TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Sudah Tiga Bulan Ditutup, Pelaku Usaha di Wisata Bukit Lawang Menjerit

Perekonomian warga lumpuh total!

Pertemuan yang dilakukan para pelaku usaha Bukit Lawang dengan Dinas Pariwisata (IDN Times/ istimewa)

Langkat, IDN Times - Para pelaku usaha di lokasi wisata Bukit Lawang, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, merasa didiskriminasi. Sebab, sejak diberlakukannya penutupan wisata Bukit Lawang, dampak dari pandemik Corona (COVID-19) beberapa bulan lalu hingga kini tidak ada perhatian dan solusi terbaik yang mereka terima dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara.

"Kenapa harus bukit lawang saja yang diisolasi (ditutup). Sementara pelaku usaha dan industri lain di Langkat tidak tutup?," tanya Anca seorang pelaku usaha di Bukit Lawang, Jumat (12/6).

Baca Juga: [UPDATE] Meroket Lagi, Positif COVID-19 di Sumut Bertambah 88 Kasus

1. Roda perekonomian lumpuh total diterpa pandemik COVID-19

Pertemuan dengan dinas pariwisata membahas lokasi wisata yang ditutup (IDN Times/ istimewa)

Tentunya penutupan yang diberlakukan sejak tanggal 17 Maret lalu membuat roda perekonomian disana lumpuh total. Sebab, selama ini masyarakat dan para pelaku usaha di sana mengandalkan wisata yang sudah menjadi Ikon Bumi Bertuah. Apa lagi penutupan sudah hampir empat bulan terjadi.

"Pastinya perekonomian lumpuh total. Inilah yang kami alami selama tiga bulan belakangan ini. Bagi kami pelaku usaha, mau tidak mau para pekerja harus dirumahkan untuk sementara hingga wisata kembali normal," terang dia.

Meski sedih melihat para karyawan dirumahkan. Namun tidak ada jalan lain selain mengambil keputusan itu.

"Gimana mau kita buat. Kalau ditanya dari lubuk hati, tentunya kami sedih harus memberhentikan karyawan kami. Tapi kalau dipekerjakan tanpa ada pemasukan. Pastinya usaha yang sudah dirintis dari awal akan tutup selamanya," sebut dia.

2. Lakukan pertemuan guna membuka wisata di Langkat

Mis Bakti selaku wakil ketua Forum Komunikasi Pariwisata Bukit Lawang (IDN Times/ istimewa)

Karena lokasi wisata Bukit Lawang merupakan salah satu destinasi yang paling terkenal dan ramai dikunjungi wisatawan lokal hingga mancanegara. Begitu juga menjadi sumber pemasukan retribusi daerah bagi Kabupaten Langkat. Peran pemerintah daerah seharusnya dapat memberikan solusi terbaik bagi wisata ini.

Para perwakilan pelaku usaha yang tergabung dalam Forum Komunikasi Pariwisata Bukit Lawang, mencoba mencari solusi dengan dinas terkat tersebut. Hingga disepakati, jika pihak dinas akan melakukan peninjauan ke lokasi Bukit Lawang.

"Jika tidak dibuka, bagaimana kita bisa melakukan pembenahan. Inilah sebenarnya yang kami pertanyakan kepada Dinas Pariwisata. Meskipun di masa pandemi Corona, seharunyakan ada cara lain untuk mencegah penyebaran. Tidak harus menutup total lokasi wisata," kata Mis Bakti, selaku wakil ketua Forum Komunikasi Pariwisata Bukit Lawang, usai melakukan pertemuan dengan Dinas Pariwisata.

3. Berusaha kembali hidupkan perekonomian di Bukit Lawang

Mis Bakti selaku wakil ketua Forum Komunikasi Pariwisata Bukit Lawang (IDN Times/ istimewa)

Untuk menghidupkan kembali roda perekonomian di wisata Bukit Lawang ditengah pandemi COVID-19. Mereka juga telah membuat atau menjalankan protokol kesehatan sesuai anjuran dari Tim Gugus Tugas Percepatan dan Pencegahan COVID-19. Baik itu menggunakan masker dan menyediakan tempat cuci tangan serta alat pendukung kesehatan lainya.

Semua dilakukan guna membangun Kabupaten Langkat khusunya wisata Bukit Lawang yang sudah dikenal dimata dunia. Karena destinasi wisata Bukit Lawang, memang menyajikan wisata alam yang sangat indah. Sehingga wisata ini harus terus berjalan dan dikenal hingga seluruh dunia.

"Semua sudah kami lakukan untuk mengantisipasi pandemi COVID-19. Makanya jika nantinya ada yang kurang dalam protokol kesehatan. Kasi tahu kami, jangan langsung ditutup seperti ini. Yang ada, masyarakat disini menjadi lapar dan dapat menimbulkan gejolak sosial," terang dia.

"Kami berharap bisa lekas aktif kembali, agar pekerja yang dirumahkan bisa dipanggil kembali dan produktif. Kasihan juga mereka siapa yang memperhatikan, mereka juga punya keluarga," tegasnya.

Baca Juga: [BREAKING] Plt Wali Kota Medan Diperiksa Polisi Terkait Anggaran MTQ

Berita Terkini Lainnya