TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

RSUD Djasamen Saragih Minta Tambahan Perawat Tangani Pasien Corona

RSUD juga minta anggaran tambahan Rp43 juta

Rapat Lintas OPD dan Forkompimda Kota Siantar (IDN Times/Gideon Aritonang)

Pematangsiantar, IDN Times - Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Djasamen Saragih menjadi salah satu rumah sakit rujukan virus corona yang ditetapkan Kementerian Kesehatan RI. Rumah sakit kelas B ini sebelumnya kata DPRD Siantar masih belum layak untuk dijadikan rumah sakit rujukan. 

Sejumlah persoalan didapati dari ruang isolasi yang belum maksimal, tenaga perawat belum mencukupi sampai alat kesehatan yang minim. Untuk itu, RSUD dr. Djasamen Saragih meminta sejumlah fasilitas saat rapat penanganan virus corona di Pemko Siantar, Senin (16/3). 

Baca Juga: Sumut Siaga Corona, Gubernur Edy: Masyarakat Jangan Panik

1. Tambahan penghasilan tenaga medis kecil, risiko pekerjaan sangat tinggi

Rapat Lintas OPD dan Forkompimda Kota Siantar (IDN Times/Gideon Aritonang)

Wakil Direktur III RSUD dr. Djasamen Saragih Roni Sinaga mengungkap, pada rapat minggu lalu, mereka telah menyertakan sejumlah Alat Pelindung Diri (APD) tenaga medis. Saat ini RSUD dr. Djasamen Saragih masih memiliki 10 set APD. 

Roni Sinaga juga menyinggung rapat yang dilakukan berulang-ulang namun tidak ada keputusan atau eksekusi. "Kami sangat bermohon untuk tidak terlalu banyak rapat, tetapi marilah kita memikirkan bagaimana caranya APD ini bisa kepada angka yang lebih memadai," ucapnya. 

APD yang mereka miliki, kata dia hanya bisa meng-cover 5 pasien suspect corona. Ia menilai jika APD yang seadanya itu digunakan berulang-ulang sampai lebih dari 5 pasien, tenaga medis akan kemungkinan terjangkit virus corona. 

"Kasihan para medis kami di (RSUD) Djasamen Saragih itu, pak. Sudah TPP (Tambahan Penghasilan Pegawai) nya kecil kemudian resikonya sangat tinggi," jelasnya.

2. RSUD dr. Djasamen Saragih minta anggaran tambahan Rp43 juta

Ruang isolasi virus corona RSU Pematang Siantar (IDN Times/Gideon Aritonang)

Saat rapat yang digelar pada minggu lalu, Roni Sinaga mengaku telah mencantumkan harga sejumlah APD yang dibutukan, yakni sebesar Rp43 juta. Harga itu, kata dia saat ini mengalami kenaikan signifikan. 

"Harga yang kami ajukan pada tabel pertama pada minggu lalu itu masih harga SSH. Saat ini harga dipasar ini lebih 30 sampai 130 persen," terangnya. 

Untuk itu, ia menganjurkan agar anggaran itu dimasukkan ke dalam dana tidak terduga, karena dana tidak terduga jauh lebih memungkinkan dari dana RSUD dr Djasamen Saragih maupun Dinas Kesehatan. 

Baca Juga: Belum Ada Kasus Corona, Pemko Siantar Putuskan Sekolah Tidak Libur

Berita Terkini Lainnya