TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

PFI Medan dan KontraS Sumut Inisiasi Jurnalis Sadar HAM

Pemahaman HAM sangat penting untuk jurnalis 

Silaturahmi KontraS Sumut ke Sekretariat PFI Medan, Jumat (8/1/2021). (Dok. PFI Medan)

Medan, IDN Times – Kasus-kasus pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) masih marak terjadi di Indonesia. Pencarian keadilan bagi korban seakan menjadi jalan terjal. Korban pelanggaran HAM seringkali dihadapkan tembok penghalang dalam penyelesaian kasus.

Selain masyarakat, jurnalis pun kerap menjadi korbannya. Kebebasan berpendapat dan kerja-kerja jurnalistik kerap kali dihadapkan dengan kekerasan, penyiksaan, intimidasi, doxing dan lainnya.

“Ini sama dengan menghambat demokrasi. Apalagi sampai jurnalis sebagai salah satu pilar demokrasi harus dihadapkan dan menjadi korban pelanggaran HAM,” ujar Ketua Pewarta Foto Indonesia (PFI) Medan Rahmad Suryadi saat menyambut silaturahmi Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) Sumut di sekretariat PFI Medan, Jumat (8/1/2021).

Penegakan HAM di Indonesia pun masih jauh dari perhatian publik atau pun pemerintahan. Seringkal kasus-kasus pelanggaran HAM berlarut-larut atau hilang begitu saja tanpa tahu ujungnya.

Baca Juga: Jurnalis Diintimidasi Aparat Liput Demo, KontraS: Arogan dan Norak

1. Jurnalis harus memberikan perhatian lebih kepada penegakan HAM

Silaturahmi KontraS Sumut ke Sekretariat PFI Medan, Jumat (8/1/2021). (Dok. PFI Medan)

Rahmat juga mengatakan, para jurnalis harusnya bisa memberikan perhatian lebih kepada kasus-kasus pelanggaran HAM. Jurnalis juga harus berperan dalam pengawalan proses hukumnya.

Pewarta Foto Indonesia (PFI) Medan ingin mulai menginisiasi jurnalis sadar HAM. PFI ingin para jurnalis dibekali dengan pemahaman tentang HAM. Ini dilakukan supaya kerja-kerja jurnalistik yang merupakan pengawal narasi publik lebih maksimal. Kampanye-kampanye soal kasus-kasus pelanggaran HAM juga bisa lebih intens dilakukan.

PFI pun menggandeng KontraS Sumut sebagai mitra strategis dalam program Jurnalis Sadar HAM. Rahmad berharap, KontraS bisa berbagi  pengetahuan dan pengalaman soal HAM.

“PFI Medan menginginkan para jurnalis memiliki pemahaman yang sama dalam memandang kasus – kasus pelanggaran HAM. Apalagi tidak jarang jurnalis menjadi korban,” ungkap Rahmad.

2. Sinergisitas antara jurnalis dan organisasi masyarakat sipil penting untuk monitoring kasus HAM

Ilustrasi penyiksaan (IDN Times/Prayugo Utomo)

Rahmad mengatakan, sinergisitas antara jurnalis dan organisasi masyarakat sipil harus terus ditingkatkan. Begitu juga konsolidasi antar organisasi pers.

Rahmat berharap, KontraS Sumut bisa menjadi mitra yang terus memberikan pemahaman tentang HAM dan permasalahan hukum. Sehingga kelak, ketika ada jurnalis yang menjadi korban kekerasan atau pun pelanggaran HAM memiliki sudut pandang yang sama untuk mendorong penyelesaiannya.

“Nantinya kita bisa menggelar diskusi rutin terkait HAM. Kita bisa berkolaborasi mengawal kasus-kasus pelanggaran HAM yang terjadi khususnya di Sumut,” ungkap Rahmad.

Baca Juga: Pilot Afwan Minta Maaf ke Keluarga Sebelum Terbangkan Sriwijaya Air

Berita Terkini Lainnya