Jeruji Besi Menunggu Pelaku Pembuang Bangkai Babi di Marelan

Warga diminta gak gunakan dulu air sungai

Medan, IDN Times - Lingkungan Sungai Bedera menjadi tercemar karena ulah oknum pembuang bangkai babi. Ratusan bangkai babi tersebar di sepanjang aliran hingga ke Danau Siombak beberapa hari terakhir.

Camat Marelan M Yunus berang melihat kondisi ini. Dia bahkan meminta Kepala Lingkungan (Kepling) dan warganya untuk langsung menangkap pelaku pembuang bangkai babi.

1. Bakal seret pelaku pembuang bangkai babi ke ranah hukum

Jeruji Besi Menunggu Pelaku Pembuang Bangkai Babi di MarelanIDN Times/Arief Rahmat

M Yunus menjelaskan, jika pihaknya sudah berkoordinasi dengan kepolisian terkait fenomena bangkai babi di Sungai Bedera dan Danau Siombak. Dia berharap pelaku  pembuang bangkai babi itu segera ditangkap dan diseret ke ranah hukum.

“Kita tidak segan-segan. Karena ini sudah mencemari lingkungan,” kata mantan Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Medan itu.

Baca Juga: Diserang Virus Hog Cholera, 4 Ribu Ekor Babi di Sumut Mati

2. Indikasi kuat bangkai babi dibawa pakai truk dan sengaja dibuang

Jeruji Besi Menunggu Pelaku Pembuang Bangkai Babi di MarelanBangkai babi di Danau Siombak, Kecamatan Medan Marelan, Kota Medan, diduga sengaja dibuang oleh oknum yang tidak bertanggung jawab (IDN Times/Prayugo Utomo)

Hingga saat ini, pihaknya terus melakukan upaya evakuasi bangkai babi. Khususnya di Sungai Bedera dan Danau Siombak.

Upaya yang dilakukan dengan menarik bangkai ke tepian. Supaya tidak lagi tersangkut dan semakin menambah pencemaran lingkungan.

Melihat temuan dalam jumlah besar, M Yunus meyakini jika bangkai babi  itu sengaja dibuang.

“Kalau pun ada di Kecamatan kita peternak babi sedikit. Tapi dugaan kita itu dibuang pakai truk . Tapi kita menduga kuat dari luar  dibuang ke situ. Kemudian bisa jadi itu dari atas mengalir ke tempat kita,” tukasnya.

3. Imbau masyarakat jangan gunakan air sungai sementara waktu

Jeruji Besi Menunggu Pelaku Pembuang Bangkai Babi di MarelanNelayan khawatir bangkai babi pengaruhi jumlah tangkapan ikan (IDN Times/Prayugo Utomo)

Babi-babi yang mati itu dipastikan karena terjangkit wabah Hog Cholera. Di Sumut, ada 4.000 lebih babi yang mati karena virus itu.

Meski pun tidak menular kepada manusia, Yunus tetap mengimbau masyarakat untuk tidak menggunakan air Sungai Bedera sementara waktu. Karena dia takut, karena bangkai yang dibuang menyebabkan air tercemar.

“Untuk sementara jangan dululah. Karena banyak bangkai babi yang masih  mengambang,” pungkasnya.

Pihaknya juga sudah berkoordinasi dengan Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Kesehatan, Dinas Peternakan dan instansi lainnya untuk melakukan langkah mitigasi.

Baca Juga: Camat Marelan Naik Perahu Cari Pembuang Bangkai Babi di Danau Siombak

Topik:

  • Doni Hermawan

Berita Terkini Lainnya