TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Baru Masuk RS, Belum Swab, Langsung Dimakamkan di Pemakaman COVID-19

Keluarga almarhum kecewa dengan perlakuan rumah sakit

Pemakaman Jhonni di pemakaman khusus COVID-19 (Dok. IDN Times/Istimewa)

Pematang Siantar, IDN Times - Pemakaman protokol kesehatan COVID-19 menuai polemik di Kota Pematang Siantar, Sumatra Utara. Keluarga pasien bernama Jhonni Sibarani kecewa dengan kebijakan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Djasamen Saragih. 

Harapan besar keluarga pasien yang ingin menguburkan jenazah Jhonni Sibarani di tempat pemakaman keluarga atau umum harus kandas. Pihak rumah sakit mengambil keputusan agar jenazah warga Siopat Suhu, Kecamatan Siantar Timur itu dimakamkan di pemakaman khusus COVID-19 pada Selasa (1/9/2020) pagi. 

Pemakaman itu diketahui juga sebagai pemakaman Mr X. Dengan kata lain, Jhonni Sibarani dimakamkan bersama dengan jenazah-jenazah yang tidak diketahui identitasnya. 

Baca Juga: Ngilu! 12 Foto yang Bakal Bikin Kamu Nyeletuk Yah Apes Banget!

1. Jhonni Sibarani masih satu jam dirawat sebelum dinyatakan meninggal dunia

Pemakaman Jhonni Sibarani di pemakaman khusus COVID-19 (Dok. IDN Times/Istimewa)

Istri Jhonni Sibarani yang ditemui usai pemakaman mengaku kecewa dengan pihak rumah sakit. Dikisahkan boru Samosir ini, sang suami memang memiliki riwayat penyakit paru-paru dan sudah sering keluar masuk rumah sakit di Penang, Malaysia. 

Dikarenakan situasi pandemik ini, suaminya itu tidak bisa dirujuk lagi ke Malaysia sehingga harus dirawat di Rumah Sakit Vita Insani, Kota Siantar. Puncaknya, pada Senin (31/8), Jhonni yang telah diperbolehkan pulang itu merasa sesak dan harus dibawa kembali ke rumah sakit. 

Keluarga memutuskan membawa Jhonni ke RSUD dr. Djasamen Saragih pada sore harinya. Masih satu jam dirawat, rumah sakit menyatakan Jhonni yang dirawat di ruang isolasi itu meninggal dunia menjelang malam harinya. 

2. Rumah sakit belum melakukan swab maupun rapid test

Pemakaman Jhonni Sibarani di pemakaman khusus COVID-19 (Dok.IDN Times/Istimewa)

Menurut pengakuan boru Samosir, suaminya belum ada dilakukan swab maupun rapid test. Sementara pihak rumah sakit masih menginapkan jenazah Jhonny satu malam di ruang instalasi jenazah karena sudah larut malam untuk dimakamkan. 

"Belum ada rapid test dan swab belum, masa langsung dibilang COVID-19. Itu yang kita sesalkan sudah langsung di bilang COVID,” ujarnya. 

Saat berada di ruang isolasi, keluarga juga menyesalkan perawatan pihak rumah sakit. Ruangan yang tidak mendukung serta fasilitas minim. Sang suami pun, kata boru Samosir semakin sesak saat dirawat di ruangan eks pasien flu burung itu. 

3. "Saya sampai bersujud ke kaki mereka, saya bayar pun, mereka tidak mau. Kita tidak berharap dikebumikan di sini"

Pasien meninggal dunia diangkat untuk proses pemakaman COVID-19. Dok.IDN Times/bt

Setelah dinyatakan meninggal dunia, keluarga meminta agar jenazah dibawa keluarga ke kampung halaman di Laguboti, Kabupaten Toba. Namun pihak medis tidak mengizinkan karena beberapa pertimbangan. 

"Saya mau pulang tetapi mereka tidak mau menyutik formalin. Saya sampai bersujud ke kaki mereka, saya bayar pun, mereka tidak mau. Kita tidak berharap dikebumikan di sini," katanya. 

Diskusi sempat alot antara pihak keluarga dan rumah sakit. Namun karena waktu sudah mendesak, akhirnya pihak keluarga pasrah dan dengan berat hati menerima keputusah rumah sakit. 

"Waktu sudah mendesak. Tadinya mau ke Kampung Kristen cuma kita tidak tahu siapa," ujar boru Samosir.

Baca Juga: Baik untuk Kesehatan, 5 Manfaat Mengunyah Perlahan Sesuai Sunah Rasul

Berita Terkini Lainnya