TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Setelah Seminggu, Pengusaha Kerang Korban Kebakaran Meninggal Dunia

Istrinya masih menjalani perawatan di RS

IDN Times/Fadli Syahputra

Medan, IDN Times - Sepekan lebih menjalani perawatan intensif di rumah sakit. Rahmat Efendi akhirnya menghembuskan napas terakhir di Rumah Sakit Imelda Medan, Sumatera Utara, Kamis (18/4) sekira pukul 14.00 WIB.

Rahmat dan istri Nurmala Dewi mendapat perawatan serius karena luka bakar berat yang dialamiya akibat ledakan di rumah toko (Ruko) miliknya di Jalan Kruing Nomor 3D, Kelurahan Sekip, Kecamatan Medan Petisah, pada Kamis (11/4) petang.

Pascaledakan itu, Rahmat dan istrinya dilarikan ke Rumah Sakit Royal Prima Medan, Sumatera Utara. Di tengah perjalanan keduanya dipindah ke Rumah Sakit Imelda Medan, namun Rahmat meninggal dunia. Sementara sang istri masih menjalani perawatan untuk berjuang sembuh.

Baca Juga: [BREAKING] Pemilik Toko Sate Kerang dan Istrinya Luka Bakar Berat

1. Jenazah Rahmat dibawa ke rumah orang tua untuk disemayamkan

IDN Times/Fadli Syaputra

Kabar meninggalnya Rahmat sampai ke telinga keluarga, teman, pekerja dan tetangganya. Keluarga mengumumkan kabar meninggalnya Rahmat di Masjid Al Yasamin dan Al Ihsan sebelum jenazah tiba di rumah duka di Jalan PWS lorong Kerang, Kelurahan Sei Putih Timur II, Kecamatan Medan Petisah.

Rumah ini adalah peninggalan orang tuanya dan di tempat ini Rahmar dibesarkan sampai ahkirnya menjadi pengusaha sate kerang sukses.

Suasana sedih menyelimuti rumah duka menunggu jenazah tiba, tampak sanak famili, tetangga dan sahabat silih berganti datang ke rumah duka. Selain mengucapkan rasa berkabung, mereka datang ingin melihat jenazah Rahmat untuk terakhir kali, sebelum dimakamkan pada Jumat (19/4).

2. Keluarga, sahabat dan jiran tetangga masih tak menyangka Rahmat meninggal dunia

IDN Times/Fadli Syaputra

Pantauan di lokasi, isak tangis berulang kali terdengar di rumah duka. Keluarga, sahabat, dan jiran tetangga yang hadir masih tidak menyangka pria 43 tahun ini telah tiada. Tak sedikit pelayat bercerita mengenang kebaikan Rahmat. Pujian demi pujian keluar dari mulut mereka untuk Rahmat.

Tetangga Rahmat, Rianto (58) mengatakan, bahwa Rahmat adalah tetangga yang sangat baik meskipun ia baru pindah ke rumah baru di Jalan Kruing, yang keadaannya masih porak poranda usai kejadian ledakan.

"Sudah tujuh bulan Rahmat tidak tinggal di sini. Tapi dia masih sering main ke mari untuk melihat kondisi kakaknya," kata Rianto di rumah duka, Kamis sore.

"Selain ramah, dia juga sering beri sedekah ke masjid, warga kurang mampu seperti janda-janda tua juga sering dibantunya. Perangainya baik dan nggak pernah aneh-aneh. Pokoknya baguslah orangnya," ucap pria berkemeja liris merah itu.

3. Rahmat ditinggal sang ibu sewaktu dirinya masih bayi

IDN Times/Fadli Syaputra

Rianto menceritakan, Rahmat anak paling kecil dari delapan bersaudara, lima lelaki dan sisanya perempuan. Tapi Rahmat tidak seberuntung saudara-saudaranya yang merasakan kasih sayang ibunya.

Begitu Rahmat dilahirkan, selang beberapa jam kemudian ibunya meninggal dunia.

"Dia nggak sempat merasakan kasih sayang ibu, karena ibunya meninggal dunia malam setelah melahirkan Rahmat," ucap Rianto.

Ditanyai soal perasaannya mendengar kabar Rahmat meninggal dunia, Rianto mengaku sangat sedih.

"Menetes air mata saya begitu mendengar kabar ini. Dia itu orangnya baik dan bagus dalam pergaulan," kenang Rianto.

Baca Juga: 5 Fakta tentang Sate Kerang Rahmat yang Tertimpa Musibah Ledakan

Berita Terkini Lainnya