TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Viral! Isoman COVID-19, Laki-laki di Toba Malah Dianiaya Warga

Tangannya diikat lalu dipukuli dengan kayu

Salamat Sianipar, penderita COVID-19 yang dianiaya warga saat menjalani Isoman. (Istimewa)

Toba, IDN Times – Sebuah video di lini masa media sosial menunjukkan tindak penganiayaan terhadap seorang laki-laki. Akun Instagram @Jhosua_lubis menyebut jika korban yang dianiaya itu adalah tulangnya (red: Paman dalam istilah Batak).

Dalam unggahannya, Joshua menyebut pengeroyokan itu terjadi di Dusun Bulu Silape, Desa Sianipar II, Kecamatan Silaen, Kabupaten Toba, Sumatra Utara, Kamis 22 Juli 2021 lalu. Korbannya adalah Salamat Sianipar. Laki-laki berusia 45 tahun yang divonis petugas kesehatan di sana positif COVID-19.

Baca Juga: WHO Sebut Sumut COVID-19 di Sumut Melonjak 238 Persen Sepekan Terakhir

1. Awalnya korban dinyatakan COVID-19 setelah mengalami flu

Ilustrasi swab test (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja)

Kronologi versi keluarga menyebutkan jika Salamat Sianipar dinyatakan COVID-19 setelah dia berobat ke klinik pada Rabu 21 Juli 2021.

“Kondisi korban tidak enak badan. Hasil  pemeriksaan menyatakan dia positif COVID-19. Kita juga belum tahu persisnya (Apakah test PCR atau Antigen),” ujar Anderson Regen Silaen, sepupu korban, Sabtu (24/7/2021).

2. Korban kemudian isolasi mandiri di sebuah gubuk hingga dikeroyok warga

Ilustrasi isolasi mandiri di rumah (ANTARA FOTO/Seno)

Setelah dinyatakan COVID-19, kemudian Salamat memilih melakukan isolasi mandiri. Dia dikabarkan melakukan isolasi mandiri di sebuah gubuk kecil di kawasan itu.

Namun entah bagaimana, dia malah diserang warga pada Kamis 22 Juli 2021. Tangannya diikat, Salamat pun dianiaya sejumlah orang. Bahkan beberapa pelaku penganiayaan memukulinya dengan kayu. Warga yang menganiayanya juga tampak mengabaikan protokol kesehatan. Beberapa di antara mereka tidak memakai masker.

Dalam video yang beredar, Salamat terlihat sampai tersungkur. Sementara warga memukulinya tanpa ampun.

Dugaan sementara, Salamat dianiaya karena warga tidak terima dengan Salamat yang mengidap COVID-19.

“Bahkan ada beberapa orang dari perangkat desa yg menganiaya. Kami tak terima. Dia dianiaya karena Covid. Padahal saat penganiayaan dia sudah diikat pakai tali dan dipukuli pakai kayu panjang,” ujar Regen.

Berita Terkini Lainnya