Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Sudah Punya Pasangan? Ini 4 Batasan yang Wajib Kamu Jaga di Kantor

ilustrasi rekan kerja (pexels.com/Mikhail Nilov)
ilustrasi rekan kerja (pexels.com/Mikhail Nilov)
Intinya sih...
  • Interaksi personal di luar konteks pekerjaan bisa menciptakan kedekatan emosional yang berisiko dan memicu gosip.
  • Bahasa tubuh, kontak fisik, dan candaan genit perlu diwaspadai agar tidak menimbulkan persepsi yang salah.
  • Batasi komunikasi di luar jam kerja hanya untuk hal-hal penting agar kehidupan pribadi tetap sehat dan seimbang.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Lingkungan kerja sering kali menjadi tempat di mana seseorang menghabiskan sebagian besar waktunya setiap hari. Interaksi yang intens dengan rekan kerja dan keakraban yang terbangun secara alami dapat menciptakan kedekatan emosional yang terkadang tidak disadari. Bagi seseorang yang sudah memiliki pasangan di luar kantor, penting untuk memahami bahwa kedekatan semacam ini bisa menimbulkan salah paham jika tidak diatur dengan batasan yang jelas.

Menjaga etika dalam hubungan sosial di kantor adalah bentuk penghormatan terhadap pasangan dan diri sendiri. Batasan yang sehat akan membantu menghindari situasi ambigu yang bisa memicu gosip atau perasaan tidak nyaman baik dari rekan kerja maupun pasangan di rumah.

Berikut adalah empat batasan penting yang perlu kamu jaga di lingkungan kerja jika sudah memiliki pasangan di luar kantor.

1. Hindari interaksi yang terlalu personal di luar konteks pekerjaan

ilustrasi rekan kerja (pexels.com/MART PRODUCTION)
ilustrasi rekan kerja (pexels.com/MART PRODUCTION)

Berinteraksi dengan rekan kerja adalah bagian dari rutinitas harian, tetapi jika percakapan mulai menyentuh ranah pribadi secara intens dan sering, maka itu bisa menjadi awal dari kedekatan emosional yang berisiko. Misalnya, membahas masalah rumah tangga, perasaan pribadi, atau keluhan soal pasangan bisa menciptakan ikatan emosional yang seharusnya tidak terjadi di luar hubungan profesional. Sering kali, kedekatan semacam ini tidak disadari hingga mulai menimbulkan keterikatan yang rumit.

Membatasi interaksi pada konteks pekerjaan saja adalah cara yang sehat untuk menjaga jarak emosional. Jika perlu berbicara di luar topik kerja, pastikan konteksnya tetap netral dan tidak bersifat pribadi. Hindari juga menjadikan satu rekan kerja sebagai tempat curhat utama karena bisa menimbulkan ketergantungan emosional.

2. Waspadai bahasa tubuh dan kontak fisik

ilustrasi rekan kerja (pexels.com/Sora Shimazaki)
ilustrasi rekan kerja (pexels.com/Sora Shimazaki)

Komunikasi nonverbal bisa memberi pesan yang lebih kuat dibanding kata-kata. Bahasa tubuh yang terlalu akrab seperti menyentuh lengan, bersandar saat berbicara, atau menatap terlalu lama bisa disalahartikan oleh orang lain. Hal ini terutama berisiko jika dilakukan secara konsisten kepada rekan kerja tertentu, karena bisa membangun persepsi yang tidak sesuai dengan kenyataan.

Kontak fisik, meskipun tampak sepele seperti tepukan di bahu atau salaman yang terlalu lama, dapat memberi kesan kedekatan yang lebih dari sekadar hubungan profesional. Untuk menjaga batasan, sebaiknya bersikap netral dan menjaga jarak fisik yang wajar dalam setiap interaksi. Dengan demikian, lingkungan kerja tetap nyaman dan tidak memberi ruang untuk spekulasi atau gosip.

3. Jangan membuka celah untuk saling menggoda

ilustrasi rekan kerja (pexels.com/Mikhail Nilov)
ilustrasi rekan kerja (pexels.com/Mikhail Nilov)

Humor memang bisa mencairkan suasana kerja, namun candaan yang bernada genit atau menggoda harus dihindari, terutama bagi yang sudah memiliki pasangan. Kalimat seperti memuji penampilan secara berlebihan atau memberi julukan manis bisa dianggap wajar oleh sebagian orang, tetapi sebenarnya berpotensi memberi sinyal bagi lawan bicara. Obrolan semacam ini bisa membuka celah bagi hubungan yang lebih intim dari seharusnya.

Menjaga profesionalitas dalam komunikasi termasuk memilih kata-kata yang tepat dan tidak bernuansa pribadi. Jika ada rekan kerja yang mulai melontarkan candaan flirty, sebaiknya tidak menanggapinya secara berlebihan. Sikap yang tegas namun tetap sopan akan menunjukkan bahwa diri ini menghormati pasangan serta menjaga batas profesional di tempat kerja.

4. Batasi komunikasi di luar jam kerja

ilustrasi pria yang sedang chatting (pexels.com/cottonbro studio)
ilustrasi pria yang sedang chatting (pexels.com/cottonbro studio)

Mengirim pesan atau menelepon rekan kerja di luar jam kerja sebaiknya dibatasi hanya untuk hal-hal penting dan menyangkut pekerjaan. Komunikasi yang intens di luar waktu kantor, apalagi jika bersifat personal, bisa menimbulkan ikatan yang tidak semestinya. Hal ini juga bisa memicu kecemburuan dari pasangan, terutama jika komunikasi tersebut berlangsung secara konsisten dan tanpa alasan yang jelas.

Menentukan batas waktu untuk urusan kerja adalah langkah penting agar kehidupan pribadi tetap sehat dan seimbang. Jika harus membalas pesan kerja di malam hari, usahakan tetap menjaga nada profesional dan tidak berlarut-larut. Dengan mengatur komunikasi secara bijak, tidak hanya relasi dengan pasangan yang terjaga, tetapi juga kualitas hubungan kerja tetap berjalan secara sehat dan efisien.

Menjalani hubungan yang sehat sambil tetap profesional di kantor adalah tantangan yang membutuhkan kesadaran dan kedewasaan. Tidak semua interaksi di tempat kerja harus dihindari, tetapi penting untuk memahami batas dan menjaga komitmen. Menjadi pribadi yang setia dan profesional bukan hanya tentang menghormati pasangan, tetapi juga tentang membangun integritas dalam lingkungan kerja.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Doni Hermawan
EditorDoni Hermawan
Follow Us

Latest Life Sumatera Utara

See More

Sudah Punya Pasangan? Ini 4 Batasan yang Wajib Kamu Jaga di Kantor

27 Sep 2025, 14:35 WIBLife