Masyarakat Adat Harus Dilibatkan Dalam Pengembangan Wisata Danau Toba
Bakal angkat kesejahteraan masyarakat
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Toba Samosir, IDN Times – Danau Toba menjadi salah satu destinasi superprioritas yang dicanangkan Presiden Joko Widodo. Pembangunannya juga terus dikebut supaya bisa cepat menyedot kunjungan wisatawan.
Namun, untuk mendongkrak angka kunjungan itu tidak melulu hanya mengandalkan dari rampungnya infrastruktur. Pembangunan Sumber Daya Manusia juga harus jadi prioritas pemerintah.
Karena tujuan pembangunan kawasan pariwisata harus berdampak pada kesejahteraan masyarakat. Masyarakat Adat di kawasan Danau Toba juga ingin dilibatkan dalam pengembangan pariwisata. Karena masyarakat adat bisa menjadi potensi yang besar untuk mengangkat pariwisata Toba.
Baca Juga: Festival Danau Toba 2019, Lomba Solu Bolon Hanya Diikuti 9 Tim
1. Pemerintah harus perhatikan masyarakat adat
Raja Bius Motung Siopat Marga Sabar Manurung angkat bicara soal keterlibatan masyarakat adat dalam pengembangan pariwisata. Motung menjadi salah satu desa di Kabupaten Toba Samosir, yang letaknya di kawasan Otorita Danau Toba. Kawasan destinasi yang sedang digarap pemerintah.
Bagi Sabar, pengembangan pariwisata akan sia-sia jika pemerintah tidak melibatkan masyarakat adat sebagai bagian yang penting.
“Kita menunjukkan ke pemerintah dan khalayak ramai, bahwasanya keabsahan masyarakat adat itu tentang keberadaannya, tentang wilayahnya inilah kita buat sebagai bukti di dalam hukum perundang-undangan negara. Maka sudi kiranya negara, bergandengan tangan mengakui keabsahan masyarakat adat di sini,” kata Sabar disela peresmian Sopo Parguruan Bius Motung, Rabu (11/12).
Baca Juga: Festival Danau Toba, Pemakaian Bulang Sulappei Pecahkan Rekor MURI