Konflik Penyu Vs Manusia, Komantab: Penanganan Harus Lebih Serius
Mengosumsi daging Penyu dapat merusak kesehatan
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Tapanuli Tengah, IDN Times - Konflik Penyu dan manusia berujung terbunuhnya seekor Penyu Lekang terjadi di Desa Muara Nauli, Kecamatan Sorkam, Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatera Utara dalam pekan ini jadi viral.
Penyu yang diprediksi berbobot puluhan kilogram itu ditangkap warga saat naik ke pantai dan hendak bertelur.
Lantas, Penyu ditangkap sebelum bertelur. Diikat, dimasak dan disantap beramai-ramai oleh warga.
Peristiwa ini menyita perhatian banyak pihak, termasuk Komunitas Menjaga Pantai Barat (Komantab) berbasis di Kota Sibolga dan Kabupaten Tapanuli Tengah.
Dalam rangkaian kegiatan Ecotrip Penurunan Bendera di Poncan Gadang yang berlangsung Sabtu (31/8), komunitas ini menggelar diskusi terfokus membahas konflik tersebut.
Berikut pembahasannya:
Baca Juga: Keren! 17 Agustus, Komantab akan Kibarkan Merah Putih dari Dasar Laut
1. Kasus penyu dibantai tidak boleh terjadi lagi
"Konflik Penyu dan Manusia kita jadikan tema dalam diskusi terfokus kali ini, kita merasa gelisah dengan peristiwa beberapa hari lalu dimana seekor Penyu Lekang dibantai," kata Maecenas yang akrab disapa Doni.
Menurut Doni, dalam diskusi tersebut, puluhan peserta dari lintas komunitas bersepakat, persoalan ini tidak boleh terjadi lagi. Sikap tegas dan penanganan serius dari multipihak harus dilakukan.
"Kita sepakat menyerukan agar konflik antara Penyu dan manusia jangan terjadi lagi. Penangkapan terhadap penyu, terutama berjenis dilindungi seperti Penyu Lekang tentu berkontribusi terhadap rusaknya habitat laut," ujar Doni.
Baca Juga: Seekor Penyu Diduga Ditangkap Warga Tapteng dan Dijadikan Santapan