komdis PSSI, Sabtu (19/10/2024).

“Benar kita sudah terima surat dari Komdis PSSI. Sudah kita pelajari semuanya dan atas arahan Presiden Nazaruddin Dek Gam, kita langsung ajukan banding sehari setelahnya,” ujar Rahmat.

2. Keberatan dengan fakta dan pertimbangan yang disampaikan Komdis PSSI

Persiraja Banda Aceh melawan Sriwijaya FC, di Stadion Harapan Bangsa, Kota Banda Aceh. (IDN Times/Muhammad Saifullah)
Persiraja Banda Aceh melawan Sriwijaya FC, di Stadion Harapan Bangsa, Kota Banda Aceh. (IDN Times/Muhammad Saifullah)

Dia menyampaikan manajemen Persiraja menyatakan keberatan atas fakta dan pertimbangan yang disampaikan Komdis PSSI dalam surat keputusan hasil sidang. Ia mengaku berdasarkan bukti, tidak ada satupun pelemparan terhadap perangkat pertandingan yang dilakukan oleh penonton atau suporter.

“Justru steward bekerja sangat baik dalam melakukan perlindungan terhadap perangkat pertandingan. Pelemparan yang dimaksudkan tidak dapat dibuktikan karena hal tersebut tidak terjadi,” jelas Rahmat.

Lebih jauh, protes berlebihan yang dilakukan official Persiraja adalah akibat akumulasi kekecewaan terhadap kepemimpinan wasit yang tidak adil dan tidak sesuai dengan Law of The Game.

“Seandainya kesalahan dilakukan sekali atau dua kali, mungkin masih dianggap sebagai kesalahan manusiawi, akan tetapi kesalahan ini dilakukan berulang-ulang sepanjang babak pertama dan tim Persiraja Banda Aceh sangat dirugikan,” imbuhnya.

Meski demikian, Rahmat menyebut fakta-fakta di atas tentu tidak menjadikan alasan pembenaran untuk melakukan protes berlebihan terhadap wasit. Di sisi lain, panitia pelaksana juga sudah menjalankan seluruh tahapan pengamanan sesuai dengan SOP yang ditetapkan PT Liga Indonesia Baru (LIB).

3. Manajemen dan panpel pertandingan memohon untuk mengurangi sanksi

Skuad Persiraja Banda Aceh di Liga 2 musim 2024-2025. (IDN Times/Muhammad Saifullah)
Skuad Persiraja Banda Aceh di Liga 2 musim 2024-2025. (IDN Times/Muhammad Saifullah)

Sementara itu, manajemen dan panitia pelaksana pertandingan Persiraja memohon kepada Komite Banding PSSI agar dapat mengurangi hukuman yang diberikan kepada Laskar Rencong.

Tentunya dengan pertimbangan tidak ada keterlibatan suporter maupun penonton dalam melakukan aksi protes kepada perangkat pertandingan.

“Aksi protes hanya dilakukan oleh official Persiraja dan terdaftar sebagai official resmi di PT LIB,” kata Sekretaris Umum Persiraja Banda Aceh itu.

4. Sekilas terkait sanksi yang dijatuhkan kepada Persiraja

Stadioan Harapan Bangsa, kandang Persiraja Banda Aceh selama Liga 2 musim 2024-2025. (Dokumentasi Persiraja.id)
Stadioan Harapan Bangsa, kandang Persiraja Banda Aceh selama Liga 2 musim 2024-2025. (Dokumentasi Persiraja.id)

Komdis PSSI menjatuhkan sejumlah sanksi kepada Persiraja Banda Aceh pascalaga menghadapi PSPS Pekanbaru di Stadion Harapan Bangsa, Kota Banda Aceh, pada Minggu (13/10/2024)

Hasil Sidang Komite Disiplin PSSI pada 17 Oktober 2024 yang dikutip dari situs www.pssi.org, sanksi diberikan kepada pemain, ofisial tim, dan panitia pelaksana pertandingan.

Gelandang Persiraja Banda Aceh, Dadang Apridianto, dikenakan hukuman berupa sanksi larangan bermain selama enam bulan dan denda Rp 25 juta karena dinilai melakukan pelanggaran berupa memukul wajah perangkat pertandingan.

Ofisial Persiraja Banda Aceh, Hamdani dikenakan skors larangan berpartisipasi dalam pertandingan selama 12 bulan dan denda Rp 25 juta usai dinyatakan melakukan pelanggaran karena menarik, memukul, dan mencekik perangkat pertandingan.

Ofisial Persiraja Banda Aceh, Iswahyudi, dinilai melanggar aturan usai memancing kebencian dan kekerasan terhadap perangkat pertandingan. Ia dihukum sanksi skors larangan berpartisipasi dalam pertandingan selama 12 bulan dan denda Rp 37,5 juta.

Terakhir, panitia pelaksana pertandingan Persiraja Banda Aceh dikenakan sanksi larangan menyelenggarakan laga dengan penonton sebanyak empat pertandingan saat menjadi tuan rumah dan denda Rp 10 juta.

Jenis pelanggaran yang dilakukan yakni gagal menjalankan tanggung jawab menjaga ketertiban dan keamanan yang menyebabkan terganggunya keamanan serta kenyamanan perangkat pertandingan yaitu terjadi penyerangan dan penganiayaan terhadap perangkat pertandingan serta terjadi pelemparan air minuman kemasan yang dilakukan oleh penonton Persiraja Aceh.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Doni Hermawan
Muhammad Saifullah
Doni Hermawan
EditorDoni Hermawan
Follow Us