TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Deforestasi Terus Terjadi, Kenapa Sih Kita Harus Menjaga Hutan? 

Bayangkan jika hutan kita musnah, gawat guys!

Hutan lindung di kawasan Liang Melas Datas, Karo, Sumatra Utara. (IDN Times/Prayugo Utomo)

Medan, IDN Times – Hutan di Indonesia masih terancam dengan deforestasi. Perambahan ilegal, peralihan fungsi lahan dan faktor lainnya masih menjadi ancaman serius bagi kawasan hutan.

Data teranyar, pemerintah mengklaim menurunkan deforestasi sebesar 75,03 persen pada periode 2019-2020. Angka deforestasi ditekan hingga 115,46 ribu hektar dari periode sebelumnya 456,46 ribu hektare. Data ini dirilis Direktorat Jenderal Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Ditjen PKTL KLHK).

Meski berhasil ditekan, laju deforestasi Indonesia masuk dalam 10 besar yang terbesar di dunia. Pada 2020 Indonesia bertengger di posisi keempat, diapit Bolivia dan Peru.

Brasil masih menjadi negara dengan laju pengurangan hutan primer terbesar di dunia pada 2020, yakni 1,7 juta ha. Setelahnya ada Republik Demokratik Kongo yang kehilangan hutan primer seluas 491 ribu ha.

Laju deforestasi masih terus terjadi. Lantas langkah apa yang bisa kita lakukan sebagai millennial? Sebelum ke sana, kita juga harus mengetahui alasan kita harus melindungi hutan.

1. Hutan adalah rumah bagi keanekaragaman hayati

Ilustrasi - Surya Manggala saat dilepasliarkan ke dalam kawasan TNKS, 7 Juni 2022. Surya adalah harimau yang lahir dan besar di dalam Sanctuary Harimau Barumun, Sumatra Utara. (Mirza Baihaqie for IDN Times)

Indonesia menjadi salah satu hutan tropis terbesar di dunia. Tingkat keanekaragaman hayatinya juga begitu tinggi.

Berbagai satwa eksotis seperti; orangutan, badak, gajah, sumatra menghuni hutan di Indonesia. Selain berbagai jenis tumbuhan yang hanya bisa ditemui di hutan Indonesia.

Menjaga hutan berarti melindungi spesies-spesies langka dan menjaga keberlanjutan ekosistem dari kepunahan.

2. Hutan menjadi benteng pencegah bencana

Ilustrasi banjir. ANTARA FOTO/Mohamad Hamzah

Daerah yang memiliki kerapatan hutan yang baik, pasti sangat jarang diterjang bencana. Baik banjir, erosi, tanah longsor dan lainnya.

Hutan menjadi benteng pertahanan bencana alam. Menjadi penahan alami akan terjadinya berbagai bencana.

Saat ini, bencana terus terjadi di beberapa daerah. Yang paling sering terjadi adalah banjir. Dugaan penyebabnya adalah penggundulan hutan di hulu.

Sudah terbayang kan jika hutan hilang?

Baca Juga: Terjerat Sling dan Dehidrasi, Harimau di Mandailing Natal Mati

3. Hutan menjadi pengendali iklim

Polisi hutan bersama masyarakat rutin melakukan patroli di kawasan Taman Nasional Batang Gadis (TNBG), Kabupaten Mandailinatal. Pelibatan masyarakat dalam perlindungan hutan dinilai cukup efektif untuk mengurangi tekanan terhadap kawasan hutan. (IDN Times/Prayugo Utomo)

Perubahan iklim menjadi wacana utama saat ini. Penyebabnya adalah laju deforestasi yang masih terjadi.

Hutan memiliki peran penting dalam pengendalian iklim global. Pohon-pohon yang ada di dalam hutan menyaring karbon dioksida (CO2) menjadi oksigen. Hal ini membantu mengurangi efek rumah kaca dan mengontrol suhu bumi.

Jika hutan dihancurkan atau ditebangi, jumlah CO2 dalam atmosfer akan meningkat, yang berdampak buruk pada perubahan iklim global.

4. Hutan menjadi bagian budaya suku asli Indonesia

Salah satu lokasi kerusakan hutan di Aceh Barat, Aceh karena tambang illegal seperti direkam menggunakan google earth pada Desember 2021. Kerusakan hutan memicu gajah keluar dari habitat untuk mencari pakan ke kawasan budidaya. (FJL Aceh)

Suku-suku asli di Indonesia memiliki kedekatan dengan hutan. Mereka mencari penghidupan dari hutan. Tentunya dibarengi dengan bebagai kearifan lokal menjaga kelestariannya.

Artinya, hutan memiliki nilai budaya yang tinggi bagi suku-suku asli di Indonesia. Hilangnya hutan artinya juga membuat hilangnya kebudayaan yang erat akan nilai-nilai tradisi hingga praktik spiritual bagi masyarakat adat.

Baca Juga: 5 Fakta Menarik Kagu, Hantu Hutan Misterius dari Kaledonia Baru

Berita Terkini Lainnya