TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Jenazah di Kualanamu, Korban Sempat Menelepon saat Terjebak di Lift

Keluarga korban akan lapor ke polisi

Ilustrasi korban lakalantas. (IDN Times/Sukma Shakti)

Medan, IDN Times – Penemuan jenazah perempuan, Asiah Sinta Dewi Hasibuan (sebelumnya ditulis Aisiah) yang terjatuh dari lift Bandara Kualanamu, Kabupaten Deli Serdang, Sumatra Utara Kamis (27/4/2023) lalu menyisakan duka bagi keluarga. Pihak keluarga akhirnya angkat bicara. Mereka bercerita bagaimana kronologi sebelum kejadian.

Saat itu, Asiah dan keluarganya mengantarkan keponakan yang hendak berangkat ke luar negeri pada Senin (24/4/2023). Mereka sampai di bandara bertaraf internasional itu sekitar pukul 19.30 WIB.

Asiah sempat menemani keponakannya untuk melakukan Check in sebelum terbang. Setelah mengantarkan, dia kembali ke parkiran mobil bersama anggota keluarga lainnya.

Baca Juga: Wanita Tewas Jatuh dari Lift, Ombudsman Soroti Pengelolaan Kualanamu

1. Korban sempat menelepon terjebak di dalam lift

Ilustrasi menelepon. (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Sesampainya di parkiran mobil, Asiah ditelepon oleh keponakannya. Dia diminta untuk kembali lagi ke dalam bandara.

Asiah kemudian masuk ke bandara sendirian. Dia kemudian menaiki lift sekitar pukul 20.15 WIB.

“Dia pergi sendiri, karena itu dikira sebentar saja. Dia naik lift dekat pintu masuk sebelah kiri,” ujar Raja Hasibuan, abang kandung korban, Minggu (30/4/2023).

Dari dalam lift, Asiah menelepon keponakannya. Dia mengatakan, bahwa dirinya terjebak di dalam lift. Pihak keluarga kemudian menanyakan keberadaan korban ke pusat informasi.

2. Sekuriti sempat mengecek ke dalam lift

Penumpang di Bandara Internasional Kualanamu, Deli Serdang, Sumatra Utara melakukan check in di salah satu counter maskapai, Selasa (28/7/2020). (IDN Times/Prayugo Utomo)

Kata Raja, pihak keluarga mengadu ke sekuriti bandara. Mereka sempat melakukan pencarian. Mereka juga sudah bilang, bahwa informasi terakhir, korban terjebak di dalam lift.

“Mereka ikut membantu mencari. Tapi secara kasat mata. Sekedar begitu dibuka lift kosong, sudah, nggak ada lagi (tindakan),” ungkapnya.

Pihaknya sempat meminta pihak keamanan bandara untuk membuka kamera pengawas (CCTV). Namun, kata Raja, terlalu banyak prosedur yang disyaratkan. Mereka juga sempat diperlihatkan rekaman kamera pemantau. Namun dari sisi lain. Hanya saat, korban memasuki lift.

Hal ini juga yang membuat pihak keluarga kecewa. “Kenapa CCTV itu bisa ditayangkan setelah jenazah adik saya ditemukan tiga hari setelahnya. Saya tahu terjun bebas fatal tapi paling tidak kita bisa dapat mengetahui. Jadi tidak berlama-lama menimbulkan bau yang tidak sedap,” ungkapnya.

Raja juga membantah jika adiknya itu mencoba membuka paksa pintu lift. Lantaran, dia melihat satu tangan adiknya tengah memegang handphone. “Bisa buka paksa? Kan tidak masuk logika,” imbuhnya.

3. Keluarga sesalkan proses penanganan yang lamban

Bandara Internasional Kualanamu, Kabupaten Deli Serdang, Sumatra Utara. (IDN Times/Prayugo Utomo)

Pihak keluarga juga menyesalkan lambannya penanganan yang dilakukan. Karena saat sekuriti tidak menemukan korban, mereka meninggalkannya begitu saja. Pihak keluarga melakukan pencarian sendiri tanpa dibantu pihak bandara.

“Karena mereka hanya sebatas itu. Kemudian sampai dini hari hanya keluarga yang mencari tanpa ditemani mereka (petugas) lagi,” ungkapnya.

Raja juga mempertanyakan soal standar operasional prosedur (SOP) keamanan lift di bandara. Mengapa tidak ada pemberitahuan bahwa lift itu memiliki dua akses pintu.

Atas kejadian itu, pihaknya berencana akan melapor ke polisi. Dia berharap, polisi bisa mengusut tuntas kasus tersebut. Bahkan mereka sampai meminta tolong kepada pengacara kondang Hotman Paris Hutapea untuk membantu kasus tersebut.

“Kepada yang berwenang bisa mengusut tuntas kasus ini supaya terang benderang,” ujarnya.

4. Ombudsman minta manajemen bandara dievaluasi

Kepala Perwakilan ORI Sumut Abyadi siregar. (Prayugo Utomo/IDN Times)

Ombudsman RI Perwakilan Sumut memngkritisi kasus penemuan jenazah itu. Ombudsman mempertanyakan soal profesionalitas manajemen bandara yang dikelola dengan skema Built Operate Trasfer (BOT) antara PT Angkasa Pura (AP) II dan GMR Airports Consortium itu.

Kepala Ombudsman RI Perwakilan Sumut Abyadi Siregar mengatakan, penemuan jenazah ini memunculkan keaguan publik terhadap manajemen pengelolaan Bandara KNIA itu.

"Jujur saja, saya jadi ragu dengan profesionalisme pengelolaan Bandara KNIA ini," kata Abyadi.

Apalagi, lanjut Abyadi, dengan manajemen pengelolaan KNIA sekarang yang melibatkan investor asing, menurutnya sistem pengamanan Bandara itu seharusnya lebih baik.

Menurut Abyadi, Aviation Security (AVSEC) yang bertanggungjawab menjaga lingkungan keamanan bandara dan juga para penumpang pesawat. Seharusnya mereka lebih profesional dengan manajemen baru pengelolaan Bandara KNIA sekarang.

"Dengan kasus penemuan mayat di kolong lift ini, saya kira perlu dilakukan evaluasi terhadap manajemen pengelolaan Bandara KNIA itu. Terutama di jajaran PT APA sendiri," tegas Abyadi.

Baca Juga: Hotman Paris Minta Kapolda Sumut Usut Wanita Jatuh dari Lift Kualanamu

Berita Terkini Lainnya