WOW! Koperasi Baburrayyan Ekspor Kopi Gayo hingga ke Eropa dan Amerika
Petani kopi Sipirok studi banding ke Takengon
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Aceh Tengah, IDN Times - Langit di Kabupaten Bener Meriah, Aceh sangat cerah, Senin (25/2).
Matahari pagi menerangi gunung, pepohonan, hingga kebun kopi yang berada di halaman rumah Pak Hasibuan, tempat rombongan petani kopi asal Sipirok menginap.
Hari ini rombongan petani dan pengolah kopi yang berjumlah 38 orang akan melakukan studi banding hari terakhir.
Sebelum ke Takengon, rombongan petani dan pengolah kopi juga melakukam study banding ke Farmer Support Centre Starbuck di Brastagi, Sumatera Utara pada Sabtu (23/2). Serta ke Koperasi Petri Pintu di Bener Meriah, Aceh pada Minggu (24/2).
Pukul 08.30 WIB dua bus yang membawa rombongan bersama-sama bergerak menuju Dinas Pertanian Aceh Tengah terlebih dahulu untuk menjalin silaturahmi.
Baca Juga: Petani Kopi Sipirok Studi Banding ke Farmer Support Center Starbuck
1. Varietas Ateng Super akan segera diluncurkan
Kedatangan rombongan langsung disambut Plt Kepala Dinas Pertanian Aceh Tengah, Juanda.
Aceh tengah ini dijuluki Kota Kopi karena memang Kopi Gayo ini sudah terkenal hingga ke mancanegara.
"Untuk ladang kopi 49 ribu hektare, varietas Gayo 1 dan Gayo 2, ada pula Ateng (Aceh Tengah). Sedangkan varietas baru yang akan diluncurkan adalah Ateng Super (Gayo 3)," jelas Juanda.
Untuk penanganan pengolahan di Aceh Tengah di antaranya berkat adanya koperasi petani kopi, kafe, dan mobil kafe. Koperasi besar di Aceh Tengah ada enam.
"Saat ini kelompok petani kopi ada sebanyak 1.500 yang disahkan oleh Bupati. Sebelum disahkan bupati, akan dianggap sebagai kelompok petani kopi ilegal. Sehingga tidak akan dapat. Jumlah penyuluh yang ada di Aceh Tengah sebanyak 145 orang," tambah Juanda.
Baca Juga: Petani Kopi Sipirok Belajar Pengolahan Kopi Sampai ke Bener Meriah