Komantab Evakuasi Penyu Mati, Penyebabnya Diduga karena Konflik

Konservasi penyu terus digalakkan di Pantai Barat

Sibolga, IDN Times – Seekor penyu ditemukan mati di tepian perairan tepatnya di lokasi Pelabuhan yang dikelola swasta di daerah Kelurahan Sambas, Kota Sibolga, Sumatera Utara, Senin (10/5/2021). Komunitas Menjaga Pantai Barat (Komantab) melakukan evakuasi bangkai penyu itu supaya tida mengganggu aktifitas masyarakat.

Evakuasi dilakukan dengan menenggelamkan bangkai. Lantaran, melihat kondisiniya, bangkai sudah membusuk karena diduga sudah beberapa hari mati.

1. Evakuasi dibantu personel Polairud dan TNI

Komantab Evakuasi Penyu Mati, Penyebabnya Diduga karena KonflikPolairud Polda Kaltim

Prosedur penenggelaman tersebut dibantu personel Polairud Aipda R Tanjung dan personel Bhabinkamtibmas Polres Sibolga Aipda Hadi Sitanggang dengan menggunakan kapal karet milik Polairud Sibolga.

"Opsi mengubur dan membakar sudah tidak memungkinkan, selain faktor bangkai sudah mudah rapuh, baunya akan mengganggu aktifitas warga karena lokasi untuk menguburkan bangkai melintasi pemukiman," ujar Bastian Silalahi, anggota Komantab usai mengevakuasi Penyu.

Baca Juga: 5 Fakta Penyu Sungai Mary, Jenis Penyu Air Tawar Langka Asal Australia

2. Bagian leher penyu bengkak dan lebam

Komantab Evakuasi Penyu Mati, Penyebabnya Diduga karena KonflikSeekor penyu ditemukan mati di Pantai Somandeng, Desa Tepus, Kecamatan Tepus, Kabupaten Gunungkidul, Minggu (25/12). IDN Times/Istimewa

Temuan penyu mati ini awalnya berasal dari informasi warga. Komantab langsung bergegas untuk melakukan evakuasi dan berkoordinasi dengan beberapa pihak.

"Dari informasi itu, kita di Komunitas akhirnya mengambil langkah untuk mengevakuasi, sekaligus sebagai langkah penyadaran bahwa terhadap hewan dilindungi, yang dalam kondisi mati harus dilakukan tindakan tertentu, misalnya mengevakuasi dan menguburkan," ujar Bastian.

Belum diketahui penyebab matinya Penyu diprediksi berjenis Penyu Lekang berjenis kelamin jantan itu sepanjang 110 centimeter dengan bobot diperkirakan 60an kilogram itu. Namun, dari kondisi fisik terlihat bagian leher membengkak dan lebam.

"Kita tidak mau berspekulasi, karena penyebabnya bisa apa saja, terjerat jaring nelayan misalnya, makan plastik atau penyebab lainnya. Yang pasti, kita tentu menyayangkan temuan ini, karena ini bukan pertama kali kita temukan di perairan Sibolga, karena tahun 2020 kemarin, ada juga temuan kita bangkai Penyu di perairan ini," urai Bastian.

3. Imbau masyarakat untuk tidak mengganggu penyu

Komantab Evakuasi Penyu Mati, Penyebabnya Diduga karena KonflikPenangkaran penyu Pulau Sebira

Sementara itu, Rahman Maulana, anggota Komantab lainnya mengimbau masyarakat untuk tidak mengganggu penyu. Kasu-kasus kematian penyu karena ulah manusia juga tidak boleh teruang.

"Kalau ketemu, jangan diganggu mari biarkan dia kembali ke habitatnya, apalagi Teluk Tapian Nauli merupakan habitat Penyu dan terdapat 6 jenis Penyu di Teluk ini," ujar Rahman.

Dia menambahkan, temuan Penyu mati menguatkan asumsi, konflik manusia dengan hewan dilindungi itu terus terjadi. Karena itu dibutuhkan upaya-upaya untuk terus mendorong pencegahan dan perlindungan.

"Di Komantab, konservasi terhadap Penyu memang sedang kita lakukan. Dan, dalam waktu dekat, akan kita dirikan Kelompok kecil di perairan pantai Bandang di Kecamatan Kolang sebagai ujung tombak konservasi di perairan itu," pungkasnya.

Baca Juga: Kedinginan, Ribuan Penyu Diselamatkan di Texas 

Topik:

  • Doni Hermawan

Berita Terkini Lainnya