Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Medan, IDN Times - Korupsi adalah kejahatan yang serius. Korupsi merusak pasar, merusak proses demokrasi, melanggar HAM, meruntuhkan tatanan hukum, menurunkan kualitas hidup, dan biasanya dia menyakiti orang yang miskin.
"Oleh karenanya korupsi harus dijadikan musuh bersama," kata Laode M Syarif, Wakil Ketua KPK saat berkunjung ke Universitas HKBP Nommensen Medan, Kamis (12/12).
Baca Juga: Gak Ada Kampus USU, Ini 10 Perguruan Tinggi Terbaik Versi Ristekdikti
1. Laode menganggap KPK yang seharusnya belajar ke Perguruan Tinggi untuk mencari solusi terbaik penanganan korupsi di Indonesia
(Wakil Ketua KPK Laode M. Syarif) IDN Times/Santi Dewi Menjadi pembicara dalam agenda kuliah umum yang mengangkat tema Peran Perguruan Tinggi Dalam Pemberantasan Korupsi, Laode menganggap KPK lah yang seharusnya belajar ke Perguruan Tinggi dan Organisasi Keagamaan untuk mencari solusi terbaik penanganan korupsi di Indonesia.
"Saya selalu tidak nyaman menjelaskan apa itu anti korupsi. Seharusnya KPK yang datang ke Perguruan Tinggi dan organisasi keagamaan untuk belajar anti korupsi," ujar Laode.
2. Laode: Korupsi bukan cuma jahat, tapi jauh lebih jahat dari kejahatan-kejahatan lainnya
(Wakil Ketua KPK Laode M Syarif) IDN Times/Aldilla Muharma Tak hanya itu, menurut Laode, ayat dari Alkitab, Amsal 1:7 yang terpampang di pintu masuk Gedung Fakultas Kedokteran Universitas HKBP Nommensen salah satu tulisan yang mewakili bahwa, korupsi bukan cuma jahat. Tapi jauh lebih jahat dari kejahatan-kejahatan lainnya.
"Saya berdiri, saya melihat tulisan itu, dari Amsal. Saya kira di situ semua sudah jelas. Kitab-kitab agama lainnya juga ada menjelaskan ini," ujar Laode.
3. Laode mengajak setiap elemen pemerintahan dan akademisi meningkatkan kesadaran korupsi
(Jaksa Agung ST Burhanuddin dan Wakil Ketua KPK Laode M Syarif) ANTARA FOTO/Reno Esnir Laode mengatakan ada 1.500 karyawan, termasuk pegawai tidak tetap di KPK bertugas dan bertanggungjawab menangani korupsi dari Aceh sampai Papua.
"Keterbatasan tersebut, membuat KPK kesulitan mengawasi setiap lika-liku proyek negara," ujarnya.
Oleh karenanya, Laode mengajak setiap elemen pemerintahan dan akademisi meningkatkan kesadaran korupsi.
4. Para koruptor yang merugikan keuangan negara rata-rata berstatus profesional dan memiliki predikat yang tinggi
IDN Times/Aldzah Fatimah Aditya Kata Laode, para koruptor yang merugikan keuangan negara rata-rata berstatus profesional dan memiliki predikat sebagai orang terdidik.
"Mayoritas koruptor itu Magister. Nah, kenapa? karena korupsi selalu dilingkungan orang orang dengan kekuasaan," jelasnya.
5. Laode mengajak agar mahasiswa dan pengajar kampus mulai membiasakan hidup jujur dan disiplin
Lima pimpinan KPK foto bersama dengan Presiden Joko Widodo di Hakordia 2018. (Twitter.com/@LaodeMSyarif) Laode mengajak agar mahasiswa dan pengajar kampus, mulai membiasakan hidup jujur dan disiplin. Sebab, mahasiswa lah yang menjadi corong pemimpin masa depan.
"Sulit dibayangkan, bila mahasiswa yang titip absen, korupsi logistik oleh aktivis mahasiswa setiap kegiatan, atau dosen yang menjual modul pembelajaran hingga akreditasi kampus yang tidak sesuai dengan sebenarnya, ke depan menjadi pemimpin negara," tutupnya.
Baca Juga: Unik, Anak Medan Ini Bisnis Gelang dan Tasbih dari Biji Kopi