TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Birokrasi Masih Amburadul, Medan Butuh Sosok Andal dalam Pembangunan

Kasus korupsi membuat pembangunan tidak ada kemajuan

Ilustrasi rapat secara daring. (ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso)

Medan, IDN Times - Kota Medan dinilai tertinggal dari kota-kota besar lain di Indonesia. Bila ditinjau dari usia, seharusnya Kota Medan sudah menjadi kota metropolitan termasuk kota paling terbesar di Indonesia khususnya bahkan kota terbesar dunia.

Namun kenyataannya, dalam perkembangannya, saat ini Kota Medan sangat tertinggal dibandingkan dengan kota-kota lain.

Akademisi FISIP USU, Indra Fauzan mengungkapkan, kondisi ini terjadi karena pada periode kepemimpinan Kota Medan sebelumnya, bahkan sampai saat ini, program pembangunan di Kota Medan tak diawali dengan perencanaan yang baik.

"Tidak ada perencanaan yang baik dalam program pembangunan, nyaris di seluruh sektor," Indra, Kamis (29/10/2020).

Baca Juga: Sumpah Pemuda, Gojek Medan Ajak Mitra Muda Berbagi Kisah Inspiratif

1. Kasus korupsi yang menjerat wali kota membuat pembangunan tidak ada kemajuan

Wali Kota Medan Nonaktif Tengku Dzulmi Eldin saat menjalani persidangan kasus korupsi yang menjerat dirinya, Kamis (9/1) lalu. (IDN Times/Prayugo Utomo)

Akibatnya, tambah Fauzan, seluruh program pembangunan yang ada seolah-olah berjalan sendiri alias autopilot. Dalam pembangunan kota misalnya, RTRW yang seharusnya menjadi rujukan sering kali diabaikan. Kondisi ini membuat program pembangunan terkesan sembarangan, yang pada ujungnya berdampak negatif terhadap lingkungan. Ketersediaan ruang terbuka hijau menjadi kurang, dan masalah banjir makin parah.

Belum lagi dengan birokrasi yang masih amburadul dan belum sepenuhnya transparan, kasus korupsi yang menjerat wali kota dan sejumlah pejabat, membuat pembangunan di Kota Medan tidak ada kemajuan.

Lihat saja kondisi jalan di inti kota dan yang di tingkat kelurahan, rusaknya semakin permanen. Ditambah adanya ‘wisata’ banjir di setiap sudut jalan bila hujan menngguyur Kota Medan. Sudah bisa kita pastikan, pemimpin kita ini hanya duduk diam.

2. Kinerja Pemko Medan masih negatif

Media Online

Pola kota autopilot yang terjadi selama ini semakin menegaskan kembali bahwa kinerja Pemko Medan masih negatif. Pelayanan publik yang diprogramkan masih sebatas jargon semata. Apabila warga ingin mengurus kelengkapan administrasi kependudukan, masih melewati birokrasi yang panjang.

Ke depan, kata Indra, kota ini membutuhkan pemimpin yang andal. Pemimpin yang mau terjun langsung ke lapangan dan mencari tahu masalah di masyarakat.

"Pemimpin yang andal, mau melakukan perubahan demi kepentingan masyarakat," katanya.

Baca Juga: Positif COVID-19, 41 Santri Pesantren di Medan Kini Sudah Sembuh

Berita Terkini Lainnya