Tolak RUU HIP, Massa Bakar Gambar Palu Arit dan Babi Bermoncong Putih
Rieke Diah Pitaloka dan Hasto dilaporkan ke polisi
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Medan, IDN Times – Unjuk rasa penolakan terhadap Rancangan Undang-undang Haluan Ideologi Pancasila (RUU-HIP) kembali bergejolak di Kota Medan, Sumatera Utara, Minggu (5/7) pagi. Massa yang berkumpul di Jalan Pulau Pinang, Lapangan Merdeka Medan terus meneriakkan yel-yel ‘Ganyang PKI’ atau Partai Komunis Indonesia sepanjang aksi.
Unjuk rasa yang dinamai Apel Siaga Ganyang Komunis itu diikuti seratusan massa. Didominasi massa perempuan. Massa menamai diri dengan Aliansi Nasional Anti Komunis (ANAK NKRI).
Dalam aksi itu massa membawa berbagai poster protes. Massa juga membentangkan bendera bertuliskan kalimat Tauhid berukuran besar. Masing-masing berlatar hitam dan putih.
Beberapa pentolan Ormas Islam juga tampak berorasi. Salah satunya Wasekjen MUI Tengku Zulkarnain. Dia menganggap RUU HIP adalah upaya PKI untuk kembali bangkit.
“Saudara saudara, sekarang pancasila mau diperas menjadi trisila dan ekasila. Ketuhanan yang Maha Esa mau diganti dengan Ketuhanan yang berkebudayaan dan ini Undang-undangnya sudah diproses,” ujar Tengku dalam orasinya.
Baca Juga: Dituduh Partai Komunis, Hasto: Sikap Politik PDIP Selalu Pancasila
1. Tengku Zulkarnain tuding negara tidak berani usut pengusul RUU HIP
Tengku Zulkarnain pun menjabarkan jika Ormas Islam sudah menolak RUU HIP. Dia juga terkesan menuding negara tidak berani memproses partai pengusul RUU HIP yang dihujani kritik. Dia membandingkannya dengan pembubaran Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) yang berlangusng cepat.
“Kenapa partai yang mengusulkan Pancasila diganti jadi ekasila, diganti dengan gotong royong, tidak dicabut izinnya. Semestinya dicabut, semestinya ditangkap siapa inisiatornya, tangkap dan usut,” tukasnya.
Baca Juga: [BREAKING] Turun ke Jalan, Ormas Islam Desak RUU HIP Dibatalkan