Birokrasi Masih Amburadul, Medan Butuh Sosok Andal dalam Pembangunan
Kasus korupsi membuat pembangunan tidak ada kemajuan
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Medan, IDN Times - Kota Medan dinilai tertinggal dari kota-kota besar lain di Indonesia. Bila ditinjau dari usia, seharusnya Kota Medan sudah menjadi kota metropolitan termasuk kota paling terbesar di Indonesia khususnya bahkan kota terbesar dunia.
Namun kenyataannya, dalam perkembangannya, saat ini Kota Medan sangat tertinggal dibandingkan dengan kota-kota lain.
Akademisi FISIP USU, Indra Fauzan mengungkapkan, kondisi ini terjadi karena pada periode kepemimpinan Kota Medan sebelumnya, bahkan sampai saat ini, program pembangunan di Kota Medan tak diawali dengan perencanaan yang baik.
"Tidak ada perencanaan yang baik dalam program pembangunan, nyaris di seluruh sektor," Indra, Kamis (29/10/2020).
Baca Juga: Sumpah Pemuda, Gojek Medan Ajak Mitra Muda Berbagi Kisah Inspiratif
1. Kasus korupsi yang menjerat wali kota membuat pembangunan tidak ada kemajuan
Akibatnya, tambah Fauzan, seluruh program pembangunan yang ada seolah-olah berjalan sendiri alias autopilot. Dalam pembangunan kota misalnya, RTRW yang seharusnya menjadi rujukan sering kali diabaikan. Kondisi ini membuat program pembangunan terkesan sembarangan, yang pada ujungnya berdampak negatif terhadap lingkungan. Ketersediaan ruang terbuka hijau menjadi kurang, dan masalah banjir makin parah.
Belum lagi dengan birokrasi yang masih amburadul dan belum sepenuhnya transparan, kasus korupsi yang menjerat wali kota dan sejumlah pejabat, membuat pembangunan di Kota Medan tidak ada kemajuan.
Lihat saja kondisi jalan di inti kota dan yang di tingkat kelurahan, rusaknya semakin permanen. Ditambah adanya ‘wisata’ banjir di setiap sudut jalan bila hujan menngguyur Kota Medan. Sudah bisa kita pastikan, pemimpin kita ini hanya duduk diam.
Baca Juga: Positif COVID-19, 41 Santri Pesantren di Medan Kini Sudah Sembuh