TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Konsulat AS Upgrade Kapasitas 25 Guru Madrasah dan Pesantren di Sumut

Guru diajarkan memotivasi dan tidak menghakimi siswa

Seremoni Penutupan Program ELTT ini digelar di Aula Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (FITK UIN Sumut), Jumat (13/1/2023). (IDN Times/Arifin Al Alamudi)

Medan, IDN Times – Sebanyak 25 guru Bahasa Inggris Madrasah dan Pesantren di Sumut dinyatakan lulus mengikuti program English Language Teacher’s Training (ELTT). 

Pelatihan yang berlangsung selama tiga bulan diselenggarakan oleh Regional English Language Office (RELO) bekerjasama dengan Pascasarjana Pendidikan Bahasa Inggris, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sumut.

“Kami apresiasi pada semua pihak yang terlibat dalam program ini dan kepada semua peserta  yang sangat tekun mengikuti program ini. Mudah-mudahan apa yang didapat dari pelatihan ini bisa bermanfaat dan diterapkan di kampus-kampus dan sekolah-sekolah tempat bapak ibu sekalian mengajar,” ujar Konsul AS untuk Sumatra Dr. Gordon S. Church pada Seremoni Penutupan Program ELTT ini digelar di Aula Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (FITK UIN Sumut), Jumat (13/1/2023).

Menurutnya pendidikan sangat penting, khususnya pendidikan bahasa yang bisa membuat kita menjadi semakin mengerti tentang banyak hal dan memahami satu sama lain.

1. Pendaftaran batch kedua ditutup 15 Januari 2023 dan dibuka untuk 120 guru

Seremoni Penutupan Program ELTT ini digelar di Aula Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (FITK UIN Sumut), Jumat (13/1/2023). (IDN Times/Arifin Al Alamudi)

RELO merupakan misi Bagian Urusan Publik Kedutaan Besar Amerika Serikat dengan memperkuat Kemitraan Strategis antara AS dan Indonesia dengan membangun kapasitas melalui pengajaran dan pembelajaran bahasa Inggris di Indonesia.

ELTT ini merupakan program pertama yang bekerja sama dengan kampus UIN Sumut. Namun, menurut Gordon ini bukan yang terakhir. Program ini akan kembali berlanjut dengan jumlah peserta yang lebih besar lagi.

“Program ini bisa sukses atas ketekunan para instruktur. Akan ada batch kedua dengan jangkauan yang lebih luas.  Tahun ini akan digelar di Aceh, Bengkulu, Medan, Palembang, dan Bandar Lampung. Kami akan menggandakan jumlanya, batck 1 Medan memiliki 25 peserta, sedangkan pada batch 2 peserta menjadi 120 orang,” terangnya.

Saat ini pihaknya sedang dalam tahap perekrutan peserta. Pada batch kedua ini, selain guru madrasah dan pesantren, guru-guru dari sekolah umum juga boleh mendaftar dengan batas pendaftaran hingga 15 Januari 2023. Info pendaftaran bisa dicek di website dan akun instagram Konsulat AS.

Selain itu Konsul AS, tambahnya, juga mempunyai pendidikan enterprising di Aceh. Pada akhir Februari nanti Pendidikan enterprising ini akan digelar di Kota Medan.

“Hari ini adalah contoh kerja sama komprehensif antara Indonesia dan Amerika di bidang budaya dan pendidikan. Kami ingin selalu memperdalam dan melanjutkan kerjasama ini khususnya untuk masyarakat di Sumatera,” ungkapnya disambut tepuk tangan dari peserta yang hadir.

2. Guru diajarkan memotivasi dan tidak menghakimi siswa

Seremoni Penutupan Program ELTT di Aula Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (FITK UIN Sumut), Jumat (13/1/2023). (IDN Times/Arifin Al Alamudi)

Amalia Rabiatul Awaliyah, salah satu peserta yang lulus dengan nilai terbaik dalam ELTT batch 1 mengaku sangat senang bisa mendapatkan pelatihan ini. Ia bercerita awalnya mendapat informasi dari kepala sekolah tempat ia mengajar.

Sebelum mendapat pelatihan, Amalia mengajar Bahasa Inggris namun menggunakan Bahasa Indonesia. Dengan pelatihan ini ia semakin menyadari pentingnya berbahasa Inggris dalam mengajar Mata Pelajaran Bahasa inggris.

“Banyak tantangan yang saya hadapi. Salah satunya tantangan bagi kami untuk memotivasi murid agar tertarik belajar bahasa inggris. Saya juga belajar bagaimana mengelola kelas, mengajar di kelas dan memotivasi anak-anak untuk belajar. Sebelum bergabung dalam pelatihan ini saya selalu memberikan feedback yang sama terhadap siswa. Namun dengan pelatihan ini kami diajarkan untuk memberikan feedback yang lebih beragam pada siswa, itu penting membuat pelajar bisa nyaman belajar bahasa inggris,” ujar guru dari sekolah MAS Amaliyah Sunggal, Jalan Tani Asli ini.

Kemudian, tambah guru yang akrab disapa Amel ini, ia diajarkan untuk tidak memberikan feedback negatif atau menghakimi siswa. Karena hal itu bisa membuat mental siswa jadi down dan tidak tertarik untuk belajar lagi.

“Trainer kami mengajar dalam banyak metode. Ada yang memberikan games, memberikan materi kombinasi, ice breaking dan lain sebahainya. Setelah kursus ini saya bisa membuat kelas lebih aktif dan lebih fokus. Setelah pelatihan ini selesai, saya akan merindukan kalian semuanya,” ungkap perempuan 22 tahun ini.

Baca Juga: Jangan Salah, Ini Beda Cap Go Meh, Sa Cap Me, dan Ceng Beng

Berita Terkini Lainnya