Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

7 Hal yang Harus Dipahami Atasan dalam Memimpin Karyawan Introvert

ilustrasi atasan memimpin rapat (unsplash.com/Austin Distel)

Dalam lingkungan kerja yang beragam, setiap individu memiliki kepribadian yang unik, termasuk dalam cara mereka berinteraksi dan bekerja. Salah satu tipe kepribadian yang sering kali kurang dipahami di tempat kerja adalah introvert.

Karyawan introvert cenderung lebih nyaman bekerja secara mandiri, lebih selektif dalam berkomunikasi, serta membutuhkan waktu untuk memproses informasi sebelum memberikan tanggapan.

Karyawan dengan kepribadian introvert sering kali memiliki potensi besar dalam berbagai aspek pekerjaan. Mereka cenderung berpikir lebih mendalam, memiliki fokus yang tinggi, serta mampu bekerja dengan ketelitian yang baik. Namun, tanpa pemahaman yang tepat dari atasan, potensi tersebut mungkin tidak dapat dimaksimalkan dengan optimal.

Supaya produktivitas semakin meningkat, langsung saja intip ketujuh hal yang harus dipahami atasan dalam memimpin karyawan introvert berikut ini. Let's scrolling!

1. Memberikan ruang untuk bekerja secara mandiri

ilustrasi atasan memimpin rapat (unsplash.com/Jason Goodman)

Karyawan introvert cenderung lebih nyaman bekerja secara mandiri dibandingkan dengan bekerja dalam kelompok yang terlalu besar. Mereka sering kali membutuhkan ruang yang tenang dan minim gangguan agar dapat menyelesaikan tugas dengan lebih efektif. Ketika lingkungan kerja terlalu ramai atau penuh dengan interaksi yang tidak perlu, fokus mereka bisa terganggu, yang pada akhirnya dapat berdampak pada produktivitas.

Menyediakan fleksibilitas dalam cara bekerja akan memberikan keuntungan bagi karyawan introvert. Kebijakan seperti opsi bekerja secara hybrid, pengurangan rapat yang tidak perlu, atau memberikan kesempatan bagi mereka untuk mengerjakan tugas secara individual akan membantu meningkatkan efisiensi kerja mereka.

2. Menghargai cara komunikasi yang berbeda

ilustrasi atasan memimpin rapat (unsplash.com/Jason Goodman)

Karyawan introvert memiliki gaya komunikasi yang berbeda dibandingkan dengan mereka yang ekstrovert. Mereka lebih memilih percakapan yang bermakna dibandingkan dengan obrolan ringan yang terlalu sering. Selain itu, mereka juga lebih cenderung mendengarkan dengan baik sebelum memberikan tanggapan.

Memberikan kesempatan kepada mereka untuk menyampaikan ide melalui cara yang lebih nyaman, seperti komunikasi tertulis atau pertemuan dalam kelompok kecil, dapat meningkatkan partisipasi mereka dalam diskusi tim. Selain itu, menghindari tekanan untuk berbicara di depan umum tanpa persiapan juga akan membantu mereka lebih percaya diri dalam menyampaikan pendapat.

3. Menghindari tekanan untuk terus berinteraksi sosial

ilustrasi atasan memimpin rapat (unsplash.com/Austin Distel)

Lingkungan kerja yang menuntut karyawan untuk terus berinteraksi secara sosial bisa menjadi tantangan bagi karyawan introvert. Meskipun mereka mampu berkomunikasi dengan baik, terlalu banyak interaksi sosial dapat menguras energi mereka. Kegiatan seperti rapat panjang yang tidak perlu, acara sosial perusahaan yang berlangsung terus-menerus, atau budaya kerja yang mengutamakan networking secara berlebihan dapat membuat mereka merasa lelah.

Pemimpin yang memahami kebutuhan ini dapat membantu dengan memberikan keseimbangan antara interaksi sosial dan waktu untuk bekerja sendiri. Mengizinkan mereka untuk mengatur ritme kerja sendiri dan tidak memaksa mereka untuk selalu terlibat dalam aktivitas sosial yang tidak diperlukan akan membantu mereka bekerja dengan lebih efektif.

4. Memberikan kesempatan untuk memproses informasi sebelum menjawab

ilustrasi atasan memimpin rapat (unsplash.com/Cherrydeck)

Karyawan introvert cenderung membutuhkan waktu lebih lama untuk memproses informasi sebelum memberikan tanggapan. Mereka lebih suka menganalisis suatu situasi terlebih dahulu sebelum mengambil keputusan atau menyampaikan pendapat. Dalam lingkungan kerja yang serba cepat, kebutuhan ini sering kali diabaikan, yang pada akhirnya dapat membuat mereka merasa tidak nyaman atau kurang percaya diri dalam menyampaikan ide.

Pemimpin yang memahami karakteristik ini dapat memberikan ruang bagi karyawan introvert untuk memproses informasi dengan baik sebelum memberikan tanggapan. Misalnya, memberikan bahan rapat terlebih dahulu sebelum pertemuan atau memberikan kesempatan bagi mereka untuk menyampaikan pendapat melalui email setelah diskusi berlangsung akan membantu mereka lebih nyaman dalam berkontribusi.

5. Tidak mengukur kinerja berdasarkan ekspresi

ilustrasi atasan memimpin rapat (unsplash.com/Campaign Creators)

Di banyak lingkungan kerja, seseorang yang lebih vokal sering kali dianggap lebih kompeten atau memiliki potensi kepemimpinan yang lebih besar. Namun, pendekatan ini tidak selalu adil bagi karyawan introvert yang mungkin tidak terlalu menonjol dalam hal berbicara di depan umum, tetapi memiliki kinerja yang luar biasa dalam tugas-tugas yang membutuhkan analisis dan fokus tinggi.

Pemimpin yang efektif tidak hanya mengukur kinerja berdasarkan seberapa sering seseorang berbicara atau menonjol dalam tim, tetapi juga berdasarkan hasil kerja yang dihasilkan. Menghargai kontribusi yang diberikan oleh karyawan introvert, baik dalam bentuk ide, analisis, atau hasil kerja yang berkualitas, akan menciptakan lingkungan kerja yang lebih adil dan inklusif.

6. Mengakui kontribusi dengan cara yang sesuai

ilustrasi atasan memimpin rapat (unsplash.com/MING Labs)

Pengakuan atas kerja keras dan pencapaian karyawan merupakan salah satu faktor yang dapat meningkatkan motivasi kerja. Namun, tidak semua orang nyaman dengan bentuk penghargaan yang sama. Karyawan introvert mungkin merasa tidak nyaman jika diberikan apresiasi dalam bentuk pengumuman publik atau penghargaan yang terlalu mencolok.

Memberikan penghargaan dengan cara yang lebih personal, seperti ucapan terima kasih secara langsung atau melalui email, dapat lebih berarti bagi mereka. Selain itu, memberikan kesempatan untuk mengembangkan keterampilan dan mendapatkan tanggung jawab yang lebih besar juga dapat menjadi bentuk apresiasi yang lebih sesuai dengan karakteristik mereka.

7. Memberikan kesempatan untuk berkembang dengan cara yang nyaman

ilustrasi atasan memimpin rapat (unsplash.com/Claire Nakkachi)

Setiap karyawan memiliki potensi untuk berkembang, termasuk mereka yang memiliki kepribadian introvert. Karyawan introvert mungkin lebih nyaman dalam program pengembangan yang bersifat individu, seperti mentoring atau pelatihan berbasis modul online, dibandingkan dengan pelatihan yang terlalu banyak melibatkan interaksi sosial.

Pemimpin yang memahami kebutuhan ini dapat memberikan berbagai pilihan dalam program pengembangan karyawan. Menyediakan jalur pertumbuhan yang sesuai dengan preferensi mereka akan membantu mereka berkembang tanpa harus merasa terpaksa keluar dari zona nyaman dengan cara yang tidak alami bagi mereka.

Dengan memberikan kesempatan bagi mereka untuk berkembang dengan cara yang nyaman, perusahaan dapat menciptakan lingkungan kerja yang lebih inklusif dan produktif. Yuk, ciptakan lingkungan kerja yang lebih positif!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Doni Hermawan
EditorDoni Hermawan
Follow Us