Berkat Tangan 3 Ibu Ini, Batik Khas Siantar Sampai ke Amerika Serikat

Selamat Hari Batik Nasional!

Pematangsiantar, IDN Times - Di tangan tiga orang wanita paruh baya, Kota Pematangsiantar memiliki batik khas lokal yang tidak kalah saing dengan batik-batik di luar Sumatera.

Mereka yakni, Chrissanty Simanungkalit, Rosmawati Situmorang, dan Duhita. 

Ribuan lembar kain yang dihiasi motif batik telah berhasil diproduksi wanita-wanita kreatif ini.

Bagi mereka, usia tidak menjadi kendala untuk berkreasi, terlebih lagi pembuatan kain batik mereka tidak menggunakan bantuan mesin melainkan dengan tangan sendiri. 

Dari tangan 'jahil' ibu-ibu rumah tangga ini, mereka menciptakan batik khas Kota Pematangsiantar, yang meliputi budaya Batak Simalungun, Batak Toba dan Becak BSA. Meskipun membawa khas daerah lokal, mereka juga tidak menolak jika ada pemesan yang menginginkan motif budaya luar daerah.

1. Berawal dari ikut kursus membatik program Dinas Koperasi dan UMKM Pematangsiantar dan akhirnya membuat 'Sere Batik'

Berkat Tangan 3 Ibu Ini, Batik Khas Siantar Sampai ke Amerika SerikatIDN Times/Gidon Aritonang

Saat ditemui di ruang kerja mereka dengan tinta dan kain di Jalan Siatas Barita, Kecamatan Siantar Timur, Rosmawati Situmorang menceritakan awal dirinya dan Duhita mulai berkecimpung di dunia batik-membatik. 

Sekitar tahun 2017, Pemko Pematangsiantar melalui Dinas Koperasi dan UMKM membuat program kursus membatik. Belasan orang mengikuti program tersebut. Namum seiring berjalannya waktu, hanya ketiga ibu-ibu ini yang tetap 'tercebur tinta batik'. 

Setelah mengikuti kursus membatik, Santy kemudian membuka usaha batik yang dinamakam 'Sere Batik'. Wanita yang juga bekerja di Pemko Pematangsiantar ini kemudian mengajak ibu-ibu yang sebelumnya ikut kursus untuk ikut bergabung. 

Namun seiring berjalannya waktu, hanya ketiga wanita kreatif ini yang masih menikmatik proses pembuatan batik. Peserta kurus membatik lainnya, disebut-sebut tidak melanjutkan ilmu yang didapatnya itu. 

"Ada sekitar 15 orang yang ikut kursus membatik, termaksud ibu Duhita, dan ibu Santy. Kemudian atas inisiatif ibu Santy, dibuatlah 'Sere Batik' ini," terangnya di sela-sela membuat batik beberapa waktu lalu. 

Seiring berjalannya waktu, ketiga pengrajin ini beserta 9 orang lainnya bekesempatan mengikuti studi banding ke kota batik, Pekalongan. Kurang lebih 4 hari berada di sana, Rosmawati mengaku mendapat ilmu tentang pewarnaan kain yang lebih maksimal. 

"Di Pekalongan itu pewarnaannya lebih bagus. Jadi, teknik pewarnaan itu yang kita bawa dan diterapkan disini," katanya. 

Baca Juga: Hari Batik Nasional, Peran Pemerintah Lestarikan Batik Belum Maksimal

2. Sere Batik telah membuat ribuan lembar kain batik dan telah sampai ke luar negeri

Berkat Tangan 3 Ibu Ini, Batik Khas Siantar Sampai ke Amerika SerikatIDN Times/Gideon Aritonang

Sejak berdiri tahun 2017, Sere Batik telah membuat ribuan lembar kain batik khas Pematangsiantar. Tidak jarang, kain batik hasil kreasi ibu-ibu itu dibawa ke luar negeri sebagai buah tangan. 

"Kami belum menjual ke luar negeri, tapi ada beberapa pelanggan yang membawa kain batik kita ke luar negeri untuk buah tangan, seperti Amerika dan Timor Leste," jelas Santy, pengusaha Sere Batik. 

Untuk proses pembuatan, Duhita mengaku biasanya mampu menyelesaikan hingga 2 lembar kain batik berbeda motif dengan rincian ukuran 2 meter×1,2 meter. Namun untuk motif khusus dari pemesan, mereka akan membutuhkan waktu lebih tergantung kesulitan pembuatan. 

"Biasanya itu dalam satu hari kami bisa membuat dua lembar kain batik. Tapi kan ada juga pemesan yang ingin motif khusus, itu ya tergantung kesulitan pembuatan. Biasanya ada yang satu lembar sampai satu harian mengerjakannya,"pungkas ibu bertubuh mungil ini. 

embuatan kain batik memilik 4 tahap pengerjaan, yakni mencetak, menembok, mewarna dan merebus. Dari 4 tahap tersebut, kata Duhita, tahap menembok memiliki kesulitan lebih dari tahap-tahap lainnya. 

"Semua bahan yang kami gunakan itu berasal dari Pulau Jawa," katanya. 

3. Harga kain batik yang dipasarkan bervariasi, mulai dari Rp 200 ribu sampai Rp 300 ribu

Berkat Tangan 3 Ibu Ini, Batik Khas Siantar Sampai ke Amerika SerikatIDN Times/Gideon Aritonang

Sejak berdiri dua tahun lalu, Sere Batik menjual kain batik hasil kreasi tangan jahil ibu-ibu itu bervariasi, mulai Rp 200 ribu hingga Rp 300 ribu tergantung kain yang digunakan dan motif.

Dari penuturan Rosmawati, untuk kain batik yang digunakan mereka ada 3 jenis, yakni katun Primis, Prima hingga Dobi.

"Tergantung motif pesanan dan kainnya. Kalau yang paling mahal itu kain Dobi dan standar itu kain Prima. Kalau pakai kain Dobi itu biasanya Rp 300 ribu,"jelasnya. 

Dari penuturan Santy, Sere Batik saat ini hanya memasarkan kain batiknya melalui media sosial Facebook, Instagram dan kontak pribadi. Rencananya Sere Batik akan memajangkan kreasi mereka di galeri sendiri. 

"Kami masih melalui media sosial. Kan rencananya kantor di lapangan pariwisata itu akan dibuat galeri untuk produk lokal, kita akan ambil bagian di situ," ucapnya. 

Baca Juga: Sambut Hari Batik 2 Oktober, Warga Solo Diimbau Pakai Batik 5 Hari

Topik:

  • Arifin Al Alamudi

Berita Terkini Lainnya