TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Padi Terserang Penyakit Blas, Begini Cara Pengendaliannya

PTPH Sumut selamatkan tanaman padi para petani

ilustrasi petani menanam padi di area persawahan. (ANTARA FOTO/Arnas Padda)

Medan, IDN Times- Gerakan Pengendalian (Gerdal) Unit Pelaksana Teknis Perlindungan Tanaman Pangan dan Hortikultura (UPT PTPH) Sumatra Utara menggelar aksi untuk menyelamatkan puluhan hektare tanaman padi milik petani di Kabupaten Nias Utara dan Nias Barat. Soalnya ada serangan penyakit blas dan kresek yang marak terjadi saat ini.

Hal ini dilakukan agar tidak terjadi gagal panen yang bisa merugikan petani. 

Baca Juga: Hamil hingga Meninggal, 43 Calon Jemaah Haji  Medan Batal Berangkat

1. Aksi Gerdal dilakukan setelah mendapat laporan tingginya serangan terhadap tanaman padi

Aksi Gerakan Pengendalian (Gerdal) Unit Pelaksana Teknis Perlindungan Tanaman Pangan dan Hortikultura (UPT PTPH) Sumatra Utara (Istimewa/IDN Times)

Kepala UPT PTPH Sumut, Marino, mengatakan aksi Gerdal dilakukan setelah mendapat laporan dari personil Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan - Pengamat Hama dan Penyakit (POPT-PHP) di wilayah tersebut, seputar tingginya populasi berikut intensitas serangan terhadap tanaman padi.

Menurutnya, dalam laporan dini peringatan yang disampaikan koordinator POPT-PHP itu, serangan terjadi di areal pertanaman padi milik anggota Kelompok Tani (Poktan) Murah Senyum Desa Lasaro Sawo Kecamatan Sawo Kabupaten Nias Utara dan Poktan Wanita Matahari Desa Lasara Baene Kecamatan Medrehe Kabupaten Nias Barat.

“Pekan lalu kita ke Nias selama empat hari untuk melakukan gerakan pengendalian bersama para petani yang tanaman padinya terserang. Berdasarkan laporan yang kami terima, intensitas serangan yang dialami padi varietas Inpari 32 berusia 42 sampai 50 hari setelah tanam, sudah mencapai 3,7 persen, sehingga perlu segera dilakukan gerakan pengendalian untuk menyelamatkan pertanaman,” kata Marino, Selasa (21/6/2022).

Marino menambahkan setelah dilakukan serangkaian persiapan, disepakati untuk melakukan Gerdal di areal seluas 25 hektare. Berbekal alat dan sarana untuk aksi pengendalian, seperti alat pelindung diri, topi, masker dan sarung tangan.

Kemudian, pestisida Kuproxat sebanyak 20 liter, topsin 10 liter dan bahan pengendalian ramah lingkungan berupa Agens Hayati Trichoderma sebanyak 15 kilogram, tim dari PTPH Sumut dibantu personel POPT-PHP, Penyuluh Pertanian Lapangan dan para petani setempat, melakukan Gerdal tersebut.

2. Sebelum dilakukan Gerdal, pestisida dengan air dicampur terlebih dulu

pexels.com/Pixabay

Pada kesempatan itu, Kasi POPT UPT PTPH Sumut, Rukito, menjelaskan, sebelum dilakukan Gerdal, pihaknya terlebih dahulu mencampurkan bahan pengendalian berupa pestisida dengan air. Dosisnya, 2 mililiter (ml) pestisida per liter air. Setelah diaduk, campuran tersebut dimasukkan dalam wadah hand sprayer sebelum disemprotkan  secara serentak ke tanaman padi yang terserang.

“Pola penyemprotan juga kita atur, yakni bergerak maju secara serentak sampai seluruh areal yang terserang. Setelah itu, para penyemprot kembali ke tempat semula,” papar Rukito.

Baca Juga: Nek Sarwani, Si Pawang Harimau Aceh Tutup Usia

Berita Terkini Lainnya