PFI Medan dan KontraS Sumut Inisiasi Jurnalis Sadar HAM
Pemahaman HAM sangat penting untuk jurnalis
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Medan, IDN Times – Kasus-kasus pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) masih marak terjadi di Indonesia. Pencarian keadilan bagi korban seakan menjadi jalan terjal. Korban pelanggaran HAM seringkali dihadapkan tembok penghalang dalam penyelesaian kasus.
Selain masyarakat, jurnalis pun kerap menjadi korbannya. Kebebasan berpendapat dan kerja-kerja jurnalistik kerap kali dihadapkan dengan kekerasan, penyiksaan, intimidasi, doxing dan lainnya.
“Ini sama dengan menghambat demokrasi. Apalagi sampai jurnalis sebagai salah satu pilar demokrasi harus dihadapkan dan menjadi korban pelanggaran HAM,” ujar Ketua Pewarta Foto Indonesia (PFI) Medan Rahmad Suryadi saat menyambut silaturahmi Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) Sumut di sekretariat PFI Medan, Jumat (8/1/2021).
Penegakan HAM di Indonesia pun masih jauh dari perhatian publik atau pun pemerintahan. Seringkal kasus-kasus pelanggaran HAM berlarut-larut atau hilang begitu saja tanpa tahu ujungnya.
Baca Juga: Jurnalis Diintimidasi Aparat Liput Demo, KontraS: Arogan dan Norak
1. Jurnalis harus memberikan perhatian lebih kepada penegakan HAM
Rahmat juga mengatakan, para jurnalis harusnya bisa memberikan perhatian lebih kepada kasus-kasus pelanggaran HAM. Jurnalis juga harus berperan dalam pengawalan proses hukumnya.
Pewarta Foto Indonesia (PFI) Medan ingin mulai menginisiasi jurnalis sadar HAM. PFI ingin para jurnalis dibekali dengan pemahaman tentang HAM. Ini dilakukan supaya kerja-kerja jurnalistik yang merupakan pengawal narasi publik lebih maksimal. Kampanye-kampanye soal kasus-kasus pelanggaran HAM juga bisa lebih intens dilakukan.
PFI pun menggandeng KontraS Sumut sebagai mitra strategis dalam program Jurnalis Sadar HAM. Rahmad berharap, KontraS bisa berbagi pengetahuan dan pengalaman soal HAM.
“PFI Medan menginginkan para jurnalis memiliki pemahaman yang sama dalam memandang kasus – kasus pelanggaran HAM. Apalagi tidak jarang jurnalis menjadi korban,” ungkap Rahmad.
Baca Juga: Pilot Afwan Minta Maaf ke Keluarga Sebelum Terbangkan Sriwijaya Air