TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Viral Video Kekerasan Ibu ke Anak Tiri, Korban Kini Dirawat Neneknya

Masih trauma, sang anak belum masuk ke sekolah

Kapolres Simalungun, AKBP Heribertus Ompusunggu memberikan keterangan pers (Dok.IDN Times/Patiar Manurung)

Simalungun, IDN Times - Pasca beredarnya video viral penganiayaan yang diduga dilakukan seorang ibu, RH terhadap anak tirinya, GS (7), kasus terus berlanjut ditangani Polres Simalungun. Bahkan nenek korban berharap, pelaku dihukum seberat mungkin atas perbuatannya. Pernyataan itu disampaikan, Meisa Siregar.

Meisa Siregar mengaku tidak bisa berterima dengan perlakuan kekerasan yang dihadapi cucunya. Meisa juga mengungkapkan kekesalan hatinya selama ini terhadap pelaku, yang mana tersangka kerap membatasi korban bertemu dengan keluarga khususnya kepada Meisa selaku nenek. Ternyata, hubungan Ayah korban dengan pelaku pun tak mendapat restu dari Meisa Siregar.

Baca Juga: Viral Video Ibu Didik Anaknya dengan Kekerasan, Pelaku Terancam Bui

1. Korban kini dirawat neneknya

Meisa Siregar, nenek korban yang dianiaya ibu tirinya (Dok.IDN Times/Istimewa)

Nenek korban mengisahkan singkat soal tersangka dengan suaminya yang tidak memberi izin kepadanya untuk merawat korban. Padahal masa bayi, korban sempat diasuhnya. Kini, Meisa merasa sedih melihat cucunya, bukan saja karena diperlakukan kasar tetapi juga tubuhnya yang semakin kurus, seperti orang yang kurang diurus.

Sekarang, setelah pelaku ditahan, korban bersama neneknya dan sedang proses pemulihan dari traumatik yang dialami selama ini. Nenek korban berharap cucunya bisa menjalani hari-harinya selayaknya anak seusianya dan belajar secara formal. Kelak mampu mendapatkan kehidupan yang lebih baik. Korban sendiri pun mengaku ingin segera bermain bersama teman-temannya di sekolah. 

2. Guru korban turut prihatin atas kekerasan yang dialami korban

Sekolah dimana korban menimbah ilmu (Dok.IDN Times/Istimewa)

Terpisah, beberapa guru yang mengajar GS ikut prihatin atas pengalaman pahit yang dirasakan GS. Salah satu guru di sekolah tempat GS menempuh pendidikan, Rosintauli Pasaribu prihatin dengan informasi kekerasan yang dialami siswanya dari pemberitaan media massa dan juga video yang beredar. 

Di mata Rosintauli Pasaribu, GS dikenal sebagai siswi yang aktif di sekolah dengan kemampuan yang cukup baik dalam mengikuti proses belajar. Selama ini pun, korban merupakan anak yang cukup baik bergaul dengan temannya dan korban tidak pernah mengeluh karena perbuatan Ibu tirinya.

Pihak sekolah dan teman-temannya berharap kondisi psikologis siswi kelas II itu bisa segera pulih dan sembuh dari traumanya. GS diharapkan bisa secepatnya kembali ke sekolah.

Baca Juga: 3 Jenis Judi Diungkap Polres Simalungun, Salah Satunya Lewat Website

Berita Terkini Lainnya