TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Transpuan Sumut Berharap Gak Ada Lagi Prank Seperti Ferdian Paleka

Rere: Transpuan juga manusia, sama-sama WNI

YouTuber Ferdian Paleka bersama dua rekannya akhirnya ditahan. Ferdian ditangkap di jalur Tol Merak-Jakarta pada Jumat (8/5) pukul 01.00 WIB (IDN Times/Azzis Z.)

Medan, IDN Times - Beberapa waktu lalu, seorang Youtuber bernama Ferdian Paleka menghebohkan jagat maya Indonesia lantaran konten 'prank' donasi berisi sampah yang diberikan kepada transpuan dan warga Bandung lainnya. Viral dan cukup cepat pergerakan masyarakat untuk melaporkan tindakan yang dilakukan Ferdian Paleka ke pihak kepolisian. Hingga akhirnya Ferdian bersama dua temannya yakni M. Aidil dan Tubagus Fahdinar berhasil diringkus polisi pada Jumat (8/5).

Saat ini ketiga orang tersebut mendekam di Polrestabes Bandung. Ketika dimintai keterangannya oleh polisi, ketiganya mengaku bahwa tindakan prank ke transpuan memang dilakukan secara sengaja. Ketiganya mengaku tak menyukai kaum transpuan. 

Dari hasil penelitian Yayasan Arus Pelangi, transpuan memiliki target kekerasan tertinggi di Indonesia. Dari tahun 2006-2018, transpuan berada di posisi pertama sebagai korban tindak pidana kelompok LGBT dengan persentase 88 persen.

Melihat kasus tersebut, Rere, Ketua Persatuan Transpuan Sumatera Utara sangat menolak dan tidak menerima konten 'prank' seperti yang dilakukan Ferdian Paleka. Berikut penuturannya kepada IDN Times, Senin (11/5).

1. Rere: Menyampingkan kata komunitas, kita juga bisa melihat bersama-sama bahwa sisi kemanuasian itu gak ada banget dalam konten itu

(Pembuat konten YouTube bantuan 'sampah' untuk transpuan) IDN Times/Azzis Zulkhairil

Bagi Rere, tindakan tersebut merupakan pelecehan terhadap komunitas transpuan. Rere juga secara pribadi mengatakan tidak menyukai. Menurutnya, konten prank kebanyakan hal yang negatif.

"Menyampingkan kata komunitas, kita juga bisa melihat bersama-sama bahwa sisi kemanusiaannya itu gak ada banget dalam konten itu," ujar Rere.

"Karena dia menjatuhkan si transpuan, tanda kutip di luar dari transpuan pun dia adalah seorang manusia warga negara yang punya hak untuk dihargai, jadi kita sangat menolak konten yang seperti itu," sambungnya.

Baca Juga: Alasan Prank YouTuber Ferdian Paleka, Polisi: Demi Subscriber

2. Dengan adannya kejadian ini, Rere berharap tidak ada kasus serupa tanpa melihat gendernya

IDN Times/Azzis Zulkhairil

Dengan adannya kejadian ini, Rere berharap tidak ada kasus serupa tanpa melihat gendernya. Katanya, banyak hal positif yang bisa dijadikan konten untuk memotivasi dan menghibur. 

"Semoga tidak ada kejadian-kejadian seperti ini lagi dan ini akan menjadi pelajaran kepada seluruh masyarakat Indonesia, bukan hanya komunitas tertentu. Bahwa hal-hal seperti ini bisa merugikan diri sendiri. Jangan yang aneh-aneh lah," tuturnya.

3. Rere: Transpuan juga manusia dan jika melihat kehidupannya juga tidak ada yang aneh

IDN Times/Azzis Zulkhairil

Rere juga menuturkan bahwa transpuan juga manusia dan  jika melihat kehidupannya juga tidak ada yang aneh. 

"Mereka sama aja, mereka punya akal dan sama-sama WNI. Namun setiap orang punya jalan yang berbeda-beda untuk mengisi perut, membiayai kebutuhan hidup, itu beda-beda semua. Kita jangan men-judge orang karena dia itu mangkal, jangan," katanya.

"Semoga tidak ada lagi yang melakukan hal-hal seperti ini dengan siapapun. Mari saling menimbulkan rasa kemanusiaan sebagai WNI yang baik. Saling menghargai dan menasehati dengan etika-etika yang baik. Jangan ingin mengedukasi dengan pelecehan, ujaran kebencian dan kejahatan lainnya," tegas Rere.

Baca Juga: Pelarian YouTuber Prank Sampah Ferdian Paleka Berakhir di Merak

Berita Terkini Lainnya