TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Harimau di Tapsel Muncul Dekat Lokasi Sinyal untuk Belajar Daring Anak

Konflik harimau dan manusia di Tapsel makin marak

Ilustrasi Harimau (Joshua Lee/Unsplash)

Medan, IDN Times - Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Sumatera Utara masih mencari lokasi untuk pelepasliaran Sri Bilah. Harimau Sumatera yang dievakuasi dari pemukiman warga di Desa Tapus Sipagimbal, Kecamatan Aek Bilah, Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel), Sumatra Utara.

Harimau itu malah dianggap membuat resah. Sejumlah ternak dan peliharaan warga sudah dimangsanya.

Saat ini, harimau betina bernama Sri Bilah itu tengah menjalani pemulihan di di Barumun Nagari Wildlife Sanctuary (BNWS), Desa Batu Nanggar, Aek Godang, Kecamatan Batang Onang, Kabupaten Padang Lawas Utara. Karena saat dievakuasi kondisinya sedikit kurus,  anemia dan dehidrasi.

Baca Juga: Harimau yang Dievakuasi Dekat Pemukiman di Tapsel Malnutrisi, Kenapa?

1. Selain memangsa ternak warga, lintasan harimau juga berada dekat dengan spot sinyal internet untuk anak-anak belajar daring

Bukan sekali harimau muncul di desa itu. Tercatat sudah sejak Ramadan lalu, secara periodik si Belang terus muncul ke pemukiman warga.

Belakangan kemunculannya semakin sering. Sehingga masyarakt semakin resah. Warga juga sudah melakukan upaya mengusir harimau itu. Namun harimau tetap saja kembali. Bahkan suatu waktu, induk harimau dengan dua anakan menampakkan diri.

Selain soal ternak, warga juga takut harimau memangsa anak mereka. Khususnya saat mencari sinyal internet untuk belajar daring.

“Karena, anak-anak yang ingin belajar daring harus mencari sinyal di areal terbuka. Ini yang kita khawatirkan, anak-anak mencari spot daring tadi padahal dekat dengan perlintasan harimau,” ujar Kepala BBKSDA Sumut Hotmauli Sianturi.

2. Sri Bilah akan dipulihkan dan dilepasliarkan ke habitat baru

Kondisi Sri Bilah, Harimau Sumatra Betina yang dievakuasi karena masuk ke pemukiman warga di kawasan Tapanuli Selatan. (dok. BBKSDA)

Hingga saat ini, BBKSDA masih melakukan evaluasi terhadap kondisi Sri Bilah. Pihaknya juga melakukan monitoring di kawasan konflik. Tim juga sudah mengambil sampel darah dan DNA hingga pemberian infus, vitamin , obat cacing dan antibiotik untuk memulihkan kondisinya.

Kondisinya terlihat lemah saat dievakuasi. Di tubuhnya juga terdapat kutu. Hotmauli juga mengungkapkan bahwa hasil pemeriksaan kimia darah menunjukkan adanya peningkatan bilirubin, SGOT dan SGPT yang meningkat. Ini menandakan adanya gangguan fungsi hati pada harimau tersebut, tetapi tim medis belum bisa memastikan apakah gangguan hati ini bersifat akut atau kronis.

"Harimau Sumatera sampai saat ini masih dalam observasi tim medis. Pemeriksaan kesehatan lanjutan perlu dilakukan untuk melihat perkembangan kondisinya pasca pengobatan pertama, terutama pemeriksaan fungsi hati, dengan melakukan pengambilan sampel darah untuk pemeriksaan laboratorium nantinya. Kemudian monitoring berkaitan dengan nafsu makan, agresifitas serta pergerakannya, tetap dilakukan oleh tim medis," ujar Hotmauli.

Baca Juga: Harimau Sumatra Dievakuasi karena Masuk ke Pemukiman di Tapsel

Berita Terkini Lainnya