TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Uniknya Tradisi Manampuang di Jorong Sitingkai Agam

Tradisi ini mengajarkan tentang kebersamaan

Tradisi Manampuang di Jorong Sitingkai, Nagari Koto Rantang, Palupuh, Kabupaten Agam, Provinsi Sumatera Barat, Senin (17/6/2024) (IDN Times/Arifin Al Alamudi)

Agam, IDN Times - Pada umumnya pembagian daging kurban pada Hari Raya Idul Adha menggunakan kupon. Setiap kepala keluarga (KK) penerima kurban akan mendapatkan satu kupon.

Namun hal yang berbeda terjadi di Masjid Taqwa Jorong Sitingkai, Nagari Koto Rantang, Palupuh, Kabupaten Agam, Provinsi Sumatera Barat. Pembagian daging kurban Idul Adha tidak menggunakan kupon. Tetapi setiap warga menunggu di pinggir jalan di depan masjid menggunakan plastik kresek.

"Kami siapkan seribu plastik tahun ini, siapapun yang datang boleh mendapatkan daging kurban dengan porsi yang sama," ujar Mulyadi, Ketua Panitia Kurban Masjid Taqwa Jorong Sitingkai pada IDN Times, Senin (17/6/2024).

Setiap individu akan diberikan satu plastik. Siapapun yang datang, dari kampung manapun akan kebagian. Jika satu KK terdiri dari 7 anggota keluarga maka total akan diberikan 7 plastik kresek dan semuanya akan mendapatkan bagian daging kurban. Unik kan!

Tradisi ini disebut Manampuang yang artinya menampung daging. Tradisi ini diyakini sudah dilakukan secara turun temurun sejak zaman dahulu oleh nenek moyang di Jorong Sitingkai.

"Kami gak tahu kapan tradisi ini dimulai, tapi saya yakin sebelum Indonesia Merdeka tradisi ini sudah ada. Sejak kecil saya sudah ikut tradisi ini," ujar pria 42 tahun ini.

Yuk lihat potret keseruan Tradisi Manampuang di Masjid Taqwa Jorong Sitingkai, Nagari Koto Rantang, Palupuh, Kabupaten Agam, Provinsi Sumatera Barat.

1. Tahun ini Masjid Taqwa Sitingkai menyembelih 4 ekor sapi dan 3 ekor kambing

2. Penyembelihan hewan kurban dilakukan sejak pagi usai salat Idul Adha

3. Hasil sembelihan akan dibagikan oleh panitia kurban ba'da Zuhur menggunakan gerobak sorong kepada seluruh penerima kurban

4. Tradisi Manampuang ini sangat tertib dan tidak ada yang berebutan. Setiap individu mendapatkan satu plastik kresek dan berbaris rapi di pinggir jalan

5. Tradisi ini, menurut Mulyadi, mengajarkan tentang kebersamaan. Setiap individu secara merata akan mendapatkan jumlah daging yang sama dan tidak ada yang berebut mendapat lebih banyak

6. Warga dari luar kampung juga diperbolehkan mengikuti tradisi ini, tidak ada tebang pilih

Berita Terkini Lainnya