TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Masa Pandemik, Henny Beralih Profesi dari EO Jadi Jual Sayur Online

Wow! Baru sebulan sudah berhasil menggaet 382 customer

Huta Fresh Market (IDN Times/Masdalena Napitupulu)

Medan, IDN Times - Henny Pandiangan (42), founder Matakail Communication salah satu event organizer yang berada di Medan mengaku terdampak karena pandemik COVID-19. Henny menuturkan ia harus putar otak untuk mendapatkan penghasilan lain di masa pendemik ini tanpa merumahkan para tim kreatifnya.

Kini, Henny berinisiatif untuk membuka usaha sayur daring dengan sebutan Huta Fresh Market. Sebulan berjalan, Henny sudah menggaet 382 customer. Namun, perharinya ada 40 customer tercatat yang melakukan pembelian.

"Kita ini sebenarnya bisnis event organizer, kalau dilihat di dalam itu ada booth-booth, printing, banyak dekorasi wedding. Di atas juga ada project officer, ini ada digital marketing, ada designer, kita aslinya agency event organizer," ujarnya saat ditemui di Huta Fresh Market, Jumat (15/5).

Seperti apa cerita lengkapnya? Berikut cerita Henny kepada IDN Times Sumut, enggan merumahkan tim kreatifnya hingga mencoba survive dengan jualan sayur secara online atau daring di masa pandemik. Yuk simak!

Baca Juga: [UPDATE] Pasien Corona Bertambah 16 Orang dan 48 Tenaga Medis Negatif

1. Henny dan tim kreatifnya banting setir dari EO Agency menjadi tukang jualan sayur daring. Hal ini dilakukan agar bisa bertahan hidup di masa pandemik

Huta Fresh Market (IDN Times/Masdalena Napitupulu)

Kata Henny, di masa pandemik ini sudah banyak event yang direschedule, bahkan beberapa sudah dibatalkan. Tak bisa pasrah, Henny dan tim kreatif-nya banting setir dari EO Agency menjadi tukang jualan sayur daring. Hal ini dilakukan agar bisa bertahan hidup di masa pandemik.

"Event terakhir ada BCA Expo di bulan Maret, kita sudah banyak schedule sampai bulan July, kan ini benar-benar mendadak sekali, bahkan ketika perintah WFH itu setengah tim aku udah di Palembang, tiba-tiba pandemik disuruh pulang".

"Untung saat itu kita masih bisa pulang, karena pada saat itu kan sudah ada yang tidak bisa pulang lagi, kasian banget kalau di Palembang, karena mereka bukan orang Palembang," tuturnya.

2. Masa karantina dijadikan momen untuk memikirkan bisnis baru

Huta Fresh Market (IDN Times/Masdalena Napitupulu)

Sepulang dari Palembang, Henny menuturkan bahwa ia dan timnya mengikuti anjuran pemerintah untuk melakukan karantina selama dua minggu. Di momen ini pula, Henny mulai memikirkan bisnis apa yang akan dilakukan di masa pandemik ini.

3. Di masa pandemik ini, Henny juga lebih peka terhadap sekitar

Huta Fresh Market (IDN Times/Masdalena Napitupulu)

Di masa pandemik ini, Henny juga lebih peka terhadap sekitar. Ya, bisnis dimulai berawal dari melihat pengalaman banyak orang yang mengurangi keramaian dan berkegiatan di rumah aja.

"Terus kita kan punya basic knowledge dan experience di dunia digital. Instagram cepat, tapi based lagi pengalaman ngambil darimana, kebetulan saat itu kita sedang jalan-jalan, coba kita yang dekat-dekat dari Kabanjahe," kata Henny.

"Dengan knowledge yang ada, ini semua tim-tim aku designer ini jadi tukang antar barang, ada project officer aku jadi tukang milah-milah sayuran, semua berubah. Orang produksi aku yang biasanya menangani booth-booth besar sekarang jadi ambil barang, kemarin baru pulang dari Saribudolok," sambungnya.

4. Bisnis sayur daring di Kota Medan memang bukan hal yang baru. Namun di tangan Henny, bisnis ini bisa tinggi peminat

Huta Fresh Market (IDN Times/Masdalena Napitupulu)

Bisnis sayur daring di Kota Medan memang bukan hal yang baru. Namun di tangan Henny, bisnis ini bisa tinggi peminat. Sejauh ini, Henny sudah mendapat customer tetap 40 orang per hari. Hingga kini, total customer sudah 382 dan miliki 2000 followers aktif di instagram dalam sebulan. 

"Customer senang karena semua bahan dibersihkan dan kita wrap. Memang nominalnya berbeda sekali dengan event, ya tapi kita mencoba bertahan".

"Di balik banyaknya para pebisnis ini, dibanding kita mati otaknya, oh oke good bisnis, dan sebulan jalan kita udah banyak tawaran distributor juga. Aku sejujurnya gak ngerti bisnis ini juga. Ya sesuatu yang positiflah di tengah pandemik ini," ujar Henny.

5. Bagi Henny, walau secara hitungan bisnis persentasenya oke, namun ia akan kembali ke bisnis utama ketika pandemik selesai

Huta Fresh Market (IDN Times/Masdalena Napitupulu)

Bagi Henny, walau secara hitungan bisnis persentasenya oke, namun ia akan kembali ke bisnis utama ketika pandemik selesai. Tapi ia juga akan mempertahankan bisnis sayur daringnya ini, tentu dengan karyawan baru.

"Secara bisnis persentasenya oke, tapikan nominalnya beda sekali. Tapi ini bisnis baru lah. Disamping kita pengen tetap mencoba kreativitas kita, digital perfomence, dengan kita mau bikin huta life ya, kita mau menginspirasi" tuturnya. 

6. Selain memulai bisnis baru, Henny juga memberi bantuan untuk desain dan foto gratis kepada customernya

IDN Times/Masdalena Napitupulu

Selain memulai bisnis baru, Henny juga memberi bantuan untuk desain dan foto gratis kepada customernya. Baginya, saat-saat seperti ini sangat penting untuk berkolaborasi dengan para petani dan UMKM. Untuk para petani, biasanya Henny akan menambah harga beli dibanding harga jual di pasar.

"Kalau dia bikin harga pasar Rp8 ribu, kita ambil Rp10 ribu. Jadi dia senang. Untuk para UMKM, karena banyak juga yang belanja, kita kasih free nih, sini kita bantu desainkan. Kita fotoin gratis. Kirim aja barangnya. Karena kan kita melihat yang bisnis UMKM, mungkin masakannya enak tapi tampilannya kurang menarik deh," ujarnya.

7. Semenjak berjualan sayur daring, Henny juga merasakan lebih dekat dengan para petani

IDN Times/Masdalena Napitupulu

Semenjak berjualan sayur daring, Henny juga merasakan lebih dekat dengan para petani. Menurutnya, di masa pandemik ini kita masih bisa makan berkat pahlawan-pahlawan pangan yang sangat berjasa. Henny berkeinginan untuk memiliki coldstorage berkapasitas besar yang mampu menyimpan produk pertanian agar bisa bertahan segar dalam waktu yang lama.

"Badai ini pasti berlalu ya, kita akan tetap balik ke bisnis kita yang lama dan buat aku ini salah satu kreativitas juga lah. Tapi yang sangat mengena ke aku nih ya, tenyata para petani itu pengen punya kepastian harga," tuturnya.

"Mimpinya punya coldstorage yang gede, itukan mahal ratusan juta. Jadi kita bisa rutin mengambil barang mereka dengan harga yang pasti, jadi mereka gak was-was," tambah Henny.

Baca Juga: Pakai Sendal Jepit dan Bawa Becak, Anggota DPRD Bagi-bagi Beras

Berita Terkini Lainnya