Holding PLN Dipertanyakan, Disebut Berpotensi Melawan Hukum
Diskusi Holding PLN dan Transisi EBT digelar IWO Medan
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Medan, IDN Times- Sejumlah perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) melakukan strategi holding untuk memerkuat diri. Rencana itu juga akan dilakukan pemerintah untuk Perusahaan Listik Negara (PLN). Hal ini disebutkan Menteri BUMN untuk mengoptimalkan pembangkit.
Namun ada kecemasan soal strategi holding PLN. Hal itu terungkap Dalam acara Diskusi Publik yang digelar Ikatan Wartawan Online (IWO) Kota Medan dengan tema “Holding PLN dan Transisi Energi Fosil ke EBT” yang diselenggarakan di Ibis Styles Medan Pattimura, Senin (3/10/2022).
Pengamat sosial, Sutrisno Pangaribuan menyatakan holding PLN adalah sebuah keanehan dan itu tidak perlu dilakukan.
“PLN agak aneh kalau membentuk holding. Karena dia tidak punya perusahaan sejenis. Jadi yang dijadikan subholding adalah anak perusahaan, di antaranya PLN Energi Primer, PLN Nusantara Power, PLN Indonesia Power dan PLN Icon Plus penyedia jasa internet,” ujar Sutrisno.
Baca Juga: PLN Resmi Batalkan Program Kompor Listrik
1. Subholding ke anak perusahaan jadi sorotan
Penggabungan atau holding harusnya serumpun. Misalnya PLN Icon Plus digabung ke Telkomsel. Namun anak perusahaan jadi subholding menjadi pertanyaan.
Menurut Sutrisno, harusnya yang dipikirkan Menteri BUMN bagaimana memajukan perusahaan lain, buat apa PLN yang sudah berjalan malah dijadikan holding.
Bahkan dikhawatirkan hal itu akan memicu kenaikan tarif dasar listrik (TDL) setelah restrukturisasi PLN membentuk Holding dan Subholding. “Yang kita tahu, seperti Pertamina. Setelah di-holding, langsung naik BBM, tinggi lagi,” ungkap mantan anggota DPRD Sumut ini.
Dia juga mengatakan, agar PLN atau subholdingnya jangan sampai jadi perusahaan terbuka yang sahamnya dijual ke publik. "Kemudian juga Garuda yang terus merugi setelah IPO dan saat ini kondisinya bangkrut. Di luar masyarakat umum, Padahal belanja pejabat itu rutin naik Garuda. Tapi malah merugi. Ada isu PLN akan di-IPO-kan juga. Jangan sampai PLN seperti itu," ujarnya.
Baca Juga: Sah! PLN Resmi Bentuk Holding dan Subholding Optimalkan Pembangkit