PJSI Sumut: Siapapun Boleh Ketua KONI Sumut, tapi Jangan Tabrak Aturan

Medan, IDN Times- Pengprov Persatuan Judo Seluruh Indonesia (PJSI) Sumatra Utara kembali bersuara soal perjalanan menuju Musyawarah Olahraga Provinsi (Musorprov) Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Sumatra Utara. Dia berharap Musorprov yang beragendakan pemilihan ketua umum KONI Sumut 2025-2029 itu berjalan dalam nilai sportivitas.
Muhammad Arief Fadhillah tak mau pemilihan ketua KONI Sumut periode 2025-2025 tak membuahkan hasil untuk masa depan olahraga Sumatera Utara. Apalagi di PON 2028 yang dipastikan akan memiliki perjuangan tingkat tinggi untuk mempertahankan torehan lima besar di klasemen akhir.
"Jumlah medali kita di PON 2028 pasti akan berkurang, karena sumber medali kita di PON 2024 tidak dipertandingkan. Jadi siapa pun nanti yang terpilih memimpin KONI Sumut akan punya beban berat. Dan saya justru salut buat calon yang berani maju mencalonkan diri dengan menerima beban PON 2028 ini," kata Arief Fadhillah.
Diketahui dua nama sudah mengembalikan formulir di Kantor KONI Sumut, Jumat (11/4/2025). Mereka adalah Hatunggal Siregar dan Parluatan Siregar.
1. Arief: Harus menjunjung hasil rakerda dengan sportif

Namun Arief menyayangkan tahapan menuju Musprov, dalam hal ini proses penjaringan dan penyaringan bakal calon ketua umum. Salah satunya tata cara dan persyaratan.
"Tapi gimana ya, tata cara dan persyaratan pemilihan ketua KONI Sumut aja acak-acakan. Kita semua harus sadar, jujur bahwa pemilihan ketua KONI Sumut ini soal masa depan olahraga Sumatra Utara. Seperti yang saya sampaikan sebelumnya, kita harus menjunjung hasil Rakerda di Desember lalu dengan sportif," kata Arief.
2. Sebagai pengurus olahraga sebaiknya tak menabrak aturan

Arief juga menjelaskan saat dirinya maju menjadi Ketua Umum PJSI Sumut dulu, tak ada aturan yang ditabrak. Sewajarnya ini juga dilakukan.
"Sedikit cerita soal dulu, dalam pemilihan saya kemarin tidak tabrak sana sini aturan. Nah yang terjadi menjelang Musprov ini sekarang adalah ada apa dengan Ketua KONI Sumut yang diduga seperti terkesan memaksakan pemenangan satu bakal calon. Nah ini memunculkan polemik yang membuat kedua bakal calon merasa tidak nyaman," ujar Arief Fadhillah.
3. Voters harus berani mengambil keputusan

Ia berharap para voters harus bijak, berani mengambil keputusan dengan melihat situasi yang berjalan saat ini.
"Karena maju atau tidaknya olahraga Sumut ini ada sama kita semua pemilik dukungan. Jangan iya-iya saja, justru mencederai sportifitas, padahal pengurus olahraga. Tak masalah siapa yang akhirnya memimpin KONI Sumut, asal jangan menabrak aturan. Karena Sumatera Utara harus kita jadikan masa depan," pungkasnya.