TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

COVID-19 Terus Naik, Edy Rahmayadi: Saya Belum Izinkan Anak Sekolah

Panggil para ahli untuk bikin pertimbangan new normal

Gubernur Sumut Edy Rahmayadi meninjau RSUD dr Djasamen Saragih beberapa waktu lalu (Dok. Humas Siantar)

Medan, IDN Times – Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi tampaknya tidak mau terburu-buru memberlakukan new normal atau kenormalan baru di wilayahnya. Dia masih melakukan kajian dan berkonsultasi dengan para ahli.

Teranyar, dia memanggil Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Sumut dan Psikolog. Dia ingin mendengarkan bagaimana masukan dari ahli terkait pemberlakuan new normal terhadap anak.

"Untuk memperkecil kesalahan, kita harus mau banyak mendengarkan dari berbagai pihak. Hari ini saya akan dengarkan masukan dari IDAI Sumut dan Psikolog," ujar Gubernur Sumut Edy Rahmayadi, dalam keterangan resminya, Senin (8/6).

Baca Juga: Simalungun Sudah Terapkan New Normal, Edy Rahmayadi Semprot Bupati

1. Edy masih larang sekolah belajar tatap muka

Ilustrasi PPDB di masa pandemik COVID-19 (ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha)

Kata Edy, belakangan muncul spekulasi terkait jadwal masuk sekolah. Ada yang mengatakan jika sekolah mulai masuk pada 1 Juli bahkan ada yang lebih cepat. Edy pun dengan tegas masih melarang sekolah untuk melakukan proses belajar mengajar tatap muka.

"Saya katakan kepada Dinas Pendidikan, saya Gubernur dan saya belum izinkan anak sekolah untuk mulai beraktivitas di sekolah. Anak itu adalah segala-galanya bagi orang tua, dan saat ini saya adalah ayah dari semua anak-anak yang ada di Sumut," ujar Mantan Pangkostrad itu.

2. IDAI sepakat proses belajar anak dilakukan jarak jauh

Seorang murid sekolah dasar mengerjakan soal Ujian Akhir Semester (UAS) Genap di rumahnya di Kota Makassar, Sulawesi Selatan, Senin (8/6). (ANTARA FOTO/Arnas Padda)

Penasehat IDAI Sumut Guslihan Dasa Tjipta menyampaikan usulan dan masukan kepada Pemprov Sumut untuk kemudian bisa dikaji guna menentukan apakah New Normal bisa atau tidak diterapkan pada proses belajar mengajar siswa. Mereka setuju supaya metode pembelajaran jarak jauh terus dilakukan.

"Pertama, kami setuju bila rumah dijadikan tempat pembelajaran bagi anak. Pemerintah bisa menerapkan pembelajaran dengan metode jarak jauh, guna mengantisipasi lonjakan tahap kedua yang mungkin bisa terjadi pada periode Juli hingga Desember. Jadi anjurannya kepada Pemprov untuk tidak membuka sekolah hingga Desember," ujarnya.

Baca Juga: Ekspor Tepung Kulit Ubi Jalar Sumut Meroket di Tengah Corona 

Berita Terkini Lainnya