TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

TNBB-Huawei Jajaki Kerja Sama Bidang Teknologi Kecerdasan Artifisial

Untuk pengawasan aktivitas illegal dalam hutan

Huawei dan Rainforest Connection bekerja sama membangun Smart Forest Guardian menggunakan teknologi AI untuk melindungi hutan dari pembalakan dan perburuan liar, serta upaya konservasi alam di Taman Nasional Bali Barat (Dok. IDN Times)

Jakarta, IDN Times - Kepala Taman Nasional Bali Barat (TNBB) Agus Ngurah menerima kunjungan tim survei lapangan pemerintah, Sabtu (24/10/2020). Tim survei tersebut merupakan tim lintas kementerian yang terdiri dari perwakilan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Badan Siber dan Sandi Negara, Badan Intelijen Negara, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan bersama tim teknis Huawei melakukan penjajakan kerja sama pilot project CSR Huawei dalam program Tech4All, Smart Forest Guardian (pengawasan hutan dengan kecerdasan artifisial atau AI) yang diproyeksikan dibangun di kawasan Taman Nasional Bali Barat.

Kegiatan ini merupakan tidak lanjut  rapat koordinasi yang dilakukan oleh Kemenko Marves bersama dengan Kemenkominfo, KLHK, BPPT, BIN, BSSN, serta Huawei pada Rapat Koordinasi Peningkatan Pengawasan Kawasan Hutan secara virtual pada hari Selasa (06-10-2020).  

Menko Marves Luhut B. Pandjaitan yang memimpin rakor mengatakan bahwa peningkatan kawasan hutan menjadi hal yang utama. Ia mengatakan, dengan memanfaatkan teknologi Huawei pihaknya dapat langsung memantau perekaman data melalui suara, untuk dapat membuat data yang lengkap mengenai aktivitas hutan kita di Indonesia.

“Dengan teknologi tersebut, kita dapat mencegah aktivitas illegal yang terjadi di hutan kita. Kami meminta kepada Huawei dan seluruh kementerian dan lembaga terkait untuk dapat mengharmonisasi sistem dan data yang akan dikembangkan untuk dapat menjadi lompatan yang luar biasa dalam pengawasan aktivitas illegal dalam hutan di Indonesia,” ujarnya.

Baca Juga: Muncul Harimau, Objek Wisata Gunung Sibayak di Tutup Sementara

1. Huawei berkomitmen terus mendukung Indonesia mengantisipasi tantangan dan peluang melalui pemanfaatan teknologi

instagram.com/andrepriebs

Sehubungan dengan pemanfaatan teknologi yang dikembangkannya untuk tujuan preservasi lingkungan ini, Jacky Chen, CEO Huawei Indonesia mengatakan sebagai penyedia TIK terkemuka di dunia yang telah 20 tahun hadir di Indonesia, Huawei berkomitmen untuk terus mendukung Indonesia dalam mengantisipasi tantangan dan peluang melalui pemanfaatan teknologi.

"Selama masa pandemik, kami juga telah mengontribusikan teknologi Kecerdasan Arfisial (AI) dan Cloud bagi dunia kesehatan dan pendidikan. Merupakan kebanggaan bagi kami dapat memperluas kontribusi hingga menjangkau bidang lingkungan hidup di Indonesia melalui inisiatif global untuk inklusi digital TECH4ALL yang merupakan bagian dari tanggung jawab sosial Huawei dalam pemberdayaan teknologi digital bagi lingkungan, pendidikan dan kesehatan," ujarnya.

2. Teknologi AI untuk melindungi hutan dari pembalakan dan perburuan liar

hargaticket.net/Dwi okta

Huawei  berkolaborasi dengan Lembaga Nirlaba (NGO) Rainforest Connection membangun Smart Forest Guardian menggunakan teknologi AI untuk melindungi hutan dari pembalakan dan perburuan liar, serta upaya konservasi alam di Taman Nasional Bali Barat. Rainforest Connection telah menggunakan teknologi ini di hutan hujan tropis Kosta Rica, Filipina dan beberapa negara lain.

"Kami sangat percaya bahwa teknologi yang baik dapat membawa manfaat yang lebih besar bagi dunia. Keterlibatan ini menjadi bagian awal dari perjalanan bersama untuk lingkungan yang makin lestari," ujarnya.

Tim survei juga berkesempatan menerima arahan dari Wakil Menteri LHK Alue Dohong yang sedang melakukan kunjungan kerja ke Taman Nasional Bali Barat. Alue Dohong meninjau penangkaran burung Jalak Bali dan melakukan pelepasliaran Jalak Bali (23/10). Jalak Bali merupakan satwa endemik Bali yang menjadi maskot Taman Nasional Bali Barat. Keberadaannya di habitat aslinya hanya tinggal beberapa ratus ekor saja. Bahkan sempat nyaris punah karena perburuan liar.

Baca Juga: Ini 6 Satwa Langka ‘Penghuni’ Hutan Sumatra, Sudah Tahu Belum?

Berita Terkini Lainnya