TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

7 Upacara Adat Simalungun yang Masih Dilestarikan hingga Saat Ini

Suku simalungun merupakan salah satu suku batak terbesar

Instagram.com/@doraspyg

Medan, IDN Times - Masyarakat adat Simalungun masih melestarikan upaca adat sebagai simbol penghormatan kepada warisan neneng moyang.

Upaca adat Simalungun menyimpan banyak makna dan maksud yang dapat kita pelajari guna semakin memperluas pengetahuan terhadap warisan budaya.

Suku simalungun merupakan salah satu suku batak terbesar. Sehingga upacara-upacara adat Simalungun yang dilakukan selalu menyita perhatian para pengunjung domesitik maupun internasional.

Berikut IDN Times merangkum 7 upacara adat Simalungun yang sampai sekarang masih diperingati. Yuk simak!

Baca Juga: Ritual Maranggir, Lestarikan Budaya Simalungun di Bah Damanik

1. Paabingkon

Dok. IDN Times/Istimewa

Paabingkon pada mulanya adalah sebuah kebiasaan masyarakat Simalungun pada dahulu kala, yaitu cucu pertama yang tidak memiliki adik harus dipaabingkon kepada kakek atau neneknya sebagai tanda pertalian darah sah antara cucu pertama dengan kakek atau neneknya.

Hingga kini paabingkon menjadi upacara adat yang resmi pada budaya Simalungun yang selalu dilestarikan oleh orang di Simalungun. Mereka menganggap suku Simalungun merupakan suku yang sangat kuat yang disatukan oleh bahasa Simalungun. Sehingga paabingkon ini sangatlah penting dilaksanakan.

2. Manobah

https://www.crosswalk.com

Upacara adat Manobah merupakan ucapara yang menyimbolkan rasa kedekatan masyarakat Simalungun kepada Tuhannya. Sejak zaman dahulu masyarakat Simalungun merupakan masyarakat yang percaya tentang keselamatan dan kehidupan yang mereka dapatkan adalah berasal dari Tuhan yang disembah.

Mereka juga mengakui bahwa kedatangan Tuhan mutlak, sehingga mereka berkewajiban untuk mendekatkan diri padanya.

3. Mangiliki

Petugas menyiram tanaman di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Karet Bivak, Jakarta, Selasa, 11 Mei 2021. (ANTARA FOTO/Galih Pradipta)

Upacara adat Memiliki merupakan bentuk penghormatan untuk orang yang sudah meninggal yang sudah memiliki cucu. Penghormataan inti bertujuan untuk memberikan simbol kepada yang meninggal untuk melihat keberadaan keluarga, kerabat, orang-orang terdekat, dari orang tersebut.

4. Mamongkot Ruma Bayu

pixabay/un-perfekt

Upacara adat Mamongkot Ruma Bayu merupakan tradisi saat akan memasuki rumah baru. Upacara adat Simalungun yang satu ini bertujuan untuk memberdikan doa kepada orang yang akan bertempat tinggal di rumah tersebut. Doa yang diberikan bertujuan agar orang tersebut dimudahkan rezekinya, dan dijauhi dari segala masalah dan musibah.

Selain itu, tujuan diadakannya mamongkot ruma bayu adalah menjalin silaturahmi untuk mempererat persaudaraan kepada orang yang akan bertempat tinggal di rumah tersebut.

5. Managgir

pixabay.com/jill111

Upacara adat Simalungun selanjutnya adalah upacara adat yang bertujuan untuk membersihkan raga, dan batin seseorang dari perbuatan yang buruk, karena roh halus yang memberi pengaruh buruk kepada seseorang tersebut.

Upacara adat  Manyanggar dilakukan dengan memerlukan bahan-bahan inti seperti jeruk purut, air bersih, dan bunga tujuh rupa. Bahan-bahan tersebut dipakai untuk memandikan orang tersebut, sehingga diharapkan pengaruh buruk dari roh halus hilang bersama air yang telah terbasuh dan jatuh dari tubuh seseorang tersebut.

6. Marhajabuan

Instagram.com/@simalungunese

Para pengantin di Simalungun memiliki kewajiban untuk melakukan upacara adat Simalungun yaitu Marhajabuan. Marhajabuan adalah upacara pemberian berkat atau restu setelah usai pelaksananan pernikhan.

Jika, upacara marhajabuan tidak dilaksanakan, pernikahan antara kedua mempelai yang telah berlangsung sebelumnya dianggap tidak sah.

Baca Juga: Berlinang Air Mata, Polisi di Siantar Cabut Laporan Terhadap Anaknya

Berita Terkini Lainnya