TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Selain Hog Cholera, Babi di Sumut Diindikasi  Kena Demam Babi Afrika

Balai veteriner masih teliti sampel bangkai

Bangkai babi di Danau Siombak, Kecamatan Medan Marelan, Kota Medan, diduga sengaja dibuang oleh oknum yang tidak bertanggung jawab (IDN Times/Prayugo Utomo)

Medan, IDN Times – Kematian ternak babi di Sumut masih menjadi tanda tanya besar. Belum tahu pasti apa penyebab sebenarnya.

Namun kematian babi itu diduga disebabkan oleh virus Hog Cholera (Kolera Babi). Namun temuan baru mengindikasi jika kematian babi juga disebabkan oleh virus African Swine Fever atau demam babi Afrika.

Baca Juga: Jeruji Besi Menunggu Pelaku Pembuang Bangkai Babi di Marelan

1. Sampel babi sedang diteliti

Unsplash.com/Hans Reniers

Balai Veteriner Medan melakukan pengambilan sampel babi di sejumlah kabupaten. Mereka ingin mengetahui apa penyebab sebenarnya babi-babi itu mati.

Kepala Balai Veteriner Medan Agustia mengatakan sampel sudah diambil dalam kurun waktu September hingga Oktober. Dari sampel itu, kematian babi juga terindikasi terjangkit African Swine Fever (ASF).

Dalam uji laboratorium, pihaknya menemukan indikasi ASF pada suspect. "Begini, kenapa  saya katakan indikasi karena selama ini tidak pernah ada dan saya katakan sampai saat ini tidak ada serangan virus ASF, tapi kalau indikasi ASF, iya. Beda antara ada dan indikasi ya," katanya, Kamis (7/11) petang.

2. Serangan ASF cepat dan sistemik

Ilustrasi virus (webmd.com)

Kata Agustia,  virus ASF belum pernah ada di Indonesia. Namun jika terjadi, serangannya cepat dan sistemik.

Babi yang terjangkit biasanya tidak kelihatan sakit. Namun, seringkali tiba-tiba mati. Virus ASF ini masuk ke dalam tubuh babi dan mematikan organ-organ.

"Dan ASF ini, di dunia ini belum ada obatnya. Vaksinnya belum ada. Jadi itu yang membedakannya dengan hog cholera yang vaksinnya sudah ada," katanya.

Baca Juga: Diserang Virus Hog Cholera, 4 Ribu Ekor Babi di Sumut Mati

Berita Terkini Lainnya