TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Ferry Batubara Terpilih sebagai Ketua Umum HIMPKA Taman Siswa

Yayasan Taman Siswa mendekati usia 1 abad

Ketua Panitia Munas Himpka Taman Siswa, Ki Edi Susilo saat memberikan kata sambutan (Dok. IDN Times)

Palembang, IDN Times - Ferry Batubara, terpilih sebagai Ketua Umum HIMPKA Taman Siswa (Himpunan Keluarga) periode 2021-2026 pada Rapat Musyawarah Nasional yang dilaksanakan di Palembang, Minggu (10/10/2021). Alumni Universitas Taman Siswa ini memiliki visi untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.

“Sesuai dengan visi misi dari Himpka Taman Siswa sendiri, yaitu mengembalikan kejayaan sekolah Taman Siswa. Agar dapat membuat masyarakat menjadi lebih sejahtera,” ujarnya.

1. Taman Siswa didirikan oleh Ki Hajar Dewantara pada tahun 1922

Ki Hadjar Dewantara (Pranata (1959) Ki Hadjar Dewantara : Perintis perdjuangan kemerdekaan Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, p. 87)

Dijelaskannya, sekolah Taman Siswa yang berpusat di Jogyakarta ini akan menginjak usia 100 tahun atau 1 abad. Berdiri sejak tahun 1922 oleh Ki Hajar Dewantara yang merupakan tokoh pendidikan dan perjuangan di Indonesia, sekolah ini menciptakan generasi yang berprinsip ‘Een Voor Allen Maar Ook Allen Voor Een atau Satu untuk Semua, Semua untuk Satu Juga’.

“Untuk acara peringatan 1 abad sekolah Taman Siswa, kita sedang menunggu dari pusat tepatnya di Jogjakarta. Himpka nantinya hanya akan menyelaraskan,” ujarnya.

Direktur Pembinaan Tenaga dan Lembaga Kebudayaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset & Teknologi, Judi Wahjudin mengatakan kehadiran Himpka Taman Siswa bukan hanya angin segar bagi para alumni, tetapi bagi Taman Siswa sendiri. Karena ini menjadi bukti bahwa Taman Siswa sangat berkontribusi dalam pendidikan dan kebudayaan Indonesia.

“Kehadiran Himpka Taman Siswa ini sangat baik, apalagi bertepatan dengan momen 1 abad Taman Siswa. Saya harap, Himpka Taman Siswa dapat berkontribusi pada pemerintah,” ujarnya pada kesempatan tersebut.

2. Merdeka belajar menjadi pandu utama

visitingjogja.com

Dijelaskannya, Menteri Pendidikan, Nadiem Anwar Makarim dalam suatu kesempatan mengatakan bahwa istilah “Merdeka Belajar” terinpirasi dari Bapak Pendidikan Nasional.

Nadiem berpendapat, Ki Hadjar Dewantara mengajarkan semangat dan cara mendidik anak Indonesia untuk menjadi manusia yang merdeka batinnya, merdeka pikirnya, dan merdeka raga/tenaganya. Artinya dengan jargon “Merdeka Belajar” diharapkan, nilai-nilai ajaran KHD berdenyut dalam sistem Pendidikan Nasional kita.

Merdeka belajar menjadi pandu utama, kompas nilai-nilai untuk membuka jalan terbaik bagi wajah pendidikan nasional kita. Transformasi Tamansiswa dalam konteks ini, agar ajaran KHD yang Tekstual kemudian “dikontekstualkan” dengan tantangan era sekarang. KHD memiliki konsep Sifat-Bentuk-Isi-Irama (SBII).

Penekanan disini sangatlah urgent dalam menjawab tantangan zaman. Artinya Trilogi Pendidikan KHD (ing ngarsa sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani. ("di depan memberi contoh, di tengah memberi semangat, di belakang memberi dorongan") metode dan implementasinya harus “beradaptasi” dalam menjawab tantangan bagi Era “double” Disrupsi sekarang.

Trilogi pendidikan KHD disisi lain semestinya dapat menjadi nilai Filosofis bagi penyelengaraan sistem perpolitikan di republik ini , sehingga perpolitikan nasional kita dapat “mengkikis” Dinasti Politik maupun Oligarki Politik.

Berita Terkini Lainnya