TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Nasib Sekolah Islam Berusia 60 Tahun yang Nyaris Roboh di Simalungun

Sekolah gratis, kadang-kadang guru tak terima gaji 3 bulan

Ilustrasi sekolah di pedesaan (IDN Times/Patiar Manurung)

Simalungun, IDN Times - Satu bangunan semi permanen di Nagori Moho, Kecamatan Jawa Maraja Bah Jambi, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara kondisinya sudah reyot dan atapnya nyaris ambruk.

Asbesnya kupak-kapik dan bisa saja jatuh kapan pun. Pada bagian atapnya yang bolong akan membuat air hujan langsung masuk. 

Itulah kondisi Sekolah Dasar (SD) Al Washliyah yang terletak di Nagori Moho, Kecamatan Jawa Maraja Bah Jambi, Kabupaten Simalungun. Usianya sudah lebih dari setengah abad, namun aktivitas belajar mengajar masih aktif dilakukan.

Ada 36 murid menimba ilmu di sekolah tersebut.

Baca Juga: [BREAKING] Direksi Angkasa Pura II Kena OTT KPK, Ditemukan Uang Rp1 M

1. Sudah berdiri sejak 60 tahun lalu

IDN Times/Patiar Manurung

Ade, orang tua murid sekaligus guru mengatakan bahwa sekolah ini sudah ada sejak 60 tahun silam hanya saja kondisinya sangat memprihatinkan sehingga banyak orang tua tidak mau menyekolahkan anaknya di sekolah tersebut.

Tak heran hanya sedikit murid yang bersekolah di sini.

2. Dua kelas digabung menjadi satu

IDN Times/Patiar Manurung

Ia mengatakan bahwa di sana ada tiga SD, namun sebagian besar orang tua di desa tersebut lebih memilih SD Al Washliyah karena bernuansa islam yang diharapkan mampu mengubah paradigma  berpikir anak-anak mereka kelak lebih paham dan mau mendalami ilmu agama.

Sementara itu, mengenai ruang belajar ia mengakui bahwa saat ini ada kelas yang digabungkan yakni kelas I dan II, kelas III dan IV sementara V dan VI memiliki ruangan sendiri.

"Kondisinya seperti inilah, seperti yang Bapak lihat, tetapi kita sangat menginginkan sekolah ini karena pendidikan agama sangat diperlukan," ucap Ade.

3. Sekolah digratiskan, kadang-kadang guru tidak terima gaji 3 bulan

IDN Times/Patiar Manurung

Disinggung mengenai biaya sekolah, Ninda boru Damanik yang merupakan seorang guru mengungkapkan  siswa tidak ada dibebani biaya apapun. Karena sekolah yang berada di bawah naungan Dinas Pendidikan Kabupaten Simalungun ini sudah mendapatkan Bantuan Operasional Sekolah (BOS).

"Tidak ada kutipan sama sekali, gaji kami juga dari BOS walaupun terkadang kami dalam 3 bulan sekali belum tentu terima gaji. Yang penting kami bisa memberikan ilmu kepada para murid kami," ungkapnya. 

Baca Juga: Murid SD di Simalungun Belajar di Bangunan Sekolah yang Memprihatinkan

Berita Terkini Lainnya