TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Ini Alasan Bupati Simalungun Tetap Umumkan Nama Pasien Virus Corona

Tim medis door to door sisir desa mencari terduga COVID-19

Bupati Simalungun JR Saragih memberikan keterangan pers (Dok.IDN Times/Istimewa)

Simalungun, IDN Times - Bupati Simalungun yang juga sebagai ketua Gugus Percepatan Penanganan virus corona atau COVID-19, JR Saragih seolah tidak memusingkan adanya kritikan atas sikapnya yang mengumumkan nama-nama setiap pasien positif COVID-19. Ia malah mengakui, menyebutkan nama-nama pasien perlu agar lebih cepat memutus penularan virus tersebut.

Bupati Simalungun menegaskan, jika data pasien dirahasiakan justru menimbulkan persoalan yang lebih besar. Dengan membuka data pasien diharapkan bisa mempercepat kerja petugas mencari siapa-siapa yang kemungkinan yang telah berinteraksi dengan pasien tersebut.

Baca Juga: Pemkab Toba Kritik Bupati Simalungun yang Ungkap Data Pasien COVID-19

1. Mempublikasi nama pasien dianggap penting mencari jejak penularan COVID-19

Posko Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Simalungun (IDN Times/Patiar Manurung)

Menurutnya dengan diumumkan identitasnya, maka orang akan bisa lebih waspada. "Ada yang bilang inisialnya saja, semakin ditutup semakin banyak orang yang kena. Untuk itu tidak menjadi masalah. Bayangin, dia (pasien) pergi ke ladang, bekerja dengan tulus, tiba-tiba dia tidak tahu siapa yang datang tapi dia kena" jelasnya.

Kata bupati, pasien yang positif tidak perlu maluh atas penyakit CIVID-19 tersebut. Namun harus dihadapi bersama-sama dan untuk kesembuhan pasien segala upaya akan dilakukan. "Siapapun tidak ada yang mau kena penyakit ini. Untuk itu tidak perlu malu, tidak perlu kuatir. Kebetulan saja mereka kena. Jadi, jangan disembuyikan karena ini pasien sakit. Berbeda dengan pasien HIV/AIDS. Kalau HIV/AIDS itu tabu akibat kenakalan. Kalau ini bukan karena akibat kenakalan," ucapnya.

2. Upaya memutus penyebaran COVID-19 dibentuk tim medis menyisir desa-desa

Tenaga medis di RSHS Bandung menginapa di Hotel Grand Preanger, Bandung. Dok.Humas Jabar

Di balik kebijakan mengumumkan nama-nama pasien, bupati juga membentuk tim medis, yang akan turun ke desa-desa menyisir dugaan adanya warga tertular COVID-19. Ia berharap kebijakan ini didukung masyarakat. JR Saragih pun tidak lupa mendesak kepala desa mengecek mengenali warganya dan mengawasi setiap orang yang datang ke desa tertentu, dengan maksud jangan sampai membawa masuk COVID-19.

"Setiap ada orang meninggal, saya perintahkan kepada mereka (tim medis) agar mengecek, menyisir apakah ada warga lain yang tertular virus corona. Tim kita siap. Kita akan buat empat tim medis dan direncanakan tim medis akan menyisir desa-desa. Satu desa akan ada satu medis menyisir. Kita lebih baik mencegah daripada telah terjadi sakit" terangnya dengan menambahkan bahwa penghargaan akan diberi kepada tim medis.

"Saya harus memberikan apresiasi kepada time medis kita, mereka bekerja door to door. Semoga mereka tetap tegar, tetap sehat karena merekalah ujung tombak menghadapi ini. Sebagai komitmen saya, saya akan memberikan intensif, supaya mereka juga merasa nyaman" ucapnya.

Baca Juga: 4 Warga Simalungun Positif COVID-19, Pemkab akan Isolasi Tiga Desa

Berita Terkini Lainnya