TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Festival Danau Toba 2019, Lomba Solu Bolon Hanya Diikuti 9 Tim

Pakai dua solu secara bergantian

Peserta Solu Bolon beradu cepat di Danau Toba, Selasa (10/12). (IDN Times/Prayugo Utomo)

Simalungun, IDN Times - Lomba Solu Bolon (perahu besar atau perahu naga) menuai kritik. Panitia seakan tidak memerhatikan keselamatan peserta.

Lomba hanya terkesan sekedar terselenggara saja. Padahal, Solu Bolon harusnya bisa menjadi daya tarik yang kuat untuk menarik wisatawan. Khususnya wisatawan asing.

Solu Bolon yang digelar di Pantai Bebas, Parapat, Kecamatan Girsang Sipangan Bolon, Kabupaten Simalungun itu, menjadi salah satu rangkaian kegiatan Festival Danau Toba (FDT) 2019.

Saat pembukaan, FDT 2019  meriah dengan pemecahan Rekor MURI pemakaian 1.024 Bulang Sulappei atau penutup kepala perempuan khas Simalungun.  

Baca Juga: Festival Danau Toba 2019 akan Pecahkan Rekor Bulang Sulappei Terbanyak

1. Terkesan abaikan keselamatan peserta

Peserta Solu Bolon beradu cepat di Danau Toba, Selasa (10/12). (IDN Times/Prayugo Utomo)

Lomba Solu Bolon yang digelar, Selasa (12/10) terkesan tidak memperhatikan keselamatan pesertanya. Sepanjang perlombaan, peserta hanya dikawal dua perahu  dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumatera Utara.

Kepolisian Air dan Udara (Polairud) setempat juga tidak ada. Sehingga tidak ada yang menjaga lintasan Solu Bolon dari kapal-kapal penumpang atau pun kapal cepat yang lalu lalang. Sebelum di mulai beberapa kali perahu besar melintas dekat peserta.

2. Solu Bolon juga sepi penonton

Peserta Solu Bolon beradu cepat di Danau Toba, Selasa (10/12). (IDN Times/Prayugo Utomo)

Sejak pagi para peserta sudah melakukan persiapan. Totalnya ada 9 tim yang bertanding. Mereka disebut berasal dari berbagai kabupaten untuk berebut hadiah jutaan rupiah.

Namun sayangnya, lomba Solu Bolon yang sarat tradisi itu minim penonton. Hanya beberapa warga lokal dan pengunjung saja yang datang.

"Ini ada acara apa bang," sebut Rosa, pengunjung dari Medan yang kebetulan berlibur bersama suaminya.

Imam, warga Kota Medan lainnya tak mendengar kabar soal Solu Bolon itu. Dia datang karena penasaran ada banyak orang yang melakukan pemanasan sebelum bertanding.

"Kalau saya memang tidak tahu ada FDT ini bang. Tadi kebetulan lagi nginap sekitar sini. Taunya cuma liat dari spanduk," ungkapnya.

3. Peserta harus bergantian memakai solu untuk bertanding

Peserta Solu Bolon beradu cepat di Danau Toba, Selasa (10/12). (IDN Times/Prayugo Utomo)

Ternyata pihak panitia juga hanya menyediakan dua Solu Bolon untuk bertanding.  Sehingga peserta harus bergantian memakai solu yang sama.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sumatera Utara Ria Novida Telaumbanua mengakui jika pihaknya tidak memiliki solu. Dua solu yang dipakai juga meminjam dari Samosir.

"Kita kan sudah  meminjam Solu. berarti kita sudah persiapkan. Karena kita tidak memakai solu yang kurang bagus. Ke depan kita harapkan kita punya solu sendirilah," kata Ria.

4. Kadis Pariwisata Sumut klaim sudah melakukan persiapan maksimal

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sumut Ria Novida Telaumbanua berfoto bersama atlet Solu Bolon disela perlombaan (IDN Times/Prayugo Utomo)

Ria juga mengklaim jika pihak Pemprov Sumut sebagai pelaksana sudah maksimal melakukan persiapan. Meskipun dia tidak menampik jika pastinya masih banyak kekurangan.

"Ke depan ini menjadi tolok ukur kita untuk lebih baik lagi. Mungkin lebih banyak lagi (pesertanya), mungkin persiapannya lebih matang lagi sehingga banyak yang datang," ungkapnya.

"Kalau tidak ada  pertandingan ini kita tidak tahu di mana kekurangannya. Ini merupakan modal untuk ke depan lebih bagus lagi," tukas Ria.

Baca Juga: Menghilang dari PAUD, Balita Ditemukan Tewas Tanpa Kepala

Berita Terkini Lainnya