TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Jembatan Alternatif Desa Sei Litur Roboh, Warga Melawan Derasnya Air  

Aktivitas masyarakat terhambat

IDN Times/Handoko

Langkat, IDN Times - Jembatan alternatif di Desa Sei Litur, Kecamatan Sawit Seberang, Kabupaten Langkat  roboh, Kamis (10/10). Akibat robohnya jembatan aliran Sungai Melati itu menghambat aktivitas masyarakat di sana.

Tidak ingin aktivitas terhambat. Beberapa masyarakat pun nekat mempertaruhkan nyawa melawan arus guna menyeberangi sungai. 

Karena, jembatan ini merupakan sebagai sarana bagi warga untuk menuju dari satu kampung ke perkampungan lain. Robohnya jembatan alternatif itu, diduga kuat karena tiang jembatan tersapu derasnya arus sungai akibat hujan yang cukup lebat. 

Baca Juga: Simpan Narkoba di Celana Dalam, Waria di Langkat Ditangkap

1. Jembatan utama tengah diperbaiki

IDN Times/Handoko

Pantauan di lapangan, jembatan utama yang biasa digunakan masyarakat dan letaknya bersebelahan dengan jembatan alternatif masih dalam proses pengerjaan yang di lakukan rekanan pemborong. Dengan kondisi seperti itu, sejumlah warga dan pelajar yang mengarungi sungai tersebut terlihat kesulitan. Tak jarang, ada beberapa warga yang terjatuh lantaran medan yang licin dan arus sungai yang deras. Sejumlah kendaraan juga tampak terhenti di tengah sungai karena mogok.

Wahyu (15) seorang  pelajar yang biasa melewati jembatan itu mengatakan, jembatan utama itu merupakan jalur yang biasa mereka gunakan untuk menuju sekolah. “Saat ini kami mengalami kesulitan, karena jembatan sementara yang biasa kami lalui rusak akibat banjir. Gak berani aku nyebrang bang, gak bisa sekolah aku hari ini," beber Wahyu.

Pada kesempatan yang sama, warga sekitar yang terdiri dari Ibu Rumah Tangga (IRT) melakukan aksi protes dan berteriak-teriak kepada pihak rekanan yang mebangunan jembatan itu. "Kami gak terima kalau begini bang. Seharusnya mereka membuatkan jembatan alternatif yang layak terlebih dahulu," teriak para IRT.

2. Kades kecewa dengan kontraktor

IDN Times/Handoko

Terpisah, Kepala Desa Sei Litur, Sawon AR mengaku bahwa pihak kontraktor sempat mendatanginya pada 25 September lalu. Pada saat itu sebelum pengerjaan kepala desa menyarankan agar membuat titi alternatif terlebih dahulu.

"Nyatanya, Kamis 26 September titi utama itu langsung di bongkar pada malam hari tanpa sepengetahuan saya dan keesokan harinya warga marah-marah sama saya, kenapa tak dibuat dulu titi alternatif. Selain itu, gak ada papan informasi yang terpampang di lokasi proyek," beber Sawon dengan nada kecewa.

Kades dan beberapa warga disana juga sempat mengutarakan. Akibat perbaikan jembatan utama tak kunjung segera terselesaikan. Sempat terjadi truk masuk terperosok kedalam sungai. "Sempat truk jatuh terperosok di sungai itu bang," katanya.

Baca Juga: Rehab Jembatan Bermasalah, Mahasiswa Demo ke Kantor Dinas PUPR Langkat

Berita Terkini Lainnya