Bobby Pastikan Pemprov Sumut yang Tanggung Pajak Bonus PON 2024

Medan, IDN Times- Angin segar berhembus untuk para atlet dan pelatih Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI 2024. Keresahan soal bonus atlet dan pelatih akhirnya terjawab. Gubernur Sumatra Utara Muhammad Bobby Afif Nasution memastikan pemerintah provinsi Sumatra Utara akan menanggung pajak atlet hasil bonus PON XXI dan menambah jumlah bonus untuk atlet beregu.
Hal itu dikatakan Bobby saat seremoni serah terima bonus di Aula Raja Inal Siregar Kantor Gubernur Sumatra Utara, Selasa (25/3/2025).
"Kalau ada yang kurang pas saya mohon maaf. Karena target yang diberikan dengan bayangannya berbeda dengan jumlah dari PON Papua dan PON Aceh Sumut perolehan emasnya jauh berbeda. Kita belum pernah merasakan punya medali sebanyak itu. Tepuk tangan untuk atlet. Mungkin kami saat menghitung nya agak sedikit kaget. Kemarin saya dilaporkan untuk pencairan, untuk besarannya saya tidak monitor secara gamblang, karena hanya disampaikan kepada kami," kata Bobby dalam sambutannya.
1. Atlet curhat saat seremonial, kebijakan pun berubah

Diketahui bonus yang ditetapkan adalah untuk perorangan atlet PON 2024: emas Rp250 juta, perak Rp125 juta, dan peruinggu Rp75 juta. Namun pajak tahun ini ditanggung atlet. Sementara untuk pelatih ditetapkan emas Rp100 juta, perak Rp75 juta dan perunggu Rp50 juta. Itu belum dipotong pajak.
Saat Bobby menyampaikan sambutan, para atlet mulai riuh. Beberapa meneriakkan agar menaikkan bonus. Bobby kemudian menyuruh perwakilan atlet untuk naik ke pentas.
Atlet lempar cakram peraih emas Hardodi Sihombing kemudian maju ke atas menyampaikan unek-uneknya. Ia mengatakan para atlet telah berjuang, tapi mereka berharap pajak tak dibebankan ke mereka seperti PON-PON sebelumnya.
Selain Hardodi, seorang atlet drumband juga menyampaikan keluhannya soal bonus atlet beregu yang sangat kecil.
"Di PON 2016 Jawa Barat, Alhamdulillah saat itu bonus yang saya dapat 220 juta per orang. Saat itu satu emas dihargai Rp70 juta, perak Rp50 juta dan Rp30 juta untuk 1 perunggu. Di tahun ini beregu 11 orang. Mendapatkan Rp15 juta saja per orang. Kami perunggu 22 orang cuma 7,5 juta. Saya pribadi menyumbang 5 medali emas, hanya Rp90 juta. Kami butuh mengumpulkan 16 medali emas hanya untuk 1 medali emas di individu," kata atlet drumband Sumut tersebut.
Sementara Raja dari Kriket Sumutmengatakan dirinya yang meraih emas dari kriket hanya mendapatkan Rp10 juta per orang. Jauh berbeda dengan bonus individu.
"Saya berjanji sama orangtua lebaran mau ajak jalan-jalan ke Danau Toba. Kami cuma dapat Rp10 juta. Itu tak jauh beda dengan uang saku kami Rp8,7 juta," kata Raja.
2. Bobby kemudian penuhi permintaan atlet

Menjawab itu Bobby kemudian meminta Sekda, Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) dan Kadisora untuk berkoordinasi untuk membicarakan soal bonus.
"Ini akibatnya kalau tidak koordinasi dengan pimpinan. Laporkan semua. Mungkin pengetahuan kami dengan kondisi provinsi belum full. Tolong untuk perorangan pajanya kita yang tanggung. Baik perorangan dan beregu kita yang tanggung untuk PON dan Peparnas," kata Bobby yang disambut riuh tepuk tangan atlet. Mereka juga mengelu-elukan nama Bobby.
Sementara untuk beregu Bobby juga minta ditambah. Soalnya jumlahnya jauh dari yang perorangan. "Janganlah ada yang Rp7 juta. Yang kemarin diajukan itu Rp68 miliar penuhi saja. Pajaknya tolong ditanggung. Prioritas kan beregu. Ketua KONI dan ketua cabornya tolong diumumin ke atlet. Saya minta sebelum lebaran," bebernya.
Kepada wartawan Bobby menjelaskan jika memang belum bisa memenuhi penambahan bonus seperti yang dijanjikan sebelum PON lalu. Namun yang bisa dilakukan adalah menanggung pajak bonus tersebut.
"Sebenarnyakan tidak sesuai dengan yang disampaikan kemarin kan di atas PON Papua. 300 lebih. Mohon maaf belum bisa memenuhi keseluruhan, tapi mudah-mudahan bisa mengobati sedikit. Pajaknya kami yang tanggung, dan ada penambahan bonusnya untuk yang beregu," kata Bobby.
"Kurang lebih ada penambahan Rp10 miliar. Harapannya tetap semangat harus terus berprestasi. Dilatih terus dan saya pesankan ke KONI agar diperbanyak even olahraga, tingkat provinsi, kabupaten/kota," tambah menantu Jokowi itu.
3. Atlet dan KONI Sumut bersyukur pajak ditanggung dan ada penambahan

Menanggapi keputusan ini, atlet lempar cakram Sumut Hardodi Sihombing bersyukur. Doa dan harapan mereka terjawab.
"Sangat senang dan berterima kasih kepada Pak Bobby. Ketika tahu pajak atlet ditanggung penerima, beliau langsung menerima permintaan dan doa-doa kita di sini. Karena kalau dibebankan kepada atlet sangat berat, karena kalau bonus Rp250 juta, potongannya Rp31 juta. Itu sangat berat dan bukan angka yang sangat sedikit. Kami sebagai insan olahraga percaya Pak Bobby akan memajukan olahraga di Sumut," katanya.
Dodi mengatakan, dirinya bersama para atlet sudah berjuang sejak sepekan terakhir. Mereka bersyukur akhirnya mendapat happy ending.
"Dari kemarin ketika ada iming-iming atau desas-desus pajak ditanggung pemenang, saya orang pertama mengutarakan di KONI Sumut. Mungkin kami paham soal bonus naik karena tergantung APBD kita, tapi yang penting tolong pajaknya jangan ditanggung atlet atau penerima," tambahnya.
Sementara Ketua KONI Sumut John Ismadi Lubis mengatakan hal ini sangat positif untuk kemajuan olahraga Sumut. Dalam waktu beberapa hari ke depan, mereka akan coba menyelesaikan pekerjaan rumah soal penyesuaian dan penambahan bonus ini.
"Saya atas nama KONI apresiasi terhadap Gubernur Sumut yang merasakan keprihatinan para atlet. Dia juga mengatakan ke pemerintah dan saya juga selama dua hari diselesaikan. Yang pertama pajak ditanggung pemerintah, jadi yang sudah akan dikembalikan pajaknya. Hari ini akan coba diselesaikan dengan OPD," kata John.
Menurutnya sejak awal KONI Sumut sudah menganggarkan penambahan bonus. Namun pada akhirnya yang disetujui sama dengan PON Papua, di luar pajak.
"Panjang ceritanya, waktu kita ajukan pertama formulanya Rp350 juta, waktu itu target 100 emas. Pada PON berjalan kita dapat 79 emas. Pemprov kemudian minta bonus disamakan dengan Papua, kita samakanlah," kata John.
"Gak gampang menyusunnya. Apalagi ada beregu yang terdiri dari berbeda-beda. Peserta PON itu ada perorangan ganda, trio, enam, ada 11, 18 ada 22. Harus arif dan bijaksana menyusunnya. Memang tidak gampang. Dan harus menyesuaikan dengan kemampuan pemerintah. Jadi pajak ditanggung, satu emas sudah menyelamatkan Rp31,5 juta. Kekurangan di beregu akan disesuaikan hingga proporsional," pungkasnya.