Dihukum 2 Penalti, PSMS Soroti Wasit dan VAR

- Penerapan VAR masih membingungkan, terutama soal rules-nya. Kejadian gol penalti kedua menimbulkan kontroversi karena pertandingan sudah lanjut sebelum wasit mereview lagi soal VAR.
- Mental pemain PSMS turun setelah keputusan VAR mengenai insiden handball. Bek PSMS berharap wasit diperbaiki kinerjanya dan harapannya agar keputusan wasit tidak memutus hasil perjuangan tim.
- PSMS sudah empat kali gagal menang di kandangnya. Meskipun menciptakan beberapa peluang, PSMS kalah 0-2 dari Garudayaksa FC dan ini menjadi kekalahan keempat di kandang.
Medan, IDN Times- Kekalahan PSMS Medan dari Garudayaksa FC 0-2 di Stadion Utama Sumatra Utara, Jumat (31/10/2025) meninggalkan luka. Hukuman 2 penalti membuat PSMS tak bisa berbuat banyak pada laga kendang terakhirnya di putaran 1 itu.
PSMS pun menyoroti keputusan wasit di laga ini yang dianggap kontroversial. Pada laga itu wasit mendapat hujatan dan harus dikawal dari lemparan penonton. Bahkan ada penonton yang masuk dan mencoba mengejar wasit.
Asisten Pelatih PSMS Welliansyah mengakui penalti yang diberikan meruntuhkan mental skuatnya. Hal itu membuat pemain sulit bangkit. "Saya mungkin tidak banyak mengkomentarlah, semua kita tahu sebabnya. Pertama kita anak-anak sudah bermain sangat baik. Tapi kondisi saat kita kejadian penalti tadi sedikit agak drop Semoga kita akan tetap melakukan evaluasi, jalan masih panjang, dan kita akan ke FC Bekasi,” ucapnya.
1. Penerapan VAR masih membingungkan

Penerapan VAR masih membingungkan. Apalagi soal rules-nya. Seperti kejadian gol penalti kedua, saat pemain asing Garudayaksa Seong Ryu jatuh di kotak penalti, pertandingan sudah lanjut beberapa menit sebelum wasit mereview lagi soal VAR.
“Masalah VAR inilah kita tak tahu. Aturannya klub kita pelajari, Kalau realnya harus dilihat, karena kasus gol kita ke-2 itu sudah berjalan beberapa menit baru di-review," ucapnya.
2. Mental pemain sempat runtuh

Sementara bek PSMS Erwin Gutawa mengaku keputusan VAR mengenai insiden handball membuat mental para pemain sempat turun di tengah laga.
“Harapannya mudah-mudahan wasit ke depannya diperbaiki kinerjanya. Mengenai tadi yang handball, kalau memang wasit menyatakan handball betul-betul, ya datang ke VAR, datang. Tapi wasit tidak, dia cuma menunggu jawaban. Nah, itu yang bikin kami kecewa,” ujar Erwin.
Dia berharap hal ini tak terulang lagi ke depan. Apalagi pemain sudah bekerja keras.
“Mudah-mudahan ke depannya jangan terulang seperti ini. Kami sudah memberikan segalanya di lapangan, tapi keputusan wasit justru yang memutuskan hasil kami,” tambahnya.
3. PSMS sudah empat kali gagal menang di kandang

Pada laga itu laga awalnya berjalan ketat. PSMS menciptakan beberapa peluang. Garudayaksa mengambil inisiatif menyerang dan berhasil memecah kebuntuan saat menit ke-24 melalui eksekusi penalti oleh Everton, setelah dianggap terjadi pelanggaran di kotak terlarang.PSMS mencoba membalas namun tidak mampu menembus rapatnya pertahanan tim tamu hingga babak pertama usai.
Di babak kedua, PSMS sempat menunjukkan peningkatan tempo, namun Garudayaksa kembali memanfaatkan momen penalti di menit ke-75 yang dieksekusi oleh Ryu Seung-Woo dan memastikan kemenangan 2-0 untuk tim tamu.
Ini menjadi kali keempat PSMS gagal menang di kandangnya. Dua berakhir imbang dan dua berakhir kekalahan.










