TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Dilema Orangtua Murid di Medan Hadapi Belajar Tatap Muka 

Nilai belajar di rumah gak efektif, tapi khawatir tatap muka

Ilustrasi Sekolah dari Rumah (IDN Times/Arief Rahmat)

Medan, IDN Times - Kebijakan dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Anwar Makarim soal belajar tatap muka yang sedang dipersiapkan pemerintah Sumatra Utara maupun kota Medan menuai reaksi beragam dari orangtua siswa. Ada rasa was-was atau khawatir pada anak mereka karena faktanya pandemik COVID-19 belum juga usai.

Tapi di satu sisi, pembelajaran daring sejauh ini dirasa tidak efektif untuk siswa. Salah satu orangtua murid SD Perguruan Eria Medan, Rita mengakui bahwa dirinya menyambut baik kebijakan belajar tatap muka, sebab belajar online membuatnya kesusahan.

"Ya kalau saya tentu mendukunglah. Karena kalau tidak tatap muka itu membuat orangtua agak susah, lebih enak anak ke sekolah langsung. Semisal kan di rumah itu anak jadi manja dan malas. Kalau ada gurunya kan pasti lebih baik," ungkap Rita, Rabu (30/12/2020).

1. Proses belajar dirumah dinilai kurang efektif

Ilustrasi sekolah tatap muka (ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra)

Dirinya juga menyampaikan, sudah sejak bulan Maret hingga saat ini proses belajar di rumah dirasanya kurang efektif. Dikarenakan dirinya bekerja dari pagi hingga malam, sehingga waktu untuk memonitoring anak belajar sangat minim sebagai solusi, Rita menyewa guru les dirumah untuk belajar anaknya.

"Makanya karena takut tidak bisa terpantau, saya menyewa guru les agar proses belajar anak lebih baik," ujar Rita.

Baca Juga: Gubernur Edy Rahmayadi Beberkan 4 Syarat Belajar Tatap Muka

2. Bentuk antisipasi, orangtua murid terapkan secara ketat protokol kesehatan

Ilustrasi sekolah tatap muka. ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra

Sebagai bentuk antisipasi, maka orangtua murid menjalankan protokol kesehatan dengan melengkapi anaknya tetap memakai masker dan menjaga jarak dari teman-temannya saat di kelas dan waktu istirahat.

"Pastinya kita pahamkan dulu anak agar tahu apa saja yang harus dilakukan untuk mematui protokol kesehatan seperti pakai masker. Ketika pulang dari sekolah juga nanti langsung dijemput biar tidak berkerumun bersama kawan-kawannya. Terus sampai di rumah langsung mandi," jelas Rita.

3. Rita: Yang terpenting kalau pemerintah sudah bisa menjamin aman, ya kita ikuti

(Ilustrasi Pendidikan) IDN Times/Sukma Shakti

Rita yang bekerja di apotek ini menegaskan pula akan menyampaikan kepada pihak sekolah, sebagai harapannya untuk memperketat protokol kesehatan di sekolah jika nanti diberlakukan belajar tatap muka.

"Sampai saat ini masih percaya sih kalau pihak sekolah bisa melakukan itu. Karena sekarang aja sudah ditetapkan seperti pengadaan cek suhu tubuh, pakai masker, cuci tangan, dan jaga jarak. Yang terpenting, kalau pemerintah sudah bisa menjamin aman, ya kita ikuti. Kalau tidak, ya kesehatan tetap nomor satu," ujar Rita.

4. Ada juga orangtua khawatir tatap muka, karena anak-anak belum terlalu disiplin protokol kesehatan

Ilustrasi siswa SD mengenakan masker (ANTARA FOTO/Wahdi Septiawan)

Selain itu, orangtua murid lainnya bernama Riska mengutarakan rasa khawatirnya untuk melepas anaknya ke SD Pertiwi mengikuti proses belajar tatap muka karena sifat anaknya yang belum terlalu displin terharap protokol kesehatan.

"Gimana ya, di satu sisi sebenarnya senang karena anak akhirnya bisa belajar langsung dengan guru lagi. Tetapi di sisi lain kita masih khawatir sekali. Karena seperti anak saya suka degil. Di lingkungan rumah aja mau tidak pakai masker. Jadi takutnya dia malah berkerumun sama kawan-kawannya pas jam istirahat dan pulang," ujarnya.

"Kita berharap pihak sekolah memang dapat memaksimalkan pengawasannya, bagaimana agar murid tetap jaga jarak, pakai masker, dan tidak berkerumun," tambah Rizka.

Baca Juga: Pembelajaran Tatap Muka, Sekolah wajib Bentuk Tim Khusus COVID-19

Berita Terkini Lainnya