TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Jadi Badut, Bali Senang Hibur Anak-anak Penyintas Kanker

Bali tergabung dalam komunitas Badut Anak Sumatera

IDN Times/Masdalena Napitupulu

Medan, IDN Times - Saat ini memang sangat banyak komunitas yang dilahirkan di Kota Medan. Nah, kali ini IDN Times akan mengajak kamu untuk berkenalan dengan komunitas Badut Anak Sumatera (BAS). Berawal dari mengisi kegiatan bantuan sosial, komunitas BAS terbentuk dengan kumpulkan 10 orang anggota.

Muhammad Hambali (34) atau yang sering disapa Bali merupakan salah satu anggota BAS berdomisili di Tanjung Morawa. Ia bercerita komunitas tersebut dibentuk lantaran mereka tinggal di Sumatera. 

"Anggota tergabung dari Perbaungan, Tanjung Morawa dan Lubuk Pakam," ujarnya kepada IDN Times, Rabu (12/2).

1. Bali: Ada rasa bangga untuk meluangkan waktu menjadi seorang badut

IDN Times/Masdalena Napitupulu

Bali sehai-hari bekerja sebagai pegawai pabrik swasta di kawasan Tanjung Morawa. Ia bercerita, biasanya ia akan menjadi badut di hari weekend jika ada pemesanan. Secara pribadi, ia mengatakan ada rasa bangga untuk meluangkan waktunya menjadi seorang badut.

" Saya mulai jadi badut sejak 2014, sebelumnya saya hanya sulap saja, pekerjaan ini saya pilih karena niatnya bagus untuk menghibur orang, ya ini pekerjaan yang mulia secara pribadi," ucapnya.

Baca Juga: [EKSKLUSIF] Rajah Naibaho: Pasang Tato Harus Tahu Filosofinya

2. BAS aktif hadir dalam berbagai kegiatan sosial

IDN Times/Masdalena Napitupulu

Hal lain yang membuat komunitas ini menarik adalah aktif hadir dalam berbagai kegiatan sosial. Beberapa waktu lalu, mereka menghibur anak-anak penyintas kanker dalam peringatan hari kanker sedunia di RS Adam Malik.

"Saya gak malu jadi badut, rasanya kalau menghibur anak-anak itu senang, ada kepuasan tersendiri," ujar Bali seraya tersenyum.

3. Bali: Karena saya kerja juga, ya paling sebulan bisa dapat empat pesanan, ini bisa lebih tapi oper-oper ke teman

IDN Times/Masdalena Napitupulu

Bali mengatakan secara pribadi ia akan kebanjiran pesanan menjadi badut pada hari-hari tertentu. Namun, ia harus membatasinya. Biasanya, ia akan menerima empat pemesanan untuk sebulan. Bali memberikan tarif Rp 700 ribu hingga Rp 1,5 juta untuk sekali tampil.

"Karena saya kerja juga, ya paling sebulan bisa dapat empat pesanan, ini bisa lebih tapi oper-oper ke teman," tuturnya.

Baca Juga: Ada Badut dan Moge yang Hadirkan Tawa untuk Anak-anak Penderita Kanker

Berita Terkini Lainnya