Harga Beras di Sumut Melonjak, Dugaan Kecurangan Mencuat

- Harga gabah tinggi, kilang sulit mendapat pasokan
- KPPU temukan dugaan oplosan dan kemasan tanpa label
- Satgas ambil sampel beras, pemda diminta aktif awasi distribusi
Medan, IDN Times – Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) bersama Tim Satuan Tugas Pangan Sumatera Utara melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke dua kilang padi di Kecamatan Beringin, Kabupaten Deli Serdang, Jumat (26/7/2025)
Langkah ini bertujuan memastikan ketersediaan pasokan dan mencegah praktik curang dalam distribusi beras, terutama jelang masa paceklik. Tim gabungan terdiri atas KPPU Kanwil I, Satgas Pangan Polda Sumut, Disperindag Sumut, dan Binda Sumut.
1. Harga gabah tinggi, kilang sulit mendapat gabah

Kilang Bintang Jaya dan Kilang Horas yang didatangi Satgas Pangan sama-sama mengeluhkan sulitnya memperoleh gabah dari petani. Harga gabah dari Serdang Bedagai telah mencapai Rp8.200/kg, sementara dari wilayah Aceh bahkan menyentuh Rp8.600/kg.
Akibatnya, harga jual beras medium dan premium di kedua kilang itu melebihi Harga Eceran Tertinggi (HET). Kilang Bintang Jaya, misalnya, menjual beras premium seharga Rp152 ribu per karung (25 kg) atau Rp6.080/kg, sementara Kilang Horas menjual beras medium hampir Rp14 ribu/kg.
2. KPPU temukan dugaan oplosan dan kemasan tanpa label

Kepala KPPU Kanwil I, Ridho Pamungkas, mengamati adanya indikasi praktik curang, seperti pengemasan beras medium yang dijual seolah-olah sebagai beras premium.
“Dari pengamatan kami, masih ditemukan kemasan tanpa label mutu, tanggal produksi, dan alamat produsen. Kami juga mengecek berat isi kemasan, yang meskipun masih dalam toleransi, perlu tetap diawasi. Selain itu, kami imbau masyarakat tidak panik karena pasokan akan kembali normal saat panen raya pertengahan Agustus,” jelas Ridho dalam keterangan resmi, Senin (28/7/2025).
Dia menegaskan KPPU akan terus memantau struktur pasar dan mendorong pelaku usaha menghindari kartel maupun permainan harga yang dapat merugikan konsumen.
3. Satgas ambil sampel beras, pemda diminta aktif awasi distribusi

Kasubdit I Indagsus Ditreskrimsus Polda Sumut, AKBP Edryan Wiguna, menegaskan pentingnya validasi data stok serta memperkuat peran Bulog sebagai pengendali harga. Pemerintah daerah juga diminta proaktif dalam pengawasan distribusi beras.
“Kami telah mengambil sampel beras dari produsen untuk diuji di laboratorium. Beberapa pihak juga sudah kami mintai keterangan. Hasilnya akan kami sampaikan secara terbuka begitu pemeriksaan selesai,” ujarnya.
Sementara itu, Kabid Dalam Negeri dan Tertib Niaga Disperindag Sumut, Charles Situmorang, meminta produsen melengkapi informasi wajib di kemasan. Pemerintah juga telah berkoordinasi dengan Bulog untuk mempercepat distribusi beras SPHP guna menekan harga di pasaran.