Pendidikan Guru Penggerak Bisa Dongkrak Literasi Digital
Risiko teknologi digital di antaranya adalah gangguan fisik
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Langkat, IDN Times - Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Langkat, Saiful Abdi menjelaskan transformasi pembelajaran sistem digital guru di Langkat masih banyak yang belum melek teknologi dan belum peduli terhadap program-program yang banyak.
“Kalau dahulu, guru mengajar dengan menggunakan metode pembelajaran dengan mendikte, observasi latihan, dan ulangan. Kini, melalui email, social networking, Group Ware, browsing, chatting, blogging, dan mailing list,” katanya saat menjadi pembicara pada Webinar Literasi Digital bertajuk “Guru Penggerak Literasi Digital” di Langkat, 25 Juni 2021.
Baca Juga: Mal di Medan Tutup Selama PPKM Darurat, Karyawan Work From Home
1. Platform pembelajaran digital salah satunya adalah Pendidikan Guru Penggerak
Menurutnya, literasi digital membutuhkan keterampilan digital dan kecakapan emosional. Dalam keterampilan digital perlu ada keterampilan menggunakan media seperti mengoperasikan tombol-tombol di media digital dan memahami isi media.
Selain itu, yang juga penting adalah kecakapan emosional yang disesuaikan dengan tumbuh kembang anak dan karakteristik medianya. Kemampuan yang diharapkan di era literasi digital tentunya apa yang dikembangkan Kemendikbud yaitu critical thinking, kemampuan berkomunikasi, kemampuan berkreativitas, dan kemampuan untuk bekerjasama.
“Platform pembelajaran digital salah satunya adalah Pendidikan Guru Penggerak, yang merupakan program pendidikan kepemimpinan bagi guru untuk menjadi pemimpin pembelajaran. Program ini meliputi pelatihan daring, lokakarya, konferensi, dan pendampingan selama 9 bulan bagi calon guru penggerak,” ungkapnya.
Baca Juga: Pedagang Kain Protes PPKM Darurat di Medan: Kami Mau Makan Apa?