TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Juni-Oktober, 22 Anak Meninggal Akibat Gagal Ginjal Misterius di Aceh

Rata-rata telat melakukan perujukan ke rumah sakit

ilustrasi gagal ginjal akut, acute kidney injury, cedera ginjal akut (unsplash.com/Olga Kononenko)

Banda Aceh, IDN Times - Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Cabang Provinsi Aceh mencatat ada 29 pasien anak yang menderita gangguan gagal ginjal akut atau acute kidney injury (AKI) di Serambi Makkah. 

“Jumlah keseluruhan itu ada 29 pasien. Yang terbanyak itu dari Banda Aceh,” kata Pengurus IDAI Cabang Provinsi Aceh, Zaki Akbar.

Baca Juga: Instruksi Gubernur Edy, Anak Gangguan Ginjal Akut Dievakuasi ke Medan 

1. Sejak Juni hingga Oktober, tercatat 22 anak meninggal akibat gangguan gagal ginjal

Ketua IDAI Cabang Provinsi Aceh, Syafruddin Haris dan Zaki Akbar. (IDN Times/Muhammad Saifullah)

Ketua IDAI Cabang Provinsi Aceh, Syafruddin Haris mengatakan, kasus gangguan gagal ginjal akut misterius pertama kali terdeteksi menyerang anak di Tanah Rencong diketahui pada Juni 2022. Kasus ini menyerang anak berusia dua tahun asal Kecamatan Indrapuri, Kabupaten Aceh Besar.

Sejak saat itu, kasus terus bertambah. Hingga Oktober 2022, jumlah pasien menderita  acute kidney injury telah mencapai 29 anak dan yang meninggal dunia mencapai 22 orang.

“Jadi dari bulan enam sampai bulan sepuluh ini terjadi peningkatan kematian yang tinggi. Jadi sampai saat ini ada sekitar 22 pasien yang meninggal,” kata Syafruddin.

2. Rata-rata orang tua pasien telat merujuk ke rumah sakit

Ketua IDAI Cabang Provinsi Aceh, Syafruddin Haris dan Zaki Akbar. (IDN Times/Muhammad Saifullah)

Syafruddin menyampaikan, dari sejumlah kasus yang ditemukan, orang tua pasien baru mengetahui anaknya mengalami gangguan gagal ginjal setelah beberapa hari tidak buang air kecil (BAK). Tidak hanya itu, selama itu pula, anak hanya dirawat di rumah serta membawa ke pelayanan kesehatan terdekat, baik mantri, bidan, atau praktik dokter.

Padahal, dikatakan ketua IDAI Cabang Provinsi Aceh, seharusnya orang tua langsung membawa anak-anaknya ketika mengetahui bahwa sudah lebih enam jam tidak buang air kecil sehingga tatalaksana penyembuhan bisa segera diambil tindakan.

“Tetapi kalau dia datang dengan enam hari tidak kencing, ini malah yang membuat pesan-pesan ini rata-rata yang meninggal,” ujarnya.

Menyikapi hal tersebut, kepada para orang tua diharapkan harus lebih sigap dan waspada ketika gejala-gejala yang telah disebutkannya di atas dialami oleh anak. Selain itu, ia menyarankan agar tidak sembarangan memberi obat tanpa konsultasi terlebih dahulu dengan rumah sakit.

Baca Juga: Perbedaan Gagal Ginjal Akut dan Penyakit Ginjal Kronis

Berita Terkini Lainnya