Longsor di PLTA ESS, Ancaman Banjir Bandang di Barus dan Andam Dewi

- Bupati Tapteng keluarkan peringatan untuk warga
- Risiko di wilayah hilir
- Mulai dari camat hingga lingkungan diminta sebarkan informasi
Medan, IDN Times- Bencana masih mengintai Sumatra Utara setelah didera banjir bandang dan longsor pada 25 November 2025 lalu. Longsor di area atas turbin Pembangkit Listrik Tenaga Air Energi Sakti Sentosa (PLTA ESS) Sipulak, Kecamatan Pakkat, Humbang Hasundutan bisa berdampak pada Kabupaten Tapanuli Tengah. Ada potensi banjir bandang yang mengancam 2 Kecamatan di Tapanuli Tengah.
PLTA ESS Sipulak sudah mengeluarkan peringatan waspada terkait potensi banjir bandang yang dapat berdampak hingga ke Kecamatan Barus. Manager PLTA ESS, Johan Siahaan, menjelaskan bahwa longsor di atas turbin PLTA telah menutup aliran Sungai Aek Sirahar sehingga membentuk bendungan alami yang semakin meninggi.
“Kedalaman air sudah mencapai 70 meter. Jika hujan terus-menerus, tanah yang menahan air berpotensi jebol,” ujar Johan.
1. Bupati Tapteng keluarkan peringatan untuk warga

Menanggapi Bupati Tapanuli Tengah Masinton Pasaribu pun sudah mengeluarkan peringatan kepada warga Kecamatan Barus dan Andam Dewi. Bencana masih berpotensi terjadi di Tapteng.
“Informasi soal kondisi PLTA ESS di Humbahas sudah kami terima sejak tadi. Jika terjadi bencana besar, dampaknya bisa mengalir sampai ke Barus dan Andam Dewi,” ujar Masinton.
Diketahui Sungai Aek Sirahar dan Jemabatan Husor serta Desa-desa yang berada di muara sungai Aek Sirahar bisa terancam.
2. Risiko di wilayah hilir

Menurutnya, lonjakan debit air di hulu berpotensi membawa risiko serius di wilayah hilir apabila terjadi jebolnya kolam tampungan atau pembukaan pintu air secara tiba-tiba.
“Aliran dari PLTA ESS Sipulak mengarah ke Aek Sirahar, dan sungai itu melintasi wilayah Tapteng,” jelasnya.
Terkait langkah antisipasi, Masinton menegaskan bahwa Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tapteng sudah mengimbau masyarakat yang tinggal di sepanjang aliran Sungai Aek Sirahar, khususnya di Kecamatan Andam Dewi dan Barus, agar meningkatkan kewaspadaan.
“Kami meminta masyarakat tetap siaga menghadapi kemungkinan banjir maupun banjir bandang,” kata mantan anggota DPR-RI itu.
3. Mulai dari camat hingga lingkungan diminta sebarkan informasi

Pemkab Tapteng juga telah menyebarkan informasi potensi bencana melalui jajaran pemerintah kecamatan hingga tingkat kelurahan, desa, dan lingkungan.“Camat sudah kami instruksikan untuk meneruskan informasi ini kepada seluruh kepala desa dan lurah, agar masyarakat mendapat peringatan dini. Semua jajaran juga diminta mengantisipasi lonjakan debit air dari PLTA,” tegas Masinton.
Ia berharap masyarakat tetap tenang namun waspada, serta segera mengungsi ke titik aman apabila situasi mengharuskan. “Potensi banjir itu ada, jadi lebih baik bergerak cepat jika tanda-tandanya muncul,” ujarnya.
Masinton memastikan Pemkab Tapteng akan terus memantau perkembangan kondisi debit air di Sungai Aek Sirahar dan memberikan pembaruan secara berkala. “Mudah-mudahan situasinya aman, tetapi peringatan dini sudah kami sampaikan. Kami terus memperbarui data terkini,” tambahnya.
Ia juga mengingatkan bahwa curah hujan di wilayah hulu Humbahas masih tinggi, sehingga masyarakat diminta tetap meningkatkan kewaspadaan.


















