TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Datang ke Simalungun, Mensos Minta Bupati Monitor Penyaluran Bansos

Warga akui bansos turun dari Rp600 ribu jadi Rp300 ribu

Mensos Juliari Batubara (kanan) bersama Bupati Simalungun JR Saragih (IDN Times/Gideon Aritonang)

Simalungun, IDN Times - Menteri Sosial Juliari P. Batubara mengunjungi Kelurahan Perdagangan, Kecamatan Bandar, Kabupaten Simalungun, Kamis (12/11). Kedatangan mantan anggota DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan itu untuk memantau langsung penyaluran Bantuan Sosial Tunai (BST) di Balai Pertemuan Perdagangan. 

Juliari mengungkapkan bantuan tersebut diinisiasi Presiden Joko Widodo melalui Kementerian Sosial. "Kemensos yang bertugas di bidang perlindungan sosial, segera melakukan refocussing program dan realokasi anggaran dan selanjutnya menyalurkan berbagai bansos untuk masyarakat terdampak pandemik," kata Juliari.

Baca Juga: Pos Indonesia Salurkan Bansos Kemensos bagi 41.592 Keluarga di Simalungun

1. Kabupaten Simalungun merupakan daerah serapan tertinggi di Sumatra Utara

Mensos Juliari Batubara usai memantau penyaluran BST di Kabupaten Simalungun (IDN Times/Gideon Aritonang)

Dalam tugas penanganan dampak pandemik, Kementerian Sosial berada dalam klaster penyelenggaraan program jaring pengaman sosial (JPS). Kemensos mendistribusikan berbagai bantuan sosial (bansos) baik itu reguler, bansos khusus dan bansos tambahan.  

"BST ini adalah salah satu bansos khusus untuk membantu mengurangi beban perekonomian masyarakat yang tertekan oleh pandemik. Semoga bantuan ini bermanfaat. Gunakan bantuan ini sebaik-baiknya, jangan dipakai untuk membeli rokok," katanya.  

Kabupaten Simalungun, kata pria asli Mariah Bandar, merupakan Kabupaten dengan serapan tertinggi dan tercepat di Sumatera Utara. Hal ini berkat dukungan dari berbagai pihak, terutama pemerintah daerah. 

2. Juliari minta Bupati Simalungun monitor penyaluran bansos

Mensos Juliari Batubara memberikan BST kepada salah seorang warga penerima manfaat (IDN Times/Gideon Aritonang)

Pria kelahiran 22 Juli 1972 ini juga mengingatkan, bahwa bansos sifatnya sementara. Ia berharap masyarakat dan kepala daerah mampu menciptakan aktivitas, dan program yang bersifat pemberdayaan ekonomi masyarakat.  

"Bansos ini sifatnya sementara. Tidak terus menerus. Jadi saya harapkan pemerintah dan masyarakat bisa mencari terobosan sehabis mengembangkan program pemberdayaan ekonomi rakyat," ucapnya. 

Ia berpesan kepada Bupati Simalungun untuk mengecek penerima bantuan. Bila sudah "naik kelas" untuk tidak diberikan bantuan lagi. "Bantuan bisa untuk mereka yang belum mendapat bantuan. Jadi ada asas keadilan," katanya.

Berita Terkini Lainnya