16 Korban Banjir Menjarah Karena Kelaparan, Wagub Sumut Minta Kebijaksaan Aparat
Medan, IDN Times – Aksi penjarahan gerai ritel mulai terjadi di kawasan Sibolga dan Tapanuli Tengah, Sumatera Utara. Aksi ini terjadi di tengah sulitnya akses masyarakat korban banjir bandang dan longsor terhadap bantuan logistik. Teranyar, 16 orang warga ditangkap karena diduga melakukan penjarahan. Mereka disebut masih ditahan Polres Sibolga untuk penyelidikan.
Wakil Gubernur Sumut Surya turut angkat bicara. Dia meminta agar aparat kepolisian bisa bijaksana menangani kasus itu. Karena penjarahan yang dilakukan diduga karena kebutuhan logistik masyarakat pasca bencana.
“Karena mungkin yang masyarakat itu masyarakat yang terdampak banjir, kita mintalah kebijaksanaan aparat penegak hukum,” kata Surya, Senin (16/11/2025).
Sebelumnya, Kepolisian Resor Sibolga menangkap 16 orang yang diduga terlibat dalam aksi penjarahan di tujuh gerai minimarket di Kota Sibolga. Aksi penjarahan itu terjadi pada Sabtu, 29 November 2025, di tengah situasi darurat pascabencana dan kelangkaan pangan yang sejak beberapa hari terakhir melanda wilayah Tapanuli Tengah dan Sibolga.
Ke-16 orang itu diamankan dari sejumlah lokasi berbeda di Kota Sibolga sejak Minggu, 30 November 2025. Mereka terdiri dari laki-laki berusia 17 hingga 27 tahun, masing-masing berinisial (20), SS (24), AZ (27), ZR (24), OFH (18), ART (19), DH (20), ISS (18), A (18), MS (18), BA (18), ER (21), DAM (18), ABS (18), D (18), dan BNH (17).
Ada tujuh minimarket yang menjadi sasaran massa dalam aksi penjarahan tersebut. Gerai-gerai itu yakni Indomaret di Jalan Singamaraja depan SPBU Kebun Jambu, Indomaret di Jalan Suprapto, Indomaret di Jalan Sibolga–Barus, serta beberapa gerai Alfamidi dan Alfamart di Jalan Sisingamaraja, Jalan Imam Bonjol, Jalan Suprapto, dan Jalan Merpati.
Aksi penjarahan berlangsung cepat dan terjadi hampir bersamaan di beberapa titik. Menurut beberapa informasi yang dihimpun, penjarahan terjadi di tengah kondisi masyarakat yang tidak mendapat akses bantuan logistik.
